Part 49

42 10 1
                                    

Happy Reading 💓💅

____________


Setelah selesai menjalani proses pemakaman, kini mereka sudah sampai di rumah sakit untuk melihat kondisi Ana saat ini.

Tampak Nataline yang mengandeng tangan Linda agar bisa berjalan dengan baik dan tidak jatuh. Sedangkan Farel yang berjalan sendiri dengan pandangan yang ditundukkan. Ia sangat malu untuk mengangkat kepalanya, ia merasa tak pantas untuk itu. Ia hanya berjalan dengan pikiran kosong.

Deg

Bahu kanan Farel secara tak sengaja di tabrak seseorang yang berpenampilan serba hitam dan yang terlihat hanya matanya saja.

"Maaf." ujarnya sambil menundukan kepalanya.

Lalu, orang itu pun langsung pergi setelah mengatakan itu. Orang itu berjalan dengan sangat tergesa-gesa.

Hal itu membuat Farel hanya iya iya saja. Ia pun kembali melanjutkan langkahnya yang sebentar lagi akan sampai di depan ruangan VIP yang Ana tempati.

Namun, betapa kagetnya mereka saat mendengar suara teriakan yang ditimbulkan dari ruangan Ana. Dan suara itu terdengar seperti suara milik Ana.

"AAAAA, GAK!!!"

Mereka pun buru-buru masuk untuk memastikannya dengan perasaan yang panik.

"Kamu kenapa sayang?" ujar Linda yang langsung menghampiri Ana.

Ana terdiam sambil menangis dan memegangi kepalanya. Terlihat jelas dari raut wajah Ana yang menahan rasa sakit. Namun, seketika ia langsung menyodorkan satu buah amplop putih yang entah apa isi nya kepada Linda.

Linda yang heran pun langsung saja menerimanya dan ia juga penasaran. Saat ia buka amplop itu, betapa terkejut ia saat mengetahui bahwa isi ampol ini adalah foto-foto proses pemakaman Gibran hingga sampai selesai. Ia bingung sekali siapa yang berbuat seperti itu.

"Itu gak bener kan, Tan? ini semua cuma bercanda kan? plis jawab kalo semua ini cuma bercanda." ujar Ana yang tak sanggup mendengar kebenarannya.

Linda tak membalas nya, ia malah mengelus puncak kepala Ana sambil melihat kondisinya."Mending kamu istirahat dulu, kamu baru aja operasi."

"Jawab aku dulu, Tan!!" ucap Ana memaksa sambil mengguncangkan tubuh Linda agar menjawab pertanyaan nya itu.

Ampol putih pun jatuh, membuat Nataline langsung mengambil nya. Ia juga penasaran apa yang sebenarnya isi amplop itu.

"Brengesk!!" gumam Nataline kesal saat melihatnya.

Ana beralih menatap ke Nataline dengan mata yang berkaca-kaca dan raut wajah yang memohon penjelasan bahwa semua ini bohong.

"Nat, bilang sama gue kalo itu bukan Ayah gue. Tolong jawab, gak."

Nataline langsung saja memeluk tubub Ana secara erat-erat untuk menguatkan sahabatnya yang dari dulu hanya hidup menderita dan sekarang ia harus yatim piatu.

"Nat... plis jawab gue. Ini semua boong kan? Ayah gue masih idup kan? Ayah lagi kerja di kantor." ucap Ana.

Air mata mereka semakin menjadi-jadi hingga tak terkontrol, begitu pun dengan Farel yang tak sanggup melihat kondisi Ana saat ini yang sangat terpukul.

"Lo harus terima Na, ini semua udah takdir Sang Pencipta. Inget rencana Sang Pencipta lebih baik dari rencana lo sendiri." kata Nataline.

"Gak, ini gak baik buat gue. Kenapa harus orang yang sangat gue sayang didunia ini? kenapa harus ortu gue dua-duanya diambil? kenapa gak gue aja yang mati. Kenapa?!!!!"

EverythingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang