Happy Reading💓💅
________
"Itu kan orang yang lo tolong tadi malem, Nil." ujar Guntur seraya menunjuk ke orang itu dengan telunjuk nya.
Daniel yang sedang sibuk dengan handpone nya, langsung melihat ke arah yang Guntur tunjuk dengan ekspresi yang sulit di artikan.
Senyuman kecil terukir di bibirnya, nyaris tak terlihat. Hanya saat dekat saja bisa melihat senyuman mahal itu.
"ANA?!" pekik ketiga gadis itu kompak.
"Loh, lo bertiga kenal dia?" tanya Guntur heran.
"Bukan sekedar kenal, dia itu sahabat gue juga. Udah deket banget, gak bisa di pisahin. Kita udah di kasih lem biar terus nyatu." ujar Nataline.
Ia banyak omong sekarang, karena ia sudah sangat kenal dengan dua orang cowok ini. Jadi, ia bisa sangat cerewet pada merema. Bahkan bobrok.
"Anjir, takdir apa ini? beruntung banget gue, sumpah--"
"Dia kerja di sini?" potong Daniel, kini ia angkat bicara.
"Iye, kenapa emang nya?" jawab Nataline.
Daniel hanya menggelang, ia kembali melihat Ana yang sedang melayani pelanggan dengan pandangan yang tak biasa. Lalu, kembali memainkan handpone nya, sesekali tersenyum senang.
"Em.. emang nya tadi malem ada apaan? kok lo nolongin sahabat gue?" tanya Adel penasaran.
"Oh itu.. tadi malem dia di gangguin sama cowok gak jelas gitu. Ya lebih tepatnya sih penguntit, serba item gitu."
Perkataan Guntur berhasil membuat ketiga gadis itu syok. Mereka sektika melotot saat mendengar nya. Apakah benar perkataan Guntur barusan?
"Tapi.. untunya ada pahlawan kemaleman. Jadi, sahabat lo itu gak jadi di tampar dah, ya walaupun sempet di jambak. "
Lagi-lagi perkataan Guntur membuat mereka syok saat mendengar dua kata yang menjengkelkan. TAMPAR dan JAMBAK.
"What? seriously? demi apa lo?! kok baru bilang sekarang sih!" desak Nataline marah.
"Terus-terus si cowok itu lo pukulin gak? babak belur gak? masuk rumah sakit gak dia?"
"Lo liat gak muka nya gimana? ciri-ciri nya gitu. Cepet bilang, biar gue cari tuh orang."
Desakan yang ketiga gadis itu berikan membuat Guntur kewalahan. Ia sungguh pusing dengan suara cempreng mereka. Sangat berisik.
Dan juga.. ia bingung harus menjawab siapa terlebih dahulu. Haruskan ia belah dirinya menjadi tiga bagian?
"Lo bertiga jangan tanya sama gue, tanya tuh sama dia!" tunjuk Guntur pada Daniel yang sedang duduk santai. "Dia yang nolongin sahabat lo, bukan gue!"
Ketiga gadis itu pun langsung menatap Danil sengit. Mulut mereka sudah terbuka sedikit untuk mendumel. Namun, Daniel langsung memberikan sinyal agar tetap diam.
Mereka pun menuruti nya, mulut mereka kini sudah di tutup rapat-rapat dengan perasaan tak ikhlas.
"Gue kan baru tau nya sekarang kalo dia tuh sahabat lo, oneng." jawaban untuk Nataline.
KAMU SEDANG MEMBACA
Everything
Fiksi Remaja(FOLLOW DULU BARU BACA🙇) Jangan jadi silent readers! "Apa aku seburuk itu sampai-sampai Ayah gak mau menganggap aku sebagai anak?" tanya Ana memberanikan diri. "Ya! kamu bahkan lebih buruk dari seekor monyet!" Ana semakin menangis mendengar bahwa...