Taehyung langsung menautkan kelingkingnya pada kelingking Joohyun lalu membawa Joohyun kedekapannya.
"Oh, Joohyun. Aku sangat mencintaimu, sayang. Lebih dari yang kau tahu"
Taehyung mengecup puncak kepala Joohyun yang berada di pelukkannya tanpa mengetahui Joohyun tersenyum di hadapan dada bidangnya.
Joohyun sedikit melerai pelukan mereka, mengecup singkat bibir Taehyung, lalu memeluk Taehyung lagi, dan meletakkan wajahnya pada bahu nyaman milik lelakinya. Kini, senyum Taehyung yang ada di balik peluk Joohyun. Joohyun, yang mengecupnya terlebih dahulukan barusan, apakah ini bawaan bayi mereka? Tanya Taehyung dalam hatinya.
"Lalu, jelaskan padaku. Kau sudah ingin memiliki anak ya? Kenapa terus membicarakan bayi sedari tadi?"
Joohyun berkata pelan di depan telinga Taehyung. Taehyung hanya mengulum senyumnya. Kini, Taehyung yang melerai pelukan mereka lalu menatap mata Joohyun serius.
"Sekarang, berbalik" kata Taehyung.
"Hm?"
"Berbalik, Joohyun. Punggungi aku, sekarang!"
Joohyun yang bingung hanya bisa melaksanakan perintah Taehyung untuk memunggungi lelaki itu. Joohyun masih bingung karena tidak mengetahui apa maksud Taehyung menyuruhya berbalik.
Taehyung merogoh saku celananya dan memperoleh kalung yang waktu itu ia beli. Kalung yang selalu ia bawa kemanapun dan sekarang sudah berhasil bertemu dengan pemiliknya. Taehyung memasangkan kalung itu pada leher jenjang Joohyun. Joohyun memegang kalung yang kini terjuntai indah menghiasi lehernya, dan ingin berbalik untuk kembali memeluk Taehyung, karena matanya sudah kembali berair, entah kenapa Joohyun juga tidak tahu mengapa dirinya menjadi sangat sensitif akhir-akhir ini. Tapi Taehyung malah memeluknya dari belakang.
Taehyung mengeratkan pelukannya pada Joohyun. Menaruh kepalanya di bahu mungil Joohyun sambil sesekali mengecup pipi mochi yang ia rindukan. Dan mungkin benar, pipi ini juga sedikit lebih berisi dari sebelumnya. Taehyung memeluk Joohyun dengan meletakkan kedua telapak tangannya pada perut Joohyun yang belum terlihat seperti wanita hamil. Pun Joohyun juga tidak menyadari pergerakan tangan Taehyung. Joohyun hanya merasa Taehyung memeluknya seperti biasa, dengan melingkarkan tangan kekar itu di perutnya.
"Itu kalung yang aku beli saat kau pergi. Aku sangat terpukul saat melihat kau tidak lagi ada di sana. Itu, kalung keberuntungan, katanya. Aku ingin kau tahu, tidak selalu hal buruk yang akan datang kepadamu sayang, misalnya aku"
Joohyun sedikit terkekeh dan mengusap surai pendek yang ia rindukan.
"Iya, aku tahu, Taehyung. Kau adalah kebahagiaanku, terima kasih ya"
Tapi Taehyung malah mengusap perut Joohyun. Yang menurut Joohyun hal itu membuat dirinya geli.
"Bukan hanya aku yang akan menjadi kebahagiaanmu sayang, tapi dia juga"
Joohyun kembali ingat dengan persoalan bayi, ia ingin berbalik untuk bertanya pada Taehyung, tapi Taehyung masih tidak mengizinkannya berbalik.
"Dia siapa? Bayi dari mana? Kau ini kenapa Taehyung? Kau ingin cepat-cepat punya anak ya?"
Taehyung sedikit terkekeh dan ia kembali mengecup pipi mochi milik Joohyun.
"Di sini, ada bayi kita. Maka dari itu kau tidak boleh terlalu banyak pikiran juga pekerjaan sayang. Atau kau bisa pingsan lagi seperti tadi. Maaf ya, tidak ada bersamamu di saat kau sulit menghadapi awal kehamilanmu, apakah ia merepotkan ibunya? Atau kau malah sama sekali belum menyadari kehadirannya? Joohyun, will you marry me? Kau dan bayi kita adalah hadiah ulang tahun terindah bagiku di tahun ini, tolong biarkan aku bertanggung jawab atas dirimu dan anak kita sayang, aku berjanji tidak akan membuatmu menangis lagi, jika aku membuatmu menagis lagi, aku"

KAMU SEDANG MEMBACA
SAILOR MAN [Completed]
FanfictionJoohyun, gadis yang terlalu mencintai kekasih yang ia temui saat ia masuk bangku kuliah. Semua angan telah ia bayangkan bersama Junmyeon, teman sekelas, sebangku, yang sekarang terus memenuhi hati dan pikiran Joohyun. Tanpa mengerti bahwa ternyata m...