Salt

36.4K 1.1K 74
                                    

*kota besar diKalimantan*

Suara alarm menggema disalah satu kamar bernuansa monochrome milik gadis cantik yang sebentar lagi menginjak usia 16 tahun.
Riuhnya suara dipagi itu berhasil mengusik tidur lelapnya, dengan mata sedikit menyipit nyaris tidak terlihat. Karena pada dasarnya gadis itu memang memiliki mata yang sipit, keturunan dari mamanya yang memiliki darah chinese, sehingga tidak terlalu kentara saat ia berusaha menyesuaikan cahaya yang masuk lewat celah kaca kamarnya.

Allena Putri Chandrawirasena, keluarga dan teman - temannya biasa memanggilnya dengan nama Al/allena.
Al merupakan gadis cantik yang memiliki senyum memikat dengan hidung mancung dan mata sipit berwarna amber dikombinasikan dengan alis tebalnya yang rapi, membuat siapapun yang menatap matanya akan merasa terhipnotis, ditambah dengan pipinya yang sedikit chubby menambah kesan imut dan menggemaskan juga melekat pada dirinya.

Sayangnya Al merupakan gadis yang cukup dingin untuk orang - orang yang tidak dikenal, maupun orang baru yang mencoba mendekatinya.

Al yang hangat, banyak bicara dan jail hanya akan ditemui oleh orang - orang yang memang sudah sangat dekat dengannya.

"Nghh ..." Al melenguh sembari meregangkan badannya yang cukup pegal karena bergadang mengerjakan tugas untuk presentasinya hari ini.

Sebenarnya Al merupakan anak yang tidak suka mengerjakan suatu hal secara deadline.

Dia selalu mengerjakan tugasnya diawal waktu, namun karena tugas ini mendadak mau tidak mau dia harus menyelesaikannya dengan sks ( sistem kebut semalam ).

"Allena ..." Mama mengetuk pintu kamar sambil memanggil namanya.

"Bangun sayang, nanti kamu telat loh. Papa juga udah nungguin tuh buat sarapan bareng."

Al langsung menengok kearah pintu, dengan perlahan al menuruni kasur lalu berjalan dan membuka pintu dengan menyembulkan kepalanya keluar.

"Yaampun nak, sana mandi dulu." Mama menggeleng pelan melihat Al yang masih terlihat mengantuk.

"Iya ma." Al kembali menutup pintu kamarnya lalu berjalan kekamar mandi.

45 menit bersiap, Al keluar dari kamarnya dengan menenteng tas kesayangannya menuju meja makan.

"Pagi sayang." Papa menyapa sembari menyeruput kopi hitam kesukaannya sambil menggeser - geser tab nya. Tidak perlu ditanya, papa pasti sedang membaca berita terbaru dari benda persegi panjang itu.

"Pagi pa." Al langsung mendudukkan pantatnya dikursi, dan mengambil roti panggang yang ada dimeja.

"Oh iya ma, pa. Hari ini Al pulangnya telat karena mau sekalian nyusun hasil presentasi untuk lomba." Al dikenal memang anak yang cerdas, sudah beberapa lomba yang ia wakili atas nama sekolahnya dan selalu membawa hasil yang membanggakan.

"Yaudah, kamu mau bawa bekal gak? Biar mama bikinin sebentar." Rayna Arianti, meskipun statusnya sebagai ibu sambung bagi Al namun kasih sayang dan perhatiannya sangat tulus kepada Al maupun dengan kakak perempuan Al yang kini tengah mengenyam pendidikan s3 di Australia.

Ibu kandung Al meninggal saat dia menginjak usia 8 tahun karena sakit ginjal yang dideritanya.
Selang 1 tahun, papanya menikah lagi. Tidak bisa dipungkiri, sepeninggal ibunya lah yang menjadikan Al memiliki sifat cukup dingin pada sekitarnya yang terasa asing.

"Gak usah ma, nanti al makan dikantin aja." Al menyahut sambil mengunyah roti panggangnya.

Sarapan pagi ini dilewati dengan obrolan - obrilan ringan yang menambah hangat suasana.

*Sekolah*

Al memarkirkan porsche merahnya sedikit tergesa - gesa, karena ponselnya sudah berdering sejak 10 menit yang lalu dengan menampilkan nama guru pembimbingnya dilayar.

Al memarkirkan porsche merahnya sedikit tergesa - gesa, karena ponselnya sudah berdering sejak 10 menit yang lalu dengan menampilkan nama guru pembimbingnya dilayar

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Halo, iya bu.
Saya kesana sekarang."

Al sedikit berlari menuju aula, sepanjang langkahnya tidak jarang Al mendapat sapaan dari beberapa anak laki - laki yang memang secara terang - terangan menyukainya.

Al hanya menanggapinya dengan senyuman tipis. Karena memang tidak ada laki - laki yang berhasil menarik perhatiannya.

"Allena, darimana ajasih? Ibu udah nungguin dari tadi." Amelia Febrina, seorang guru yang juga cukup dekat dengan Al, sekaligus pembimbingnya dalam lomba kali ini.

"Hehehe, maaf macet bu." Al memberikan cengiran yang membuat matanya jadi tidak terlihat.

"Sana kamu siap - siap dulu, acaranya sebentar lagi mulai." Bu Amel menyuruhnya dengan mata yang terfokus melihat persiapan untuk acara ini.

"Siap bos." Al memberi hormat ala anak pramuka dengan senyum manis yang jarang sekali ia perlihatkan.

Hai semuanya, kenalkan saya author baru hehe, masih sangat abal - abal. Jadi krisar dari kalian sangat saya butuhkan disini. Cerita ini saya ketik berdasarkan kisah nyata dengan bumbu - bumbu fiksi tentunya hehe. Oh iya, ini baru pengenalan tentang sosok Allena, kalau responnya bagus dan kalian suka author akan lanjut part selanjutnya. Semoga kalian semua suka ya :*

"DOMINO" [ GxG COMPLETED ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang