Tertawa dengan pertanyaan naif Jaejoong, Yunho menggeleng mantap, bagaimana bisa ia melupakan wanita yang paling berjasa dalam hidupnya setelah sang ibu. Jaejoong adalah wanita yang berperan penting dalam bidang karirnya. Langkahnya memulai karir bisnis sebagai CEO perusahaan ditunjang oleh Jaejoong. Ia tidak akan melupakan wanita ini sampai kapan pun."Itu pertanyaan yang tidak memerlukan jawaban, aku rasa," sahut Yunho dengan lugas, tentu Jaejoong pun tahu jawabannya, iya kan?
Tetapi apa yang ditebak Yunho belum tentu benar bagi Jaejoong. Ia tidak bisa meraba atau menebak jawaban pria itu. "Aku butuh jawabannya. Aku ingin tahu."
Nah, Yunho menatap lekat Jaejoong. Mimik wajah Jaejoong sangat polos. Mungkinkah wanita ini serius bertanya bukan basa-basi. "Aku tidak akan melupakanmu, itu sudah jelas. Kau berjasa dalam karirku, aku tidak bisa membalasmu kebaikanmu meski pun nanti seluruh uangmu sudah kukembalikan."
Tersipu mendengar itu, Jaejoong mengulum senyum. Sebenarnya, ia sering mendengar ucapan seperti ini. Sangat sering. Hanya saja Yunho adalah pengecualian. "Baguslah, aku senang mendengar itu," ucapnya dengan pelan dan seraya melirik Yunho.
Tersenyum, Yunho merasa Jaejoong berbeda dari pertama kali. Ah, sangat berbeda maksudnya. Bukan berarti pandangannya kepada wanita ini tentang hal kecantikan berubah. Tidak, Jaejoong cantik dan memukau itu nyata. Namun, ia harus menambahkan menggemaskan dalam daftar tentang Jaejoong. Kaya raya, cantik, memukau, elegan, dan menggemaskan. Karena hal itu juga, ia jadi teringat Changmin yang memang mencoba membuat ia keluar dari garis batasan bisnis.
Yunho pun tahu Changmin sengaja mendorong ia agar bersama Jaejoong untuk makan. Sudah terlihat jelas bahwa pria itu sedang berusaha mendekatkan ia dan Jaejoong. Tapi, ia tidak seberani itu. Ia terlalu merasa tidak memiliki apa-apa di depan Jaejoong. Bahkan uang pinjaman yang diterima olehnya atas nama perusahaan, jauh dari tabungan atau pun deposito beserta apa saja yang dimiliki Yunho. Ya, sebut saja ia insecure jika harus bersanding dengan wanita seperti Jaejoong.
"Aku yakin bahwa banyak yang berkata demikian, bagi kami yang memerlukan uang mendesak, kau adalah dewi," Yunho tidak ingin keluar konteks meski ia kadang merasa terbuai oleh paras cantik Jaejoong. Kecantikan wanita ini tidak main-main.
"Mungkin begitu, tapi aku tidak terlalu peduli," ini hal sebenarnya ia tidak peduli kecuali tentang Yunho.
"Ah tentu saja, karena kau mungkin banyak menangani orang sepertiku."
"Aku penasaran bagaimana type wanita kesukaanmu?" Jaejoong tidak sabar mendengar mengenai wanita kesukaan Yunho. Ia ingin nampak seperti wanita itu agar Yunho suka padanya. Astaga, apa ia sedang berlebihan? Apa ia sedang menyatakan bahwa ia suka pria itu?
Jaejoong menggigit bibir bawahnya, ia tidak seharusnya seagresif itu. Ia menyesal bertanya dan menunduk kembali.
"Wanita kesukaanku?" Yunho mengernyitkan kening, mungkinkah yang dikatakan Changmin benar bahwa ada kesempatan untuk mendekati wanita ini dan seperti yang dikatakan Irene bahwa nonanya tertarik padanya? Entahlah, ia tidak tahu. Tetapi, ia juga tidak bodoh dalam menanggapi pertanyaan mengenai pribadi seperti ini. "Aku tidak memiliki kriteria khusus, memangnya kenapa hmm?"
Ini adalah jawaban random yang sengaja dikatakan Yunho. Ia tidak mau mengatakan type wanitanya, bukan maksud menolak Jaejoong mendekat. Tapi, ia lebih suka wanita ini apa adanya. Bukan mengikuti apa yang disebutkannya tentang type wanita kesukaannya. Lagi pula, Jaejoong sudah menarik.
Mengerucutkan bibirnya, Jaejoong kecewa mendengar jawaban Yunho. Ia menatap ke arah lain, "Tidak apa-apa, sekedar ingin tahu saja. Bagaimana nantinya wanita yang akan mendampingimu saat kesuksesan menghampirimu."
"Sudah jelas dia adalah wanita yang spesial dan wanita yang terbaik, sehingga aku memilihnya," menggoda wanita di depannya ini sangat menyenangkan. Yunho tahu bahwa ini melampaui batasan bisnis yang dibuatnya sendiri.
"Ah ya, kau benar!" sahut Jaejoong ketus.
"Bagaimana denganmu Je? Type pria idealmu? Pasti banyak pria konglomerat yang mendekatimu, iya kan?"
Pria paling kaya sekalipun mendekatinya, Jaejoong tidak pernah menggubris dan tidak pernah peduli. Bukan karena ia jahat, tapi karena ia tegas. Ia tidak ingin memberi harapan-harapan kepada pria yang mendekatinya. Bahkan perhiasan yang mereka berikan kepadanya ia selalu menyuruh Irene mengembalikannya. Pantang baginya menerima hadiah dengan maksud mendekatinya bukan ucapan terima kasih seperti para mitranya.
"Tidak tahu, aku belum pernah menyukai seorang pria. Tidak pernah sama sekali. Aku tidak tahu pria macam apa yang membuatku bisa suka!" ucapan Jaejoong masih terdengar ketus. Efek dari jawaban Yunho masih berasa telak.
Mengangguk, Yunho tentu mengerti bahwa nada bicara Jaejoong berbeda. Ia menatap wanita itu dan berucap, "Aku kira kau menyukai pria matang, tampan, mapan atau—"
"Aku tidak pernah menyukai seseorang sebelumnya. Dan bagiku, ketika rasa suka itu datang aku tidak peduli apakah pria itu mapan, matang atau tampan, karena selama ini aku tahu bahwa aku tidak bisa memutuskan sendiri kepada siapa aku suka dan begitu juga sebaliknya. Irene mengatakan aku tidak bisa mengelak ketika perasaan suka pada seseorang, dan tidak bisa memilih kepada pria mana aku suka. Semua alami terjadi begitu saja," Jaejoong mendesah pelan, Irene benar-benar mengatakan itu padanya, ketika ia sering bergumam sendiri atau saat berenang di kolam renangnya yang luas.
Ia jadi paham bahwa perasaan itu diputuskan bukan karena keinginannya. Perasaan itu hadir dan mencuat begitu saja. Tapi, pada pandangan pertama? Itu masih tidak dimengerti Jaejoong. Benar, ia penganut paham bahwa love at the first sight is bullshit! Dan faktanya, ia sedang terkena sindrom love at the first sight pada Yunho. Ah, menyebalkan.
Ia tidak suka cinta pada pandangan pertama karena selalu berakhir tidak sesuai keinginannya. Selalu sedih. Beberapa film yang menceritakan tentang love at the first sight selalu membuatnya menangis dan hal itu membuat Irene kesusahan untuk memungut tiap mutiara yang ia hasilkan. Contoh beberapa film yang membuat ia kesal, marah dan sedih, film fenomenal Titanic yang sudah sering ia tonton, serta Romeo and Juliet yang lantas menghantarkan ia menjadi fans dari bintang filmnya. Leonardo DiCaprio, Jaejoong suka pria itu dengan cara dan arah berbeda dengan Yunho.
"Itu benar, kita tidak bisa memilih kepada siapa suka itu diberikan. Aku paham tentang ini, jadi kau benar-benar wanita luar biasa yang tidak memiliki kriteria tentang pria ideal?"
"Kadang-kadang aku ingin menyanyikan sebuah lagu untuk pria seperti ini!" Jaejoong bergumam dan ia menatap ke arah lain, menghindari matanya dan Yunho bersirobok.
Sementara Yunho, tidak mengerti. Ia menatap semakin lekat Jaejoong. "Bernyanyilah jika kau ingin, aku akan mendengarkan dan tersanjung sekali karena kau mau bernyanyi untukku!"
Mendengar itu Jaejoong langsung menatap tepat ke manik Yunho, mata mereka beradu. Seolah salah satu tidak ingin menarik diri masing-masing. Jaejoong mengigit bibir bawahnya tanpa sadar ia kemudian berucap, "Aku ingin menyanyi untukmu, tapi aku tahu itu tidak mungkin. Aku mencintaimu..."
.
.
.Eyd ga beraturan, typo dimana" no edit.
Belum bisa upd change the world karena aku masih sibuk sekali ya genk.
.
.
.