Part-13: Lebih dekat

558 93 10
                                    

Dengan sorot mata yang kosong, Dey masih menatap kaget wanita di depannya ini, Chika. Apa yang baru saja ia dengar benar-benar merubah mindset-nya terhadap Shamy. Shamy, laki-laki yang selalu terlihat sempurna dimata semua orang. Termasuk dimata Dey. Bukan hanya itu, kini tanda tanya banyak menghiasi kepala Dey tentang Chika dan Shamy. Apa hubungan mereka? Kenapa ia tidak tahu?

"Dey, lo gak mau minum dulu? Itu milkshake lo udah manggil-manggil dari tadi minta di minum" Dey sedikit tersentak, ia melirik gelas kaca yang sudah mengembun itu lalu segera meminumnya. Hanya sedikit.

Sementara Chika, wanita itu dengan nikmatnya menyesap secangkir kopi hitam pekat itu. Matanya ia edarkan menatap interior coffee shop yang ia dan Dey singgahi sepulang bekerja sore ini. Chika tau sebentar lagi temannya itu akan menyerbunya dengan berbagai pertanyaan.  Entahlah, sudah seberapa jauh mana temannya itu mendengarnya. Semoga Dey tidak mendengar banyak. Iya, semoga begitu.

"Sejak kapan lo denger obrolan gue sama laki-laki itu?" tanya Chika.

Dey melirik ke arah Chika, menatap lekat sahabatnya itu lalu menghela napas beratnya. "Gue denger semuanya, Chik. Tadi gue gak sengaja ngeliat lo masuk ke ruangan pak Shamy"

Chika terdiam, pandangannya ia jatuhkan kebawah menatap lantai keramik yang dingin itu. Apa mungkin ia harus jujur sekarang? Mau mengelak pun Dey sudah terlanjur mendengarnya langsung dari mulut laki-laki itu.

"Chik, lo kenapa gak pernah cerita ke gue? Lo gak nganggep gue ini sahabat lo, ha?"

"Dey, bukan gitu.."

"Terus ape, Chik? Itu namanya lo nyembunyiin kebusukannya pak Shamy. Lo kenapa sih?"

"Mana mungkin gue cerita kebusukan dia sama lo. Emangnya lo bakal percaya? Belum tentu'kan?" Chika membuang mukanya sebentar lalu kembali melirik Dey, "Dey, dia itu terlalu pinter nyembunyiin kebusukannya di depan semua orang. Bahkan di depan keluarganya sendiri."

Dey memijat pelan dahinya, ia benar-benar tidak habis pikir dengan seorang Shamy Natio. Manager tampan yang selama ini selalu ia eluh-eluhkan ternyata tidak seperti apa yang ia bayangkan. Bahkan dengan berengseknya Shamy sudah menyakiti Chika, sahabatnya.

"Chik, gue malu karena selalu muji-muji pak Shamy di depan lo selama ini. Gue bener-bener gak tau kalau lo dulu pernah punya cerita sama pak Shamy. Gue bego banget! Maafin gue ya, Chik?"

Chika mengangguk, ia paham, "Gak apa kok, Dey. Gak salah kok lo bisa suka sama dia. Kenyataan dia memang bisa nyuri perhatian semua orang. Termasuk lo"

"Eh, Chik, gue penasaran gimana awalnya lo bisa sebenci itu sama pak Shamy sekarang?" tanya Dey. Kali ini ia menatap Chika dengan rasa ingin tahu yang begitu besar.

"Beneran lo mau tau? Lo siap emangnya?"

"Iye, siap. Buruan.. "

"Yakin? Lo gak takut patah hati denger cerita gue nantinya?" goda Chika.

"Ck.. bener-bener lo bikin gue penasaran. Eh, Chik, gue tau pak Shamy ternyata pernah nyakitin perempuan aja udah bikin gue patah hati. Apalagi yang dia sakitin itu sahabat gue sendiri, yaitu elu."

Chika tersenyum simpul, ia semakin yakin untuk menceritakannya pada Dey. Lagi pula Chika sudah lama mengenal Dey. Sahabatnya itu sudah seperti saudara perempuan untuknya.

"Mungkin selama ini lo juga selalu bertanya-tanya siapa suami gue? siapa ayah dari anak gue? Ya, walaupun sebenarnya lo gak pernah nanya langsung ke gue, tapi gue tau, pasti rasa ingin tahu itu pernah ada di pikiran lo selama ini. Gak mungkin enggak" Chika melirik Dey sebentar lalu kembali melirik cangkir kopinya yang masih tersisa setengah, "Dulu gue salah Dey. Gue salah karena menjalin hubungan dengan laki-laki yang sudah beristri. Bahkan dia udah punya anak. Saat itu gue bener-bener dibuat jatuh cinta sejatuh-jatuhnya sama dia. Gue terlalu lemah dengan kata-kata manisnya, rayuannya. Gue bahkan gak peduli seberapa jauh perbedaan usia gue sama dia. Gue lupa sama status dia. Gue lupa apa tujuan gue dateng ke Jepang. Dan pada akhirnya gue bener-bener jadi orang yang bodoh! Sangat bodoh! Gue kasih apa yang seharusnya seorang wanita jaga, Dey."

River Flows In YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang