Part 10

165 86 46
                                    

Happy Reading 💓💅

__________


Hari libur! Yeay!! Semua murid menjadi senang saat ini. Namun, tidak sedikit pula yang merasa sedih, karena tidak bisa melihat crush yang diam-diam kita suka. Ada juga, karena tidak merasa nyaman di rumah. Seperti, Ana sekarang.

"Kamu siram tanaman di depan! Sekalian sapu halaman nya."

"Saya aja, Taun. Biar saya yang lakukan, ini kan tugas saya." balas Bi Ani.

"Bibi masak aja di dapur! Biar dia yang ngerjain tugas ini. Dia tidak pernah mau bekerja!"

Gibran bicara seolah-olah Ana tidak pernah bekerja di rumah ini. Padahal setiap hari ia selalu membantu Bi Ani melakukan tugas pekerjaan nya. Namun, apa ini? Kerja keras tak di anggap sama sekali. Apa karena Gibran yang tidak pernah melihat Ana bekerja?

Tangan besar Gibran mendorong-dorong tubuh Ana untuk berjalan ke arah luar. "Sudah cepat sana!"

"Iya, Yah."

Ana pun pergi ke halaman depan untuk melaksanakan tugas yang Gibran berikan tadi. Sesampainya di depan, ia melihat Mang Jajang yang sedang mencuci mobil Ayah nya. Yap!! Mang Jajang adalah supir pribadi Gibran yang sudah bekerja selama 9 tahun lama nya.

"Eh, Non Ana. Tumben keluar rumah. Biasanya Non di dalam mulu."

Dari mulai Ana kelas 3 SD. Ia tidak pernah keluar rumah selain sekolah. Ia sama sekali tidak pernah main di depan rumah bersama teman-teman. Atau pun pergi hangout bersama ketiga sahabatnya.

Selama ini Ana hanya menghabiskan waktu nya di dalam rumah. Jadi, wajar saja kalo tetangga sekitar merasa heran pada dirinya.

Mulai dari kelas 1 SMA lah Ana sudah seperti di antar pulang oleh teman cowok nya. Dan mulai hari ini lah Ana keluar rumah pada hari libur. Ya alih-alih mengerjakan tugas rumah yang berada di luar.

"Iya, Mang. Ana mau nyiram bunga sama nyapu halaman soalnya." ujar Ana.

"Yasudah, semangat ya, Non."

Ana mengangguk seraya mengulum senyuman. Lalu, ia mengambil selang yang berada tak jauh dari nya. Selang panjang itu ia gunakan untuk menyiram bunga-bunga indah yang ada di depan nya sekarang.

"Bunga-bunga, apakah kamu merasa ke dingin--an?"

Krik krik krik

Ada apa dengan Ana? Kenapa ia bertanya seperti itu pada bunga yang tidak bisa berbicara. Mungkinkah, ia ingin mencoba melakukan apa yang di lakukan oleh Upin, Ipin, dan Kak Ros. Ia penasaran apa kah itu benar-an?

"Kalo kamu dingin aku enggak bakal siram kamu lagi." sambungnya.

Perempuan dewasa yang sedang bersama anak lelaki nya, menatap heran ke arah Ana. Terlihat seperti orang aneh, tapi sangat menggemaskan. Sampai-sampai Ibu dan Anak itu menjadi ketawa melihat tingkah Ana.

"Kamu ngapain, sayang?"

Ana tersentak kaget mendengarnya. Suara itu terasa asing, namun terasa familiar juga. Dengan penasaran Ana pun melihat ke sumber suara. Terlihat Rina dan Farel yang sedang berdiri menatap nya. Tunggu! Tapi, mengapa Farel bersama Rina?

"Ah.. Tante. Ini aku lagi siram bunga." jawab Ana kikuk.

"Oh.. tapi, tumben banget kamu keluar rumah kaya gini. Biasanya di dalam terus sampe orang yang ada di samping Tante jadi kangen berat."

Farel seketika melotot kaget, lalu menyenggol lengan Bunda nya agar tidak membicarakan semuanya.

"Ha? Maksudnya, Tan?"

EverythingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang