Happy Reading💓💅
"Eh lo berdua udah tau belum sih soal si Gita senior kita itu?" tanya satu siswi kepada dua teman nya yang sedang berada di toilet."Belum, kenapa emang nya?" tanyanya.
"Itu lohh masa lo berdua belum tau sih, dia kan tadi pagi abis berantem sama si Ana anak IPA 2." kata siswi itu. Untungnya tadi pagi ia ada di tkp jadi ia tidak ketinggalan info."Sumpah sih gue baru tau kalo si Ana bisa ngelawan si Gita. Setau gue dia gak bakal ngelawan walaupun di tindas."
Namun, kalian sering kali menganggap lemah lawan. Padahal nyata nya diam nya lawan adalah taktik dia untuk membalas dendam yang tragis. Ia diam hukan berarti takut, hanya saja ia malas untuk bertengkar. Ia lebih memilih mengalah karena tak suka keributan. Tapi, jika sudah seperti itu ia tidak bisa lagi diam. Ia harus melawan.
Jadi, tak ada salahnya kalian melawan orang yang menindas kalian jika itu untuk kebaikan diri kalian sendiri.
"Wah gila, kok bisa sih? pasi si Gita yang mulai dah."
"Ya biasalah. Dia kan selalu aja nyari ribut sama orang yang deket sama Kak Farel." balas teman satunya.
"True!!! lagi juga kan yang deketin Kak Farel duluan bukan Ana. Jadi, bukan salah Ana lah." ujar nya."Ya walaupun gue sakit hati sih liatnya, tapi mau gimana lagi kalo Kak Farel milihnya Ana bukan gue."
Kedua temannya tertawa mendengarnya. Terdengar sangat pasrah dengan takdir. Tapi, ada benar nya juga perkataan siswi itu.
"Yaudah yuk ke kantin, gue laper."
Ke tiga siswi itu pun keluar dari toilet saat sudah selesai dengan tata rias nya. Yap, mereka dari tadi hanya berdandan di dalam toilet. Karena bagi seorang anak SMA, make up sangat lah penting. Hal itu pun di wajarkan jika tidak berlebihan.
Tapi, ingat! jika kalian masih SMP jangan coba-coba untuk membawa make up. Hal ini hanya untuk anak SMA saja. Jangan ngeyel, tunggu lah kalian sampai jadi anak SMA.
Bertepatan dengan pergi nya ketiga siswi itu, muncul lah satu siswi dari dalam toilet dengan muka yang tidak bisa di artikan.
Ia pun bergegas keluar dari toilet menuju ke tempat asalnya tadi.
*****
Siang-siang gini paling enak tuh duduk di pinggir lapangan sambil minum air dingin. Di tambah lagi nontonin anak basket sedang latihan.
Keringat yang bercucuran di dahi, hidung, dan sampai ke kaos olahraga mereka.Ya ampun, nikmat mana lagi yang engkau dustai. Gak kuat tolong liat nya.
Sumpah ya pemandangan ini tuh gak baik banget buat jantung, tapi nagih. Gimana dong?
"Woi, Lex! oper bola nya." teriak Befano seraya melambaikan tangan.
Alex yang sedang men-dribble bola pun seketika melihat ke arah Befano yang dari tadi ingun sekali mengendalikan bola basket. Alex yang malas mendengar teriakan Befano pun akhirnya mengoper bola nya walaupun jarak Alex dan Befano cukup jauh. Namun, Befano berhasil menangkap nya dengan sempurna.
Gini-gini Befano jago dalam masalah olahraga. Contohnya sekarang, ia jago mengendalikan bola basket.
Terlihat Befano yang sedang men-dribble bola sambil melewati beberapa lawan agar bisa mengoper bola ke tim nya untuk memasukkan nya ke dalam ring.
KAMU SEDANG MEMBACA
Everything
Teen Fiction(FOLLOW DULU BARU BACA🙇) Jangan jadi silent readers! "Apa aku seburuk itu sampai-sampai Ayah gak mau menganggap aku sebagai anak?" tanya Ana memberanikan diri. "Ya! kamu bahkan lebih buruk dari seekor monyet!" Ana semakin menangis mendengar bahwa...