SAILOR: 11

595 102 104
                                    

Taehyung segera meraih tangan kanan Ayah Joohyun dan meletakkan tangan kanan Ayah Joohyun itu di bahu kanannya.

"Bantu aku Joo"

Joohyun yang tersadar segera membantu Taehyung untuk memposisikan ayahnya di punggung Taehyung.

Mereka berdua bergegas berlari menuju klinik terdekat. Taehyung berlari dengan sekuat tenaga sambil menahan beban berat Ayah Joohyun. Membuat Ayah Joohyun terguncang karena gerakan cepat itu, dan Joohyun segera mengimbangi kecepatan Taehyung dan sesekali membenarkan letak tangan ayah ya ke pundak Taehyung, karena tangan itu terus terkulai.

"Appa, ku mohon bertahanlah"

Iya, air mata itu belum juga berhenti sejak Joohyun menemukan ayahnya terbaring tak berdaya di halaman belakang.

Begitu mereka sampai di klinik itu, Taehyung segera menidurkan Ayah Joohyun pada brankar kosong yang dibawa oleh para perawat.

Ayah Joohyun segera di bawa ke ruang rawat membuat Joohyun dan Taehyung terduduk di ruang tunggu.

"Jangan menangis, ayahmu kuat. Tidak akan terjadi apapun padanya, percaya padaku"

Begitu suara itu terdengar di telinga Joohyun. Bukannya berhenti, tangis itu semakin kuat memenuhi ruang tunggu. Taehyung memeluknya, merangkul pundaknya, mengusap-usap lengan wanitanya.

"Aku yang salah Taehyung. Ba-bagaimana kalau ternyata ayah sudah tidak sadarkan diri sejak kemarin, ba-bagaimana jika sesuatu yang tidak diharapkan terjadi pada ayah, bagaimana"

Taehyung kesal dengan perkataan Joohyun dan pertanyaan-pertanyaan negatif yang terus menjerumuskan diri Joohyun itu, dan Taehyung sadar kemana arah pembicaraan itu. Taehyung tidak lagi ingin mendengar perkataan tak masuk akal itu dan berakhir mendekap Joohyun lebih erat. Membuat wajah Joohyun menempel pada dadanya, sementara ia sendiri mengecupi puncak kepala Joohyun memberikan ketenangan di sana.

"Everythings gonna be alright, Joo"

Iya, hanya kata semangat yang dapat Taehyung berikan untuk sekarang, tentu saja Taehyung juga berharap tidak terjadi sesuatu hal yang serius pada Ayah Joohyun, itu harus.

"Aku yang salah, Taehyung. Kalau saja semalam aku pulang. Kalau saja semalam aku tidak meninggalkan ayah sendiri di rumah. Betapa durhakanya aku pada ayah yang telah membesarkan seorang diri. Ayah, pasti membenciku bukan?"

Taehyung tahu, Joohyun mencoba meredam tangisnya. Taehyung merasa Joohyun mencengkram jaket yang ia gunakan. Dan jelas itu menyakiti hati Taehyung perlahan.

"Menangislah jika kau membutuhkannya. Tapi aku mau setelah itu tidak lagi ada air mata, kau harus janji untuk itu"

Benar saja, Joohyun langsung menangis lebih kencang dari pada sebelumnya, dan Taehyung hanya bisa mengelus punggung mungil yang terus bergetar itu :(

🐯🌪🐰

Setelah waktu berlalu, akhirnya ada seorang dokter yang mendatangi Joohyun juga Taehyung.

"Keluarga pasien?"

Joohyun segera berdiri menghampiri dokter yang sedang mencari dirinya.

"Saya anaknya, dok. Bagaimana keaadan ayah?"

Dokter tampak berpikir. Menarik nafas terlebih dahulu, lalu memberi senyum.

"Ayahmu terkena pneumonia. Seorang pengidap kanker paru akan lebih rentan terserang pneumonia, mengingat pertukaran musim dan sepertinya ayahmu melewatkan vaksinnya bulan ini"

SAILOR MAN [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang