Wajah Yunho masih melongo setelah keluar dari mansion besar Jaejoong. Ia juga mulai bergidik ketika mengingat apa yang diucapkan Jaejoong. Jika meminjam uang kepada Dahyun maka ia akan menjadi budak seks. Astaga, ia benar-benar lebih baik menjual aset perusahaan dari pada menjadi budak seks, hal terkeji yang pernah didengarnya. Menatap Changmin yang mengulum senyum, Yunho mendesah pelan. Sial sekali, mengapa Changmin tahu banyak mengenai hal-hal demikian.
Atau mungkin Changmin sengaja ingin mendorong kejurang penuh kenistaan itu. Lagi-lagi Yunho bergidik, ia mendorong pelan lengan atas Changmin dan berucap dengan jijik, "Aku tidak menyangka kau sangat ingin menjerumuskan aku kepada wanita seperti itu!"
Changmin tak bisa menahan tawanya, ia tergelak sembari menepuk tangannya. Tertawa lepas dan puas, apa lagi melihat wajah Yunho, astaga lucu sekali. "Hahaha, aku sudah katakan di kantor bahwa lupakan saja tentang wanita itu, aku hanya ingin agar Nona Kim mempertimbangkan dengan baik, dia memang terkesan sangat dingin tapi orang-orang bilang dia tidak jahat. Tidak ada yang diinginkannya yang aneh, Nona Park meminta bayaran dengan cara tersendiri. Banyak pria hidung belang lebih memilih ke sana. Ya, kau tahu sendiri betapa nikmatnya jika—"
"Apa kau lupa sampai saat ini aku masih memegang teguh keperjakaanku?" sela Yunho dan segera menuju ke mobil.
Ah, benar! Yunho masih perjaka sejauh ini. Mengangguk-anggukan kepalanya, Changmin merasa salute bahwa di masa milenial begini ada orang seperti Yunho. Well, jelas dimana hubungan seks bukan lah sesuatu yang tabu atau hanya dilakukan saat sudah menikah. Tapi, Yunho? Pria itu masih memegang teguh norma-norma masa lampau dengan sangat baik.
"Aku salute padamu, Boss! Kau harus mendapatkan wanita baik-baik yang juga perawan, tapi kudengar sangat sulit mencarinya di jaman sekarang!" Changmin menahan tawanya, meski ia yakin masih ada wanita dengan pemikiran seperti Yunho.
"Nanti juga aku menemukannya," sahut Yunho dengan santai. Toh, ia tidak terlalu mempermasalah hal itu. Jika jodoh sekali pun, ia mungkin akan menerima andai istrinya kelak sudah pernah melakukan dengan pria lain. Tapi, ia sendiri mengakui bahwasanya itu cukup sulit diterima oleh pria berego tinggi dan mementingkan harga diri.
Yunho mungkin tidak memiliki ego tinggi, tapi ia memiliki harga diri, maka dari itu ia pun berharap mendapat wanita yang masih polos.
Sudah berada di dalam mobil, Changmin bersiap untuk mengemudikan mobil setelah Yunho memberi isyarat mengangguk kepadanya.
"Kita harus mempersiapkan dewan direksi, Nona Kim ingin bertemu mereka dan juga kakekku, tapi aku lega dia akan memberikan pinjaman dana jangka panjang," ada sebuah harapan yang mulai muncul dan membuat Yunho bersemangat sekali.
.
.
."Cari mengenai informasi Tohoshinki Group dan siapa itu Jung Yunho, aku ingin detail lengkapnya segera Irene, serta tolong jangan ganggu aku dahulu, aku ingin ke kolam renang!" Jaejoong segera memerintahkan asisten pribadinya sekaligus orang kepercayaannya. Ia pun melangkah ke arah samping mansion dan tersenyum melihat hamparan kolam renang dengan panjang lebih dari 100 meter.
Melepas semua pakaiannya dan menyisakan pakaian dalam lengkap, Jaejoong membungkuk menyentuh air kolam. Ia tersenyum dan dalam hitungan detik, Jaejoong melompat ke dalam. Kakinya yang semula masih utuh langsung berubah menjadi ekor panjang dan mengepak-ngepak dengan riang gembira. Ia menyelam ke dasar dan rasanya sangat segar.
"Ah astaga, rasanya nyaman sekali, sudah berapa lama aku tidak berenang, shower memang sangat praktis tapi berenang jauh membuat moodku naik drastis!" ia tersenyum dan terus menyusuri kolam renang besar yang sengaja ia buat. Andai bisa ia ingin pindah ke Pulau Jeju, atau ke pinggiran kota Seoul. Sayangnya, ia malas jika bertemu dengan medusa di pulau Jeju.
Benar, medusa. Wanita dengan rambut ular itu berada di sana. Ia sengaja mencari tempat dekat dengan air. Well, untuk apa lagi memangnya, agar mudah bertemu dengan bayangan poseidon yang membuatnya sudah seperti sekarang. Entah, mengapa medusa bodoh sekali terperdaya oleh Poseidon. Ia bahkan heran medusa sangat tidak bisa lepas dari pria banyak istri itu, bahkan meski sudah dikutuk Athena, medusa masih berusaha mencari sosok Poseidon.
Menggelikan.
Jaejoong hanya bisa tertawa mengingat hal itu. Ia juga kasihan dengan medusa yang selalu ingin dihabisi oleh banyak orang. Beruntungnya medusa memiliki mata yang bisa mengutuk. Ah, mata itu benar-benar berbahaya.
Ia berhenti berenang ketika tiba di tepi. Dan tersenyum memandang Irene yang datang dengan nampan minuman dan cemilan. Memang asistennya itu paham sekali menyenangkan tanpa mengganggu kesenangan. Ia kembali menyelam ke dasar kolam dan teringat kepada dua tamu tadi. Ia tersenyum tipis mengingat pria bernama Jung Yunho tadi. Paling tidak, ia tidak membiarkan pria itu terjebak dalam ritual seks tiada akhir dari Sucubus.
.
.
.Yunho mempersiapkan semua data dan juga dokumen perjanjian untuk ditanda tangani Jaejoong. Wanita itu akan kemari sebentar lagi, ia juga sudah mengumpulkan semua dewan direksi di ruang rapat khusus dewan direksi. Sekarang, ia hanya harus menunggu Jaejoong dan juga menyambutnya lantas ke ruangan rapat bersama-sama. Changmin sudah ada di sana, pria itu ia suruh mempersiapkan segala hal sebelum Jaejoong datang.
Dan, ketika pintu ruangannya diketuk, Yunho langsung berdiri dengan antusias. "Masuk saja," ujarnya dan merasa yakin bahwa itu adalah Jaejoong.
Ketukan bunyi high heels mulai menggema di ruangannya. Yunho tersenyum, Jaejoong tiba dengan seorang wanita muda. Bisa ia tebak bahwa wanita itu mungkin asisten kepercayaan Jaejoong.
"Nona Kim silahkan duduk," sapa Yunho dengan segera dan mengumbar senyum manis.
"Aku akan membiarkan Irene membaca isi perjanjiannya dan kita bisa ke tempat dimana kau mengumpulkan dewan direksi!"
Ucapan Jaejoong memang selalu tegas tanpa basa-basi. Yunho mengangguk, ia segera melangkah mendekat pada Jaejoong. "Baiklah, asistenku sudah mempersiapkan semuanya di sana. Mari ikuti aku," Yunho melangkah lebih dahulu, ia melirik Jaejoong sejenak. Kali ini wanita itu memakai stelan bak kantoran para pebisnis wanita. Tapi aura elegan yang menguar dari Jaejoong sangat kuat. Ia tersenyum karena wajah wanita itu pun tiada cela. Cantik dengan kharismanya yang pekat.
Membuka pintu ruangan rapat dewan direksi, Yunho mempersilahkan Jaejoong masuk. Tetapi, Jaejoong menghentikan langkahnya dan menatap Yunho dengan lekat.
"Apa ada yang salah Nona Kim?"
Menggeleng Jaejoong tersenyum tipis, "Kau bisa menunggu sebentar di luar bersama asistenmu? Biarkan aku yang bicara dengan mereka, aku akan memanggilmu jika semua sudah selesai. Tidak akan lama. Aku benci perdebatan jika kalian harus mengambil suara terbanyak!"
Yunho mengernyitkan kening, tapi benar pasti akan ada perdebatan yang terjadi. Ia menatap Changmin dan memberi isyarat agar pria itu mendekatinya.
"Baik, aku akan menunggu diluar dengan asistenku, kumohon segera buka pintunya jika keadaan tidak memungkinkan!"
.
.
.Eyd ga beraturan, typo dimana" no edit.
Jadi Succubus itu makhluk abadi yang demen ngesek. Suka mempengaruhi orang" biar horny.
Trus siren itu makhluk abadi kek putri duyung, bedanya siren ini punya pengaruh besar yang memabukan kalau dia udah nyanyi. Jadi ga polos" amat kek duyung.
Medusa aslinya bukan makhluk abadi. Tapi di sini aku mau adain medusa.
Aslinya sih semua pada nyeremin gitu tapi aku disini bikinnya ga gitu jadi Yunho ga akan game over kok sama siren 😂😂😂 .
.
.