Garlic

9.8K 692 6
                                    

Haloooo readers, kalian nungguin cerita ini gak sih??? :(
Enggak ya? Huhuu sedih. Yaudah gapapa, yang penting author tetap mau share hehehe
Harusnya kemarin udah publish tapi karna ada kesibukan, jadinya gaada waktu nulis deh.
Sorry juga ya readers kalau dipart sebelumnya terasa membosankan, maklum author harus banyak belajar dulu hihii. Oke tanpa bacot panjang lebar lagi, langsung ajaaaaaaaaa.

Happy Reading :*

Waktu berjalan dengan seharusnya, tidak ada kata damai untuk mengulang semuanya. Yang terjadi, biarlah terjadi. Tugas kita bukan untuk mengadili, hanya cukup terima dan mensyukuri.

Teriknya cuaca disiang ini terasa membakar kulit seorang gadis cantik yang kini tengah duduk disamping sebuah makam. Kacamata hitam dan kain panjang terlihat menutupi kepalanya, tepat disampingnya juga ikut duduk kedua orang tuanya yang menemani.

Setelah membaca do’a, dan menaburi bunga, Al mengelus batu nisan yang bertuliskan nama ibu kandung Al yaitu Anita Roseline. Meskipun bibir Al menampilkan senyuman, tapi tidak dengan mata yang terhalang benda hitam itu, matanya telah berhasil mengeluarkan buliran bening yang dengan sekuat tenaga berusaha ia tahan agar tidak terisak.

“Apa kabar ma? Al kangen banget sama mama, banyaaak banget yang mau Al ceritain sambil tiduran dipaha mama kayak dulu. Oh iya ma, Al lagi ikut lomba, do’ain Al berhasil ya.” Ucap Al dalam hatinya.

“Udah yuk, kita pulang.” Papa menyentuh pundak Al lalu memberikan senyuman yang begitu menenangkan.

Bukan papa tidak tau, bahwa Al sedang menangis. Ia hanya tidak ingin membuat Al tambah bersedih karna berlama – lama disitu.

Mobil yang membawa Al sekeluarga kini sudah berada digarasi rumah sang pengusaha batu bara tersebut, pertanda bahwa pemilik rumah sudah kembali dari kegiatannya diluar sana.

Dikamar bernuansa monochrome terdengar sayup – sayup suara musik dari dalam kamar mandi. Beberapa lagu dari seorang pianis berkebangsaan Korea berhasil membawa Al terhanyut menikmatinya.

Dengan menyandarkan diri, Al kini tengah berendam ditemani lagu “River Flows In You” milik Yiruma.

“The saddest part of life is when the person who gave you the best memories become a memory...” Ucap Al pelan saat membuka matanya sejenak lalu menutupnya lagi.

Setiap dentingan nada terasa merasuk kedalam hati Al.
Beberapa saat kemudian, kedamaian Al seperti terusik. Benda persegi panjang yang berada disamping bathup berbunyi seolah ingin ikut menyatu dengan lagu yang sedang Al dengarkan.

“Halo, ada apa kak?.” Al mengangkat telpon setelah mengeringkan tangannya dengan handuk.

“kamu dimana? Sibuk gak? Temenin aku makan dong, direstoran seafood dekat sekolah kita.” Sahut seseorang dibalik telpon.

“Hmmhh, yaudah aku kesana sekarang.”

“Oke, aku tunggu jangan lama – lama ya.” Terukir senyum dibibirnya setelah mendapat jawaban iya dari Al.

Al menyelesaikan mandinya, lalu segera bersiap untuk pergi menemui orang yang baru saja menelponnya. Setelah pamit dengan kedua orang tuanya, mobil Al pun meluncur menuju restoran.

Mata Al menyapu seluruh isi restoran mencari keberadaan seseorang yang menurutnya merupakan gadis galak.

“Chubby ...” Terdengar suara yang sudah cukup familiar ditelinga Al, Ia pun langsung menuju kearah tersebut.

“Hai...” Sapa Al untuk Clara yang tadi memanggilnya.

“Halo chubbyku.” Clara menyahut dengan memberikan cubitan dipipi Al.

"DOMINO" [ GxG COMPLETED ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang