Happy Reading 💓💅
____________
Linda yang tanpa basa-basi langsung menerobos masuk kedalam ruangan untuk melihat sendiri keadaan Gibran. Ia berlari sambil menangis dan memohon bahwa semua ini tidak benar-benar terjadi.
Dari belakang, Linda diikuti oleh Nataline. Ia harus menemani Linda agar tidak terjadi apa-apa dan mencoba untuk memberi kekuatan.
Ia dan Linda masuk dengan perlengkapan medis agar tidak terjadi sesuatu. Saat ia masuk kedalam ruangan yang sangat menegangkan ini, betapa syok nya ia saat melihat Ana sedang terbaring lemas dengan alat-alat medis menempel ditubuhnya. Dan tak jauh dari Ana, terdapat seseorang yang sudah tertutup kain putih seluruh tubuhnya.
Sudah pasti itu adalah Gibran, ayahnya Ana."Kak Gibran!!!" teriak Linda histeris menghampiri Gibran dan langsung memeluk tubuhnya erat-erat.
Sedangkan Nataline, ia menghampiri Ana dengan tangis yang ia tahan rapat-rapat. Hati nya sangat sakit melihat keadaan Ana saat ini, ia juga tak menyangka bahwa semuanya akan seperti ini dalam waktu sekejap.
"Na, lo kuat banget. Gue bangga punya sahabat kaya lo." ucap Nataline sambil menggenggam tangan dingin milik Ana.
Andai saja ia menemani Ana pergi ke toilet, sudah pasti semua ini gak akan terjadi. Ia sudah berjanji akan menjaga Ana saat situasi tersulitnya, tapi ia gagal.
Hati Nataline sangat sakit saat melihat bagian kepala Ana yang terbalut perban berlapis-lapis. Ia tak bisa membayangkan betapa sakit nya itu.
"Saat lo bangun nanti, gue harap lo bisa kuat dan ikhlas. Gue bakal terus ada di samping lo." ujar Nataline.
Kemudian, ia menghampiri Linda yang dari tadi terus-menerus memeluk tubuh Gibran amat kencang dan terlihat para suster yang mencoba melepaskan pelukkan Linda.
Nataline pun memberikan kode kapada para suster agar dibiarkan saja. Ia yang akan mencoba menenagkan Linda.
Para suster itu pun menurutinya. Mereka juga mengerti bagaimana perasaan Linda dan Nataline saat ini.
"Tante... harus kuat." ucap Nataline.
Linda menggeleng, ia tak bisa meng-iyakan perkataan Nataline barusan. Ia tak bisa menutupi semuanya bahwa saat ini ia sedang tidak baik-baik saja.
"Tante gak kuat, Nat. Tante gak bisa kaya gini, Tante sayang banget sama mereka berdua. Kenapa salah satu dari mereka harus diambil secepat ini?" kata Linda.
Nataline pun langsung mendekap tubuh Linda dan ikut menangis."Aku tau, Tan. Tapi, Tante gak boleh kaya gini. Om Gibran gak akan tenang kalo Tante gak bisa ikhlas."
Yash, memang kadang sesuatu yang sangat sangat kita sayang dengan begitu tiba-tiba langsung diambil oleh pemilik aslinya. Entah apa itu sebabnya. Mungkin Sang Pencipta memberikan mereka untuk memberikan pelajaran bahwa sesuatu yang ada di dunia ini itu tidak abadi. Dan Sang Pencipta mengajarkan bahwa kita harus menghargai seseorang yang saat ini bersama kita.
Jangan sampe kalian menyesal jika sudah kehilangan mereka.
"Tante... mending sekarang kita siapin pemakaman buat Om Gibran."
"Kak Gibran belum meninggal, Nat. Dia masih hidup, dia masih mau jagain Ana disini." balas Linda.
Nataline terdiam, ia hanya bisa memberikan kekuatan untuk Linda. Ia tak tahu harus bagaimana, karena situasi ini memang sangat menyakitkan.
"Lebih baik Tante yang mati dari pada Kak Gibran. Tante gak tega kalo gak ada Kak Gibran di hidup Ana."
"Sttt, Tante gak boleh ngomong kaya gitu. Ini semua takdir, kan tadi Tante yang bilang sendiri ke aku. Jadi sekarang Tante liat Ana, gimana? kalo Tante lemah kaya gini gimana mau melindungi Ana nanti?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Everything
Teen Fiction(FOLLOW DULU BARU BACA🙇) Jangan jadi silent readers! "Apa aku seburuk itu sampai-sampai Ayah gak mau menganggap aku sebagai anak?" tanya Ana memberanikan diri. "Ya! kamu bahkan lebih buruk dari seekor monyet!" Ana semakin menangis mendengar bahwa...