Say Yes 18.

924 170 80
                                    

Say Yes 18.

Bila masih belum juga mengerti perasaanku
Aku mencintaimu lebih dari siapapun di dunia ini

- 00

💛💛💛

"Jiyeon ...bada yang sakit?"

Jiyeon menemukan Jaehyun sudah di depan berjongkok mensejajari menghadap tubuhnya. Jaehyun ingin kembali menggerakkan tangannya untuk menyentuh kepala Jiyeon tetapi ia mengurungkan niatnya.

"Kau menangis?" Jaehyun kembali bersuara dan Jiyeon hanya menggeleng.

"Kau tau Ji, wajahmu seperti babi," ujar Jaehyun yang membuat Jiyeon mencubit lengannya.

"Ahhhh ..." jerit Jaehyun memang cubitan Jiyeon lumayan keras sehingga membuat kulit putih Jaehyun memerah. "Kau bukan sekedar babi Ji tapi serigala," ucap Jaehyun sembari mengelus-elus lengannya.

"Jiyeon ..."

"Jaehyun ... aku sedih." Jiyeon menatap wajah Jaehyun berkaca-kaca, Jaehyun terkekeh kemudian menyuruh Jiyeon untuk bagkit. "Kau tutup matamu, sebut namaku tiga kali dengan jeda waktu 5 detik , nama lengkapku, mengerti?"

Jiyeon mengangguk paham dan mulai menutup mata. Hana...dul...set.. hitung Jiyeon dalam hatinya kemudian ia mulai berseru memanggil nama Jaehyun.

"Jung Jaehyun ..."

Panggilan pertama membuat Jaehyun tersenyum melihat Jiyeon, wajah itu sungguh cantik, tak sedikitpun buruk di mata Jaehyun,

"Jung Jaehyun ..."

Panggilan kedua Jaehyun segera keluar dan mengambil sesuatu yang ia letakkan tak jauh dari ruangan itu, kembali dengan cepat sebelum panggilan ke tiga dari bibir Jiyeon.

"Jung Jaehyun ..." dan pada panggilan terakhir.

Jiyeon terdiam ia melihat wajah Jaehyun yang tampan menatapnya dengan senyuman ditangannya ada tiga Ice Cream Red Velvet kesukaan Jiyeon. Jaehyun masih tersenyum dan mengulurkan tiga Ice Cream itu.

"Kau termenung? Mau tidak?" Jiyeon menarik tangan Jaehyun untuk keluar dari ruangan itu dan menuju kursi paling ujung di perpustakaan.

"Jiyeon ... mau aku bukakan satu?"

"Silahkan Tuan, bukankah aku Tuan Puterimu, jadi turuti apa yang aku pinta bukan?"

"Baik. Saya akan turuti, Tuan Puteri mau apa, akan Aku kabulkan, hanya sebut namaku kau akan dapatkan segalanya, bagaimana Tuan Puteri, apa permintaan Anda?" Jiyeon hanya terkekeh kemudian menyuruh Jaehyun menghentikan candaan, badannya terus membungkuk selayaknya memang memerankan maid dan sang Tuan Putri.

"Jaehyun hentikan, duduklah! Kau buka satu untukku dan satunya untukmu satunya lagi untukku, aku dua dan kau satu"

"Baik Tuan Puteri, apapun itu."

Jiyeon kembali menampilkan wajah sedihnya, Jaehyun meletakkan ice cream itu. Jaehyun segera menarik dagu Jiyeon kemudian menatap manik mata gadis itu. Ia dapat melihat Jiyeon benar-benar dalam mood tidak baik.

"Jangan sedih, mana ada gadis over aktif sepertimu menyedihkan, Senyum indahnya mana Park Jiyeon." Jaehyun menarik kedua sudut bibir Jiyeon membentuk senyuman.

"Yakk ... Jung Jaehyun, robek aja bibir ku ini."

Jaehyun berpikir untuk membuat Jiyeon kembali ceria seperti biasa. "Jiyeon mau bolos bersamaku?" Jiyeon mengangguk bersemangat.

"Mau kemana?" Jaehyun menunjukkan di perpustakaan ini.

"Sebentar aku mengambil permainan UNO kau suka?"

[✔] Say Yes! Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang