SAILOR: 6

697 133 64
                                    

Joohyun sempat tertegun mendengar kata itu dengan lancar keluar dari mulut Taehyung. Tapi lebih tercengang lagi saat ketika ia termenung karena telah lama tak mendapat perasaan dan kata cinta yang mengusik harinya. Lelaki di hadapannya kembali mengejutkannya dengan cara berlutut di hadapannya dan mengeluarkan satu kotak berwarna turqouise yang kembali berhasil mengusik pandangan Joohyun.

 Lelaki di hadapannya kembali mengejutkannya dengan cara berlutut di hadapannya dan mengeluarkan satu kotak berwarna turqouise yang kembali berhasil mengusik pandangan Joohyun

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Jadilah kekasihku" itu Taehyung.
"Mwo!?" Joohyun tidak bisa menghilangkan keterkejutannya.
"Aku bilang, jadilah kekasihku, Bae Joohyun, aku menyukaimu, bahkan mencintaimu, kau juga menyukai dan mencintaiku, jadi tidak ada masalah di sini" Taehyung langsung memakaikan gelang itu.
"Cantik" kata Taehyung lagi lalu berdiri mengecup pipi Joohyun.
"Kekasihku" Taehyung mengagumi sosok cantik Joohyun yang ia akui sebagai kekasihnya.

Joohyun seakan tidak bisa memproses dan menerima keadaan ini, berakhir ia hanya terus terdiam. Memangnya ada ya? Orang yang langsung berpacaran saat pertemuan ke lima? Joohyun tidak salah hitung, ini baru pertemuan ke limanya dengan Taehyung dan entah bagaimana prosesnya tadi sekarang ia telah diakui sebagai kekasih dari seorang Kim Taehyung.

"Kau tidak menanyakannya padaku?" Tanya Joohyun.
"Mengenai?"
"Apakah aku bersedia menjadi kekasihmu?" Heran Joohyun.
"Yang penting kan sekarang kau sudah jadi kekasihku" kata Taehyung.
"Wae?" Tanya Joohyun lagi.
"Karena yang ku utarakan tadi bukan penawaran, tapi sebuah perintah dan kehormatan bagimu, aku mengangkatmu menjadi kekasihku, sebuah penghargaan tidak bisa ditolak kan? Apalagi sebuah perintah, aku mengatakan jadilah kekasihku, Joohyun. Maka dari itu terjadilah, bahwa sekarang kau sudah menjadi kekasihku, terima saja nasib baikmu ini"

Tunggu-tunggu, Joohyun tidak sedang terjebak paksa berpacaran dengan orang gila kan?

"Apa maumu?" Tanya Joohyun.
"Membahagiakanmu dan menghilangkan sorot sedih dari sudut matamu, yang pasti menjadikanmu milikku seutuhnya suatu hari nanti, sekarang masih dalam proses, makanya aku menaikkan jabatanmu menjadi kekasihku untuk sementara waktu, kalau yang kali ini, aku berjanji, selagi aku masih hidup aku tidak akan bersanding dengan yang lainnya, aku hanya akan berakhir denganmu, karena hanya kau yang pantas untukku, untuk mendampingiku, dan untuk dibahagiakan olehku, untuk dimiliki dan menjadi milikku"

Joohyun semakin bingung, kenapa Taehyung selalu berputar-putar saat berbicara serius. Tapi jika sedang melakukan obrolan biasa Taehyung sangat menyingkat kata-kata yang keluar dari mulutnya. Apakah kira-kira Taehyung memiliki masalah serius dengan kejiwaannya?

"Kau, tidak gila kan Taehyung-ssi?"

Perkataan Joohyun sukses membuat Taehyung me-rolling matanya dan menatap tajam kepada Joohyunnya.

"Oh, c'mon Joo, kau mengatakan kekasihmu gila? Tidak adakah kata yang lebih baik untuk kau ucap dan kau utarakan kepadaku? Misalnya 'terima kasih Taehyung sudah menjadikan aku kekasihmu' atau 'Taehyung kau tampan sekali, aku senang bisa menjadi kekasihmu' kau kuperbolehkan menyebutkan salah satu dari kalimat yang sudah kutentukan itu"
"Kau gila dan ini tidak benar. Bagaimana bisa aku menjadi kekasihmu hanya dalam lima kali pertemuan?"
"Ya bisa saja, buktinya sekarang kau sudah menjadi kekasihku kan, Nona Bae? Yang sebentar lagi akan menjadi Nyonya Kim"
"Maldo an dwae museun soriya?!" Tegas Joohyun tidak senang Taehyung mengatakan omong kosong.
"Lalu kau pikir? Apa bedanya kita berpacaran atau tidak? Tuan Kim yang terhormat. Aku keberatan di sini, kau memutuskan segalanya sepihak tanpa bertanya mengenai kesetujuanku terhadap hubungan ini"
"Tentu saja kita akan lebih sering bertemu satu sama lain, dan aku tidak lagi akan membuat mu menunggu kecuali saat aku harus pergi bertugas dan bekerja seperti beberapa bulan yang telah kita lewati. Tapi tidak masalah kan, rupanya kau berhasil menahan rindumu padaku selama beberapa bulan itu. Dan aku ingin menggaris bawahi saja, aku tidak melakukan hubungan ini secara sepihak, kalau kau memang keberatan, semestinya kau tidak akan membalas ciuman ku di depan tadi, bahkan menyambutku dengan mata berbinar saat aku kembali, oh iya, satu lagi. Kau tidak keberatan aku memasangkan gelang itu di pergelangan tanganmu yang indah, akui saja Joohyun, kau menyukaiku"

Joohyun terdiam sejenak berpikir. Dia merasa semua ini terlalu tiba-tiba. Ciuman itu, pernyataan ini, perasaan itu, kehadiran Taehyung, bahkan gelang yang sekarang telah melingkar indah di pergelangan tangannya. Joohyun menarik nafasnya dalam lalu membuangnya kasar.

"Oke, aku akui, aku menyukaimu Taehyung-ssi" kata Joohyun yang berhasil membuat Taehyung tersenyum.
"Tapi benar-benar hanya sebatas itu" lanjut Joohyun memudarkan senyum Taehyung yang baru saja terbit.
"Aku hanya menyukaimu, mungkin sebagai sahabat dan teman baikku, sejauh ini aku tidak merasa bahwa aku telah mencintaimu, aku menyukai hubungan kita yang seperti ini, sepertinya aku belum siap untuk berkomitmen lagi, aku" gerak Joohyun ingin melepas gelang itu.
"Jangan dilepas" tangan Taehyung menahan gerak tangan Joohyun.
"Biarkan dia melingkari tanganmu, dia terlihat indah di sana. Itu oleh-oleh dari ku, aku membelinya saat pergi bekerja pada musim gugur sebelum aku kembali ke sini. Joo, walau kau belum bisa menerima hatiku, aku mohon jangan buang gelang itu dan jangan dilepas, biar aku yang menganggapmu kekasihku, jika kau tidak, itu juga bukan suatu masalah, maka itu adalah tantangan bagiku untuk mendapatkan hatimu"
"Maaf, Taehyung-ssi. Aku tidak ingin menjadi wanita jahat yang memberikan harapan palsu padamu. Hatiku milik Junmyeon" jelas Joohyun.

Taehyung tidak mengenal siapa Junmyeon. Apa pula Junmyeon itu bagi Joohyun dan seperti apa rupanya. Yang Taehyung ingat nama kedai ini Junmyeon.

"Haruskah kita mengganti nama kedai ini menjadi Taehyung jib agar kau jatuh cinta padaku? Lalu, kau bilang hatimu milik Junmyeon? Apakah Junmyeon adalah pria di dalam pigura yang sedang terungkup karena kau tutup saat kita masuk tadi?"

Joohyun berhasil berkeringat dingin karena runtutan pertanyaan dari Taehyung.

