Cutcherry

3.3K 208 18
                                    

Haloooooo ........
Selamat malam minggu Reci sayang :*

Walaupun gada yang bisa diajak jalan gapapa lah yaa, dirumah aja baca storynya author ihiyy .....

Anggap aja kita lagi jalan berdua, author majikan, kalian anunya. :)

Kesayangannya maksud author utututu.

Ambil cemilan dulu sana biar lebih seru bacanya.

Happy Reading :*

~~~~~

Cinta mengajarkan manusia agar melihat dengan cara memejam.
Serta mengerti tanpa perlu penjelasan.

Seperti kata pujangga.
Cinta itu sederhana.
Jika kamu tidak mampu membuatnya tertawa, cukup tidak membuatnya terluka.

~~~~~

Setelah peristiwa bersejarah yang terjadi diruang makan rumah Al tadi siang kini Al dan Zen tengah asik duduk digazebo halaman belakang sambil menatap kearah kolam renang.

Kepala Al nampak nyaman bersandar dibahu Zen.

"Kenapa waktu itu kamu nolak aku? Aku yakin kamu punya alasan lain." Tanya Zen ditengah obrolan mereka.

Al menghela nafas lalu memejamkan matanya, seketika hatinya terasa sakit, perih namun tidak berdarah.

Bekas - bekas kekecewaan yang sudah berusaha ia kubur terpaksa harus dibongkar kembali.

Kepalanya yang tadi tersandar kini berganti posisi menjadi tegak. Matanya menatap lurus dengan pandangan kosong.

"Aku pernah terluka Zen." Hatinya yang tadi sudah perih kian terasa sakitnya, dengan sekuat tenaga ia menahan air mata yang memaksa keluar.

Zen menatap kesamping memandangi wajah Al.

"Aku trauma sama masa laluku." Suaranya tercekat sejenak.

"Dulu aku pernah cinta sama seseorang dengan sebegitunya, tapi dia ninggalin aku gitu aja."

"Meski dia datang lagi dengan ngasih penjelasan tapi hati aku udah terlanjur kecewa."

"Aku bener - bener hancur saat itu, aku gak mau semuanya keulang, itu sebabnya aku nolak kamu dulu." Kini benteng pertahanannya runtuh, air mata mengalir deras dari kedua sudut matanya.

Zen yang melihat Al seperti itupun langsung dengan sigap memeluknya dengan erat.

"Allena..... Aku tau apa yang kamu alamin itu berat, aku gak akan nanya tentang itu lagi." Tangan Zen tergerak mengusap bulir air mata milik Al.

"Jangan nangis ya, aku gak bisa janji apa - apa sama kamu, tapi aku bakal berusaha jagain hati kamu semampu aku."

"Aku mau bikin kamu bahagia." Sorot mata Zen terlihat sangat tulus saat mengucapkan itu pada Al.

Zen berusaha menegarkan Al ditengah perasaannya yang juga merasakan luka. Ada sesuatu yang masih ia sembunyikan dari Al, baginya ini bukan waktu yang tepat untuk bercerita.

~~~~~

"Nah untuk hari ini pelajaran kita sampai disini dulu ya adik - adik, minggu depan kakak datang lagi, tugasnya dikerjain ya jangan sampai lupa." Tutupnya dengan diakhiri senyuman.

Setelah membereskan barang - barangnya, Zen menghampiri Al yang menunggunya sambil duduk disalah satu kursi dibawah pohon.

"Kenapa sih senyum - senyum gitu hum?." Tanyanya yang langsung duduk disamping Al.

"Gapapa, aku suka aja liat kamu ngajar anak kecil gitu, auranya beda. Jadi tambah cinta deh." Jawab Al sambil memberikan kedipan yang membuat Zen terbahak.

"DOMINO" [ GxG COMPLETED ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang