Happy Reading 💓💅
__________
Farel mendengus dengan sebal. Hati nya tak karuan sekarang. Ia terus beradu dengan pikirannya.Kini ia sedang berada di depan gerbang rumah Ana dengan pikiran yang kacau. Kaki nya mengajak untuk melangkah masuk ke dalam rumah Ana. Namun, berbeda dengan logika nya yang menyuruh dirinya untuk pergi dari situ. Ia semakin bimbang, sampai-sampai seperti orang gila, karena hanya bulak-balik tak menentu dengan paperback di tangan nya.
"Dia udah pulang belum, ya? Apa gue balik aja? " gumam Farel pada dirinya sendiri. Sesekali ia melirik ke balkon kamar Ana yang terlihat sangat sepi. "Dah lah anjir balik aja."
Farel berjalan pergi meninggalkan tempat yang ia pijak dari tadi selama satu jam lebih. Kini ia memutuskan untuk pergi karena tidak punya nyali untuk masuk ke dalam rumah Ana. Hanya karena, ia takut saat masuk ke dalam dengan waktu yang tidak tepat.
Bisa saja kini Ana sedang belajar, atau pun sedang tidur, bisa juga kini ia belum pulang, dan juga mungkin kini ia sedang bertengkar dengan Ayah nya. Kemungkinan yang lain pun masih banyak lagi.
Saat baru saja berjalan pergi, Farel melihat cahaya motor yang menyorot dirinya. Terlihat sangat terang hingga membuat mata nya sakit. Farel pun menutupi nya dengan paperback edition yang ia bawa.
" Ana?! " ujar Farel.
Motor itu kini berhenti tepat di depan Farel yang terlihat melongo. Mata nya menatap ke arah dengan tatapan tidak percaya, lalu menatap ke arah cowok itu tak suka.
Melihat penampilan Ana yang berantakan membuat Farel menjadi naik pitam. Pikirannya langsung traveling ke mana-mana. Dengan langkah yang tegas ia langsung menghampiri cowok itu dengan raut wajah yang dingin.
Ana yang baru saja turun dari motor langsung menatap Farel heran. Kenapa Farel jam segini ada di depan rumah nya? "Kak Farel?"
"Turun lo!" titah Farel tegas seraya menarik kerah baju cowok itu erat. Sedangkan cowok itu hanya menuruti perkataan Farel dengan malas seraya menghempas kan tangan Farel dari kerah baju nya. "Lo apa in dia? Ha!"
BUGH
Tiba-tiba Farel langsung menghantam cowok itu dengan kencang tanpa mau mendengar penjelasan dari mulut cowok itu terlebih dahulu. "Berengsek, lo!"
BUGH
BUGH
Melihat cowok itu yang sama sekali tidak membalas pukulan yang Farel berikan membuat Ana menjadi khawatir. Ia takut cowok itu akan babak belur di tangan Farel. Tingkah Farel sama seperti yang di lakukan cowok tadi saat menolong Ana.
"Kak Farel! Stop!" teriak Ana seraya menarik tangan Farel agar tidak terus memukul cowok itu yang sudah terjatuh ke aspal dengan sobek di bibir. "Lo apa-apaan sih?!"
"Kenapa? Kenapa malah lo belain dia? Lo lebih suka sama cowok berengsek kaya dia? Ha! Jawab! " sentak Farel tepat di muka Ana.
Ana tertegun takut, kini Farel sedang membentak dirinya sangat kencang. Ia tak pernah menyangka bahwa Farel akan seperti ini. "Kalo lo enggak tau masalah nya mending diem aja! Jangan malah kaya gini!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Everything
Teen Fiction(FOLLOW DULU BARU BACA🙇) Jangan jadi silent readers! "Apa aku seburuk itu sampai-sampai Ayah gak mau menganggap aku sebagai anak?" tanya Ana memberanikan diri. "Ya! kamu bahkan lebih buruk dari seekor monyet!" Ana semakin menangis mendengar bahwa...