Kevin berjalan menuruni tangga dengan memasang kancing kemeja nya menuju dapur
"Pagi sayang"
Kevin menarik kursi dan duduk di meja makan berhadapan dengan putra nya
"Pagi juga pah" ucap anak kecil umur 4 tahun itu sambil memain mainkan garpu nya
"Dede mana kak?"
"tifah di sini papa " suara gadis kecil terdengar dari belakang membuat Kevin menoleh, ia tersenyum mendapati putri nya berjalan dengan membawa piring berisi sanwich di tangan nya
"Itu untuk siapa hmm?" Ia berjalan dan menggendong gadis kecil itu
"Tifah udah besal papah jangan di gendong lagi" oceh nya dengan wajah yang sangat lucu, dia sudah pancar berbicara walaupun masih belum bisa mengucapkan huruf r
"Kamu masih anak kecil" rocos bocah laki laki yang sedang mengunyah roti isi nya
Tifah memanyunkan bibir nya dan menoleh pada Kevin "pahh kakak nakal" lapor nya membuat Kevin terkekeh
"Evan"tegur nya dengan nada lembut dan mendudukkan tifah di kursi meja makan "jadi itu untuk siapa?"tanya nya menunjuk piring yang masih ada di tangan gadis kecil itu
Tifah tersenyum sumringan "ini untuk papah, tipah yang bikin endiri, bi Ida cuma bantu dikit" ucap nya mengangkat tangan nya dan menyatukan jempol dan telunjuk nya "cuma dikit"
Kevin terkekeh melihat kelakuan anak nya yang sangat peduli padanya "kakak Evan Gak di buatin juga?"
Tifah menoleh pada Evan yang asik mengunyah tanpa ekspresi, sangat mirip dengan Kevin "kan kakak epan udah mam jadi untuk papah aja"
Kevin kembali terkekeh "Yaudah kamu juga mam yah, terus papa antar ke sekolah"
"Papah"
Kevin menoleh peda Evan "kenapa syg"
"Evan Gak bisa naik kelas duluan aja yah?"
Kevin menaikkan satu alis nya "kok gitu?"
"Evan kan udah pintar, harus nya udah bisa naik kelas dua cepat2 dong?"ucap nya membuat Kevin menggeleng2 gemas
Di kelas nya Evan memang anak yang paling pintar walaupun pendiam, begitupun tifah tapi bedanya di sekolah tifah termasuk anak yang periang yah walaupun mereka masih kelas 1 sd
Kevin mengusap pelan rambut putra nya "Gak bisa dong, kan cowok itu Gak boleh curang"
"Belalti tipah boleh culang dong pah?"celutuk tifat Tiba2 sambil mengunyah roti isi nya dengan tampang sangat polos
Kevin menggeleng "cewek juga Gak boleh curang dong biar adil" ucap nya tersenyum "udah cepat Selesain makan nya nanti telat ga bisa cepat naik kelas" lanjut nya di angguki kedua anak nya
Kevin menurunkan cangkir kopi nya yang hendak ia minum ketika melihat ekspresi putri nya Tiba2 berubah
"Tifah kenapa hmm?"ucap nya lembut membuat Evan juga ikut menoleh pada adik beda berapa menit nya
Gadis kecil itu mendongak dengan tatapan sedih "tifah, kangen mama" lirih nya dengan suara bergetar membuat hati Kevin kembali teriris
Wajar saja ia merindukan ibu nya kerena sudah satu tahun lebih Letta tidak ada di sisi mereka, selama ini Kevin lah yang mengurus anak anaknya dengan sedikit bantuan bunda dan juga mertua nya, ia menolak saat para orang tua itu menawarkan diri untuk merawat tifah dan Evan dan lebih memilih merawat nya di rumah milik Letta dengan bi Ida yang membantu nya menjaga mereka ketika Kevin sedang di kantor namun kebanyakan pekerjaan nya ia kerjakan di rumah agar si kembar tidak merasa kesepian. Sebisa mungkin ia menjadi ayah sekaligus ibu untuk mereka berdua sebisa mungkin ia menahan diri ketika merasa sesak merindukan sosok wanita yang sangat di cintai nya bahkan hingga detik ini pun
KAMU SEDANG MEMBACA
ARLETTA. (Complate)
Romansa"KEVINNNNN!!!!" Cupppp "Berisik, ini masih pagi Letta . Jangan membuat keributan seperti itu kau mengganggu mimpi indah ku" ucap Kevin dengan mata yang masih tertutup, Baru saja Letta ingin kembali berteriak satu kecupan mendarat lagi tepat di bibi...