Happy Reading💅💓
___________
Ya... sesuai dengan perkataan Farel tadi, bahwa ia ingin berbicara dengan Ana. Berdua saja!
Kini mereka berdua sedang berada di taman belakang, duduk bersebelahan di bangku panjang dengan suasana yang begitu canggung. Tak ada yang mau berbicara, baik Farel atau pun Ana. Padahal nyata nya, Farel yang mengajak Ana untuk berbicara berdua. Tapi, menagapa ia malah seperti itu? aneh sekali bukan? ya tentu.
"Lo mau ngomong apa?" tanya Ana akhirnya, walaupun gugup ia tetap mencoba nya.
Farel seketika melihat ke arah Ana dengan tatapan yang sudah menahan tangis. Mata nya sudah sangat berkaca-kaca. Jika ia merem sedikit saja sudah pasti air mata itu akan jatuh ke pipi nya.
Jadi... dari tadi Farel menahan tangis? bagaimana bisa, bukankah terlalu sesak jika harus menahannya?
"Lo kenapa?" tanya Ana dengan pandangannya yang heran.
Dengan sangat tiba-tiba, Farel langsung memeluk tubuh Ana dengan sangat erat seolah tidak mau kehilangan Ana. Begitu pun ia langsung di pundak Ana.
"Hey, are you okay?"Farel menggeleng, ia tak mau berbohong. Ia tak bisa menyembunyikan perasaan nya yang sedang tidak baik-baik saja. Ia ingin melepas semuanya di pundak wanita yang sangat ia sayang.
Ana yang tidak tega dengan kondisi Farel pun akhirnya membalas pelukan itu. Ia mencoba menenangkan nya dengan cara menepuk-nepuk pundak Farel sama yang Daniel lakukan tadi pada dirinya.
Sungguh sakit bukan jika diri kita mencoba memberikan cinta kepada orang lain, tapi orang itu malah memberikan cinta itu kepada orang asing. Huh... hidup memang kejam.
"Gue minta maaf, Na. Gue bener-bener nyesel, maaf in gue Na." ujar Farel dengan suara serak nya.
Mendengar permintaan maaf dari Farel membuat senyuman di bibir manis Ana terukir. Yap, ini lah yang Ana harapkan, permintaan maaf.
Bukan nya ia tak mau meminta maaf terlebih dahulu kepada Farel. Hanya saja ini semua tidak akan terjadi jika Farel yang tidak meminta ini semua. Perjauhan.
"Gue cowok yang paling bodoh di dunia, kenapa gue ngelepas cewek baik kaya lo." lanjut Farel."Gue bener-bener gak bisa jauh dari lo, Na."
Kadang kala memang semua tidak bisa selalu dekat di hati, kadang juga mereka harus di jauhkan untuk menguji kedewasaan masing-masing. Apakah mereka berdua sudah dewasa untuk menyelesaikan masalah ini tanpa pertengkaran? jika tidak ya mereka akan jauh sebab ego mereka yang sangat tinggi. Tapi, jika salah satu mereka ada yang menurunkan ego nya, pasti akan menyatu kembali.
"Tolong maaf in gue, Na. Gue janji gak bakal kaya gitu lagi. Pliss, gue sayang banget sama lo." ucap Farel. Tangisan nya semakin menjadi saat Ana yang diam saja tanpa berkata apa-apa.
Tapi, tanpa Farel sadar bahwa Ana kini juga sedang menangis. Ia pun sama seperti yang Farel rasakan. Ia sudah tidak bisa menahan nya, akhirnyanya pun ia menangis dengan kepala yang berada di pundak Farel.
KAMU SEDANG MEMBACA
Everything
Teen Fiction(FOLLOW DULU BARU BACA🙇) Jangan jadi silent readers! "Apa aku seburuk itu sampai-sampai Ayah gak mau menganggap aku sebagai anak?" tanya Ana memberanikan diri. "Ya! kamu bahkan lebih buruk dari seekor monyet!" Ana semakin menangis mendengar bahwa...