"Kalau hatimu miliknya, kau tidak akan menutup fotonya. Aku tidak sedang memaksamu untuk melupakannya atau memaksamu untuk menerima dan membalas perasaan serta hatiku. Aku hanya ingin dirimu menjadi kekasih hatiku, Joohyun-ssi. Tidak sulit kan kedengarannya? Bahkan kau akan mendapat banyak benefit dariku. Seperti gelang ini contohnya" Taehyung menyentuh satu dari butiran gelang itu.

Joohyun tahu, pasti tidak sedikit kocek yang Taehyung keluarkan untuk memberinya gelang bermerek seperti ini, bahkan Joohyun yang notabene wanita dan pasti menyenangi perhiasan saja belum membeli satupun koleksi dari Tiffany&Co.

"Aku..tidak butuh uang ataupun perhiasan mahal darimu Tuan Kim. Aku hanya menginginkan teman sepertimu, menemaniku"
"Ah majda, keuntungan itu juga bisa kau dapat saat kau menyandang gelar sebagai kekasih dari Kim Taehyung, aku akan selalu berada di sisimu untuk menemanimu di setiap harinya, apa kau suka?"
"Aku suka, tapi"
"Yasudah, kau ini berbelit-belit Joohyun, cukup kau menganggap aku seperti yang kau mau dan begitu pula aku yang akan menganggapmu sebagai kekasihku, sekarang aku ingin bertanya padamu, kalau aku menjadikan dirimu sebaga kekasihku, apakah akan ada lelaki yang marah dan memukuliku nantinya?"

Joohyum menggeleng lemah sambil menunduk. Ia kalah dengan argumen Taehyung.

"Yasudah. Bae Joohyun kekasih Kim Taehyung, titik. Besok aku pasang pengumuman di koran Daegu biar seluruh rakyat tahu kalau kau milik Kim Taehyung"
"Ku pikir Kim Vian"
"Ei, Irene juga nama samaranmu kan? Akui saja"

Joohyun kembali menggeleng, tapi kali ini ia sambil menatap polos ke arah Taehyung.

"Itu namaku kok, bukan nama samaran, ralat, itu nama baptisku, jadi aku tidak sedang berbohong di sini"
"Pasti bohong" ujar Taehyung.
"Tidak! Aku tidak bohong!"
"Bagaimana mungkin, aku juga menggunakan nama baptisku, Flavian"
"Kau yang berbohong, dasar mengada-ngada dan mengikut-ngikut"
"Kau bisa ke rumahku untuk melihat suratnya jika kau mau"
"Benarkah? Kenapa aku belum pernah dengar nama baptis itu sebelumnya?"
"Amuteun, itu memperkuat kepercayaanku kalau selama ini kau adalah jodoh yang disembunyikan Tuhan untukku, dan akhirnya aku berhasil menemukanmu di tempat persembunyianmu yang ternyata menjual makanan enak"
"Sinting, jauhkan Joohyun dari orang tak berakal seperti dia Tuhan" Joohyun pura-pura berdoa.
"Sayang sekali Joohyun, laki-laki tampan di hadapanmu itu adalah jodohmu, your future husband. Sekarang, buatkan aku makanan dulu cantik, hm? Aku lapar belum makan sejak tiba di Daegu langsung mencarimu, Joohyun-ah, bab juseyo" Taehyung meminta Joohyunnya membuatkan makanan, lagi.
"Geurae, arasseo. Apa lagi kegiatanmu di saat menemuiku kalau bukan mau meminta makanan, kali ini tidak gratis ya! Lama-lama bisa bangkrut aku kalau kedatangan sonnim seperti dirimu"
"Ne, algessseubnida, ye. Tapi gelang yang dipergelanganmu kita jual saja ya, buat bayar makan hari ini"
"Sirheo! Dasar laki-laki pelit tidak beradab"
"Kekasihmu, Joo"

.

Garing?

240920

SAILOR MAN [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang