Berbaur dengan semua tamu undangan penyambutan, Yunho menyapa satu persatu mereka bersama dengan Jaejoong. Tentu saat ini Jaejoong adalah pasangan resminya, mereka mengetahui bahwa ia dan Jaejoong bertunangan. Sementara itu, ia memang meminta Jaejoong memakai cincin yang pernah ia berikan kepada wanita itu. Sebagai bukti bahwa memang mereka terikat.Acara formal dengan menyambutnya sebagai CEO baru TVXQ Company sudah terjadi beberapa saat lalu. Semua tamu undangan menghargai dirinya dengan baik, ia senang karena ayahnya memutuskan tidak mengundang kakeknya. Mungkin Yunho akan merasa tidak nyaman andai pria tua bangka itu hadir, tetapi ia merasa senang karena neneknya ada di sini. Benar, ada Cha Jangmi di sini, wanita yang dipanggil Yunho nenek itu benar-benar berbeda dengan kakeknya.
Neneknya adalah salah satu wanita dibalik suksesnya perusahaan dirintis ayahnya selain ibunya. Dan, mungkin juga ada pengaruh dari keluarga sang ibu yang memang terpandang. Ya, kakek dan neneknya dari pihak ibunya juga turut hadir. Tentu, mereka juga memiliki andil dalam berkembangnya bisnis keluarga mereka.
Ya, ibunya dari keluarga berada. Itu mengapa mungkin ibunya merasa bahwa hubungannya dan Jaejoong seperti hubungan mereka dahulu. Tapi, seharusnya ia juga berterima kasih kepada mereka. Toh, mungkin jika tanpa dorongan mereka maka ia masih saja uring-uringan antara ingin menikahi Jaejoong atau menyamakan strata mereka.
"Hon, kakiku pegal, bisa kita istirahat sebentar dan duduk di sana?" Jaejoong berbisik kepada Yunho, ia merasakan kakinya cukup pegal karena terus berdiri dan berjalan-jalan sejak tadi.
Jaejoong sadar bahwa high heels yang dipakainya setinggi 12 centimeter, terlalu tinggi dan hanya kadang-kadang ia memakainya. Biasa, ia lebih senang dengan high heels 7 centimeter. Meski terbiasa dengan high heels, tetap saja, ia merasa sakit jika terlalu lama memakainya.
Yunho melirik Jaejoong, memang tinggi kekasihnya ini tidak seperti biasa, ia melirik pada kaki Jaejoong dan menggeleng pelan dengan high heels bak model yang dikenakannya. Ia tersenyum kepada para kolega yang saat ini sedang berbincang dengannya dan dengan cara halus memutus obrolan. Membungkuk, Yunho kemudian melingkarkan lengannya di pinggang ramping Jaejoong. Selain cantik, kekasihnya sangat memukau juga.
Membawa Jaejoong ke meja yang ada di pojok, Yunho menarik dengan segera kursi dan membantu kekasihnya duduk di sana. Jaