Happy Reading💓💅
____________
"Eh gaes gue pulang duluan ya, Kak Dani udah nungguin gue di depan." pamit Mawar yang buru-buru berlari setelah melihat notip wa dari hp nya.
"Hati-hati di jalan War!"
Yap, kini sudah waktunya untuk pulang dan juga waktunya untuk para murid eskul, jika berkenan.
Sekolah tak memaksa jika murid itu tidak ingin ikut eskul, tapi tahu konsekuensi nya sendiri. Tidak dapat nilai tambahan.
Biasanya murid yang tidak ikut eskul ialah murid-murid yang malas ataupun murid pandai karena ia lebih memilih menghabiskan waktunya untuk belajar di rumah.
"Emm gimana kalo kita shoping di mall atau nonton bioskop. Lagi ada film baru loh, seru banget kayanya." ajak Adel yang sangat bersemangat.
"Kayanya gue gak bisa ikut deh, soalnya gue mau nemenin Farel latihan basket." balas Ana.
Adel seketika tampak cemberut, matanya menampakkan rasa kekecewaan terhadap Ana. Namun, ia masih ada harapan pada satu orang yaitu Nataline.
Adel pun langsung saja menatap Nataline dengan ekspresi yang sangat berharap.
"Hehe sorry, gue juga mau nemenin Alex latihan basket." cengir Nataline.
"Yah... lo berdua gak asik ah. Masa gue di tinggal gitu aja. Mana Mawar udah pulang lagi." ujar Adel marah."Gini nih nasib jadi jomblo."
Jomblo memang selalu di tinggal oleh orang yang sudah mempunyai pasangan, entah itu selamanya atau hanya sementara. Tak ada yang tahu.
Ana dan Nataline merasa tidak enak terhadap Adel yang tampaknya sangat kecewa.
"Yaudah deh gue gak jadi, gue sama lo aja." kata Ana seraya merangkul pundak kekar Adel.
Adel melihat ke arah Ana. Ia pun sama denganya, merasa tidak enak bila Ana tak jadi menemani Farel latihan hanya karena dirinya. Bukankah itu sangat egois? tentu.
"Yailah gak usah gitu, gak papa kali. Gue kan juga bisa gabung sama kalian." kata Adel.
"Nah bener tuh, mending lo ikut aja kan ada Kak Befano juga di sana."
"Dih, terus kenapa anjir? apa urusannya sama gue. Idih."
Ana dan Nataline hanya tertawa dengan reaksi Adel. Mereka berdua tahu bahwa Adel dan Befano sedang marahan sebab Befano yang membawa motir tudak benar yang membuat mereka berdua harus nyusruk.
"Yaudah yuk ke kantin dulu beli minum." ajak Ana menarik kedua tangan sahabatnya itu.
*****
Menjadi kapten di sebuah tim memang tidak lah mudah. Ia mempunyai tanggung jawab yang besar dan juga harus konsisten.
Kapten harus memiliki jiwa yang lebih dewasa dari anggota nya dan juga tidak labil terhadap sesuatu.
Latihan yang sudah di mulai 5 menit yang lalu kini berlangsung dengan lancar. Semuanya terlihat baik-baik saja.
"Oper, Lex!" teriak Farel.
KAMU SEDANG MEMBACA
Everything
Teen Fiction(FOLLOW DULU BARU BACA🙇) Jangan jadi silent readers! "Apa aku seburuk itu sampai-sampai Ayah gak mau menganggap aku sebagai anak?" tanya Ana memberanikan diri. "Ya! kamu bahkan lebih buruk dari seekor monyet!" Ana semakin menangis mendengar bahwa...