Part 24

74 28 45
                                    

Happy Reading 💓💅

__________

"Mau kemana kita sekarang?" tanya Adel yang sudah girang, tak sabaran untuk ber-pergian.

Semuanya tampak berpikir dengan keras, kecuali Ana.

Mawar mencoba mencari-cari tempat yang seru di google. Mulai dari tempat nongkrong, hangout, olahraga, shopping, namun Mawar tampak tak berselera men-scroll layar ponsep nya. Sepertinya ia tak menemukan tempat yang asik.

"Gak tau, gak ada yang seru. Bosen gue itu-itu mulu. Udah gue datengin semua." ujar Mawar lesu.

"Yah.. terus kemana dong? masa diem-diem doang. Gue kan udah cantik masa gak jalan-jalan."

"Cantik kan juga gue." balas Mawar.

Nataline yang merasa tak setuju dengan itu. Ia pun refleks melihat ke arah Mawar dengan bantuan kaca depan. Ia melirik ke arah Mawar tak suka."Yailah.. gue yang udah cantik dari kecil aja gak sombong tuh."

"Gak usah bacot! dah fokus nyetir aja lo, gak usah ikut-ikutan." desak Adel.

Mendengar desakkan yang Adel lontarkan malah membuat Nataline tertawa renyah bukan nya marah. Ia sangat suka saat melihat raut wajah Adel yang cemberut. Tambah jelek.

Di dalam persahabatan pasti ada saja yang membuat suasana menjadi garing atau pun receh. Seperti persahabatan Ana dkk ini. Mereka memiliki sifat yang berbeda-beda. Maka dari itu lah mereka tetap bertahan, karena perbedaan yang membuat mereka gembira.

Merasa ada suara yang kurang dan senyuman. Membuat Nataline melirik-lirik keberadaan sahabat satu nya ini. Yap! Ana, ia hanya terdiam dengan kepala yang di senderkan ke jendela.

"Mending tanya Ana aja deh, kita ikut aja yang Ana mau." ujar Nataline yang di setujui oleh dua gadis yang ada di bangku belakang."Lo mau kemana, Na?"

Ana yang masih melamun mengarah luar, seketika kaget saat Nataline menepuk pundak nya agar tersadar dari lamunan itu."Ha? iya, kenapa?" ujar Ana kebingungan, ia tak paham apa yang sedang di bicarakan sekarang.

"Ck, lo mah ah.. ngelamun mulu kerjaan nya. Kenapa sih? gak usah mikirin yang seharusnya gak perlu di pikirin." desis Adel.

Mawar mengangguk setuju dengan perkataan Adel barusan. Tumben sekali sahabat nya yang ini otak nya normal. Biasanya juga paling gesrek.

Senyuman paksa adalah hiasan dirinya saat ini, Ana hanya memaksakan senyuman yang sebenarnya tidak bisa ia berikan. Tapi, ia akan tetap memberikan senyuman itu saat bersama orang-orang terdekat nya."Iya iya deh, emang nya tadi pada nanya apaan?"

"Ini kita mau kemana? pada bingung nih, kita ikut tujuan lo aja deh."

"Em.. kemana, ya? gue juga bingung." ucap Ana seraya mengetuk-ngetuk dagu nya dengan telunjuk mungil nya. Hal itu membuat ketiga sahabatnya mendengus sebal. Percuma juga mereka nanya ke Ana, tak ada tujuan.

"Sumpah demi alex gak papa, gak papa sumpah. Iya gak papa."


*****

Alex mendengus, mengambil handpone nya yang berada di nakas dengan tak selera.

Menekan apilkasi whatsapp dengan perasaan yang dag dig dug serr. Berharap si mba crush akan memberinya pesan singkat. Senyuman nya mengembang saat tangan nya baru saja menekan logo yang bergambar telepon. Perlahan demi perlahan pesan singkat masuk dari seseorang, perasaan semakin panik. Namun, saat pesan itu sudah berhenti yang ternyata bukan dari mba crush ia kembali murung. Room chat nya hanya penuh dengan nomor tidak di kenal, seperti cewek-cewek yang ingin berkenalan dengan nya.

EverythingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang