Joohyun menunggu. Menunggu lelaki semalam yang sempat mengganggu kedainya. Lelaki yang meninggalkan topinya di salah satu bangku kedainya. Laki-laki yang entah kenapa menarik perhatiannya. Dan membuat Joohyun menunggu kembali kehadirannya. Padahal, untuk apa ia menunggu? Joohyun pun tidak tahu.
Satu hari berlalu, satu minggu terlewati, ternyata pria itu tidak kembali. Joohyun memilih untuk menyimpan topi itu dibanding ia taruh di meja kasir seolah-olah menunggu kehadiran lelaki yang berani-beraninya membuat ia memiliki rasa itu, menunggu. Buat apa Joohyun menunggu, jelas Junmyeon yang janji kembali saja tidak memegang janjinya. Apalagi lelaki yang baru ia temui sekali bahkan tidak mengenal lelaki itu sama sekali dan tidak pernah berjanji kembali?
"Baiklah, mungkin sudah saatnya topi ini disimpan saja di lemari. Jika memang sang pemiliknya kembali, aku tetap bisa mengembalikannya" gumam Joohyun.
Setelah menyimpan topi itu ke dalam ruang kerjanya dan memasukkan sang topi ke dalam lemari, Joohyun tidak lupa mengingatkan kembali kepada kedua gadis yang membantunya melayani pelanggan kalau besok ia menutup tokonya.
"Seungwan-ah, Seulgi-ya, jangan lupa kalau besok kedai ini tutup, jadi jangan datang ke sini, nanti kalian melakukan hal yang sia-sia jika begitu"
Kedua gadis itu mengangguk serempak mengiyakan perkataan Joohyun.
"Ne, eonni, aku masih ingat, besok adalah libur tahunanmu, tanggal empat belas bulan tiga, padahal setahuku kau ulang tahun tanggal dua puluh sembilan, akan lebih masuk akal jika menutup toko saat kau ingin merayakan hari ulang tahunmu" itu si pintar Seungwan.
Joohyun hanya tersenyum seadanya. Iya, besok memang bukan hari ulang tahunnya, masih lima belas hari setelah tanggal empat belas, barulah hari kelahirannya datang, tapi.
"Aku memiliki keterikatan tersendiri dengan tanggal itu, maka dari itu aku menutup kedai disetiap tanggal itu, Seungwan-ah" iya, tanggal kepergian Junmyeon untuk selamanya.
Bisakah kalian bayangkan betapa hancurnya Joohyun saat itu? Dari sekian banyak bulan kenapa harus bulan kelahirannya yang Junmyeon jadikan bulan terakhir di dalam hidup Junmyeon? Apakah ini caranya?
"Agar aku selalu mengingatnya" ucap Joohyun.
"Arasseo eonni, kami tidak akan datang ke sini besok, dan kembali lagi di hari setelahnya, semoga hari liburmu menyenangkan" itu si happy virus, Seulgi.Akhirnya karena malam telah datang, mereka semua merapihkan kedai lalu pulang ke rumah masing-masing.
.
Keesokkan hari pagi-pagi sekali Joohyun sudah bersiap untuk ke stasiun kereta api. Joohyun membeli tiket keberangkatan paling pagi menuju Incheon. Kenapa Incheon? Karena di situ terakhir kali Joohyun melihat Junmyeon dan melepasnya. Karena pada nyatanya, Junmyeon tidak kembali, bahkan jasadnya.
Joohyun merasa, pelabuhan Incheon adalah satu-satunya sarana ia bisa bertemu dengan Junmyeon. Entah itu jiwa Junmyeon, atau hanya sekedar udara yang berhembus yang membuat Joohyun meyakini, Junmyeon ada di sana. Di dekatnya, bersamanya.
Setelah sampai di stasiun Incheon sebelum Joohyun melanjutkan perjalanannya dengan taksi menuju pelabuhan, ia menyempatkan diri membeli bunga mawar merah yang biasa nanti ia kecup dan ia lemparkan ke tengah laut. Sebagai tanda bahwa hati Joohyun masih di sana. Masih untuk Junmyeonnya seorang.
Kini, Joohyung duduk di tepian pelabuhan dengan kaki menjuntai ke bawah. Ia menggoyangkan kakinya merasakan hempasan angin menerpa dirinya begitu kuat.
"Junmyeon? Apakah itu dirimu?" Lalu angin berhembus lagi.
"Aku tahu mungkin itu dirimu. Kau, selalu memperhatikan ku dari atas sana bukan?" Perlahan genangan itu turun.
"Kau jahat Junmyeon. Kau berjanji akan kembali tapi sudah tiga tahun aku menunggu kau tidak pernah lagi datang padaku. Aku merindukanmu" Joohyun sudah tidak tahan.
"Junmyeon, coba katakan. Apa kau bahagia di sana? Bahkan dengan melihatku menderita seperti ini? Apa kau benar mencintaiku Junmyeon? Kau bilang tidak suka melihatku menangis terutama karena dirimu, tapi kau lihat sekarang? Aku hancur tanpa dirimu Junmyeon, kalau kau mau tahu"
KAMU SEDANG MEMBACA
SAILOR MAN [Completed]
Fiksi PenggemarJoohyun, gadis yang terlalu mencintai kekasih yang ia temui saat ia masuk bangku kuliah. Semua angan telah ia bayangkan bersama Junmyeon, teman sekelas, sebangku, yang sekarang terus memenuhi hati dan pikiran Joohyun. Tanpa mengerti bahwa ternyata m...