-Sneek peak-
"Vanya"
Vanya berdeham untuk menjawab panggilan Reyhan
"jangan pernah bersedih" kali ini Vanya melepas pelukannya dan menatap Reyhan dengan bibir mengerucutnya
"aku akan sedih jika kau pergi" ucap Vanya membuat Reyhan menahan nafasn...
My Playlist - just a little bit of your heart __________________________
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Kau bertengkar dengan siapa?" Tanya Bryan melihat bibir Vero yang robek, melihat Vero tidak berniat menjawab Bryan kembali berucap.
"kemarin benar benar tidak bertemu dengan Vanya?" Vero menghirup dalam dalam nikotin yang berada di jarinya sambil menatap pemandangan halaman sekolah yang sepi dari Rooftop sekolahnya "tidak mungkin bukan? Kau tau persis letak kamarnya dan dia bilang dia butuh istirahat. berarti Vanya di kamarnya"
"apa yang kau liat? adegan dewasa atau pernyataan cinta?" ucap Dylan membuat Vero menaikan alisnya. Dylan mendengus meledek pada Vero "ayolah.. aku lihat dia naik dan Reyhan berjalan tepat di belakangnya"
"sejak kapan mereka dekat?" sahut Bryan yang duduk bersandar pada kaca pembatas Rooftop sekolah melirik kearah Dylan dan Vero bergantian.
Dylan mengangkat bahunya acuh "mungkin lama, dihari Vanya pingsan dan kita datang ke Mansionnya. ia baru seminggu di Australi dan tidak mungkin hanya satu minggu mereka bertetangga, Reyhan bisa dengan mudah masuk kedalam Mansion Thomas hanya untuk memanggil Madelaine dan langsung pulang"
"kau memikirkan itu?" tanya Vero yang merasa tertarik dengan ucapan Dylan
"tentu sudah ku bilang aku menyukainya"
Rahang Vero seketika mengeras menatap Dylan dengan tatapan membunuhnya. bukannya merasa takut justru membuat Dylan tersenyum miring menatap Vero balik. semua orang tahu jika Dylan tidak benar benar dalam ucapannya, ia hanya ingin memancing Vero untuk menunjukan emosi cintanya yang belum pernah dilihat teman temannya dan hanya Dylan yang berani melakukan itu.
"wow ada apa ini? tumpulkan tatapan mu itu Vero. kau hampir menusuk Dylan dengan tatapan mu" tanya Natha yang baru datang dan melihat tatapan Vero "ayo masuk, cuacanya sedang dingin sekarang"
***
"aku ketempat Develyn"
"kalian bertengkar?" tanya Kezia yang duduk disamping Madelaine, Vannesa pun mengangkat bahunya acuh. tidak mengerti mengapa Vanya jarang berbicara di bandingkan sebelumnya
Madelaine menghembuskan nafas beratnya "aku tidak tahu salah ku. tapi disaat aku ajak bicara di mengabaikan ku, dia bahkan tidak melirik ku!"
"ingat ingat Mad apa yang sudah kau perbuat" ucap Vannesa, walaupun Vanya diam tapi ia lebih menjawab pertanyaan yang diberikan oleh Vannesa dibandingkan Madelaine