Letta menatap kosong langit malam di balkon kamar nya, setelah kejadian 2 hari lalu di sekolah ia memilih membolos dan mengurung dirinya di rumah
Bohong kalau dia baik2 saja, bohong kalau hatinya tidak terluka, bohong kalau dia bilang tidak ingin menangis. Buktinya sekarang satu tetes cairan bening menetes di pipi indah nya di susul dengan tetes2 yang lain, ada rasa sesak menusuk di dalam sana membuat nya tidak tahan untuk mengeluarkan semua yang ia rasa
Tubuh nya merosot terduduk di lantai balkon kamar nya, isakan tertahan dari bibir nya kini lolos begitu saja menciptakan suara tangisan yang menyayat, ia tidak kuat untuk terus Berpura2 kuat dan baik2 saja ia tidak peduli lagi. Sekarang ia hanya ingin menangis melepaskan beban rasa sakit yang trus mengujam dada nya
"Kenapa hikss..ke..kenapa Lo ninggalin guee hikss" ia terus menangis memukul dada nya yang terasa sangat sesak "Lo sendiri yang bilang bakalan terus bareng gue hikksss"
"Gue gabisa nahan rasa ini Kevin"tangis nya makin pecah "gu..ue sayang sama Lo"
***
"I'm oke! Berhenti menghujami gue dengan pertanyaan2 tidak penting kalian" Letta mendengus, setelah membolos 2 hari ia kini masuk sekolah lagi namun dengan kesehatan yang kurang baik tapi jelas hati nya yang lebih sakit"Wajar lah, kita kan khawatir lett, pucat gitu jga" vano bersuara, ia benar2 khawatir apa lagi gadis itu melarang mereka untuk menghampiri nya di rumah bahkan hanya untuk sekedar mengecek keadaan nya
Letta memutar bola matanya malas "udah deh gue gapapa, Biarin gue tidur" ia menjatuhkan kepala nya di meja dan menutup matanya
"Gila, pengen molor Lu?"
Ucapan Alex membuat Letta mengangkat kepalanya dan menatap Alex datar "terus?"
"Bentar lagi bu garang masuk, Lo mau di hukum?"
"Bodo amat"
Vano menjitak pelan kepala Letta membuat Letta meringis tidak terima
"Lo itu sakit, di hukum dikit aja pasti udah pingsan"
"Pura2 sakit aja gimana? Gue antar Lo ke uks"
"Eh ma' odahhh ga pura2 pun semua org tau kalau Letta lagi sakit yaelahhh" Alex memutar bola matanya malas meniru gerakan Letta tadi
Zila mendengus "heh buaya penyot! Diam Lo yah gue Gak ngajak Lo ngomong"
"Kedondong busuk"cibir Alex namun masih bisa di dengar oleh mereka
Ptakkkkk
"Ngatain gue Lu?" Zila menatap Alex garang"Terus siapa lagi? Letta? Yah mana mungkin lah dia mah good looking luar dalam, beda kayak Lu luarnya aja yang cantik dalam nya kayak cacing di kejar setan"
Zila menatap Alex jahil "jadi sekarang Lo Ngakuin gue cantik gitu?" Ia menyeringai
"E.."
"Pagi anak2"
"Pagi bu" seru siswa dalam kelas itu serentak ketika guru yang paling mereka hindari memasuki kelas
"Sttt..stttt Alex oiii" zila berbisik dari belakang namun tidak mendapat respon "bgst buaya penyot"
Alex mendengus dan berbalik, "paan sih?"
"Geser dikit, Letta lagi bobo' Ntar ketahuan sama bu garang"
Alex beralih menatap Letta dan benar saja gadis itu sudah tertidur,buru2 Alex memperbaiki duduk nya namun terlambat
"Itu siapa yang tidur?"
"Mampus" batin ketiga orang itu
Bu ara berjalan ke arah meja Letta, otomatis semua orang kini memperhatikan nya termasuk Kevin

KAMU SEDANG MEMBACA
ARLETTA. (Complate)
Romance"KEVINNNNN!!!!" Cupppp "Berisik, ini masih pagi Letta . Jangan membuat keributan seperti itu kau mengganggu mimpi indah ku" ucap Kevin dengan mata yang masih tertutup, Baru saja Letta ingin kembali berteriak satu kecupan mendarat lagi tepat di bibi...