Pangium Edule

3.2K 201 4
                                    

Holaaaaaa selamat malaam ....
Kembali lagi bersama author terabal di abad ini ehe :D

Gak berasa udah satu minggu berlalu ya Reciii .....

Gimana aktivitas kalian dalam minggu ini? Lancar????

Apapun itu semoga semuanya baik - baik aja yaaa, jangan lupa untuk selalu menerapkan pola hidup sehat ya Reci sayang. :*

Sekalian author minta do'anya dari kalian semuaa biar author lancar skripsiannya. :"

Jadi kalau misalkan nanti ada minggu dimana author gak update kalian udah tau author sibuk ngapain. :(

Dah ah, langsung baca aja yukk.

Happy Reading. :*

~~~~~

Ketakutan dari dicintai adalah ketidakpastian akan bayangan tentang kapan kau berhenti dicintai.
Namun jika saling percaya dan menjaga rasa ketakutan itu akan sirna.

Singkatnya, suatu hubungan tanpa rasa percaya bukanlah dua hati yang saling cinta.
Tapi hanya dua orang yang menghabiskan waktu bersama.

~~~~~

Perdebatan kecil yang terjadi diparkiran kampus kini sudah sedikit mereda. Zen yang tadinya berpikir terlalu jauh tentang sesuatu yang ia lihat tadi siang tampaknya sudah berdamai dengan hatinya karna penjelasan yang diberikan oleh Al.

"Sayaaang." Panggil Al pada Zen yang fokus menyetir.

"Hmm." Sahutan singkat dari Zen membuat Al kesal.

"Ishhh yaang, ah kamuu mah, katanya udah gak marah." Ucap Al dengan sedikit memajukan bibir bawahnya.

"Aku kan emang udah gak marah."

"Gak marah tapi masih diemin aku." Ucap Al lagi.

"Aku cuma kesel aja sama cowok itu, berani banget nyentuh milik aku."

Jawaban Zen membuat pipi Al mengembung menahan tawa.

"Oh masih jealous ternyata."

"Gak ya, bukan jealous, aku cuma kesal." Gengsi Zen mengakui kecemburuannya.

"Iyadeh yang gak jealous, dia itu cuma temen sekelas, emang si dia suka sama aku, tapi kan aku gak suka dia, aku sukanya kamu." Ucap Al lalu mengecup pipi kiri Zen dengan lembut.

Benar saja, perlakuan Al yang seperti itu membuat hati Zen luluh, hingga akhirnya wajahnya yang sejak tadi terlihat masam sudah berubah menjadi manis karna satu senyuman yang ia hadiahkan untuk Al.

~~~~~

Mobil Zen memasuki pekarangan rumah milik Al lalu memarkirkannya diarea yang sudah disediakan.

Saat memasuki area parkir, mara Al terfokus oleh satu mobil yang juga sudah berada disana.

"Itukan mobilnya Salsa." Gumam Al pelan.

"Kenapa sayang?". Tanya Zen.

"Ahh enggak, hehe. Mampir dulu kan?."

"Iyaa, ayo." Ucap Zen lalu turun dari mobil.

Sebelum masuk kedalam kamar, Al terlebih dahulu berjalan kedapur meminta pada bi Asih untuk disiapkan minuman.

Mata Al terbelalak melihat kondisi kamarnya yang berantakan.

Ditambah pemandangan diatas kasurnya menampakkan dua orang perempuan yang tidur dengan posisi tidak beraturan.

"Astagaaa, ini kamar udah kayak gudang." Ungkap Al lalu meletakkan tas nya diatas meja.

"DOMINO" [ GxG COMPLETED ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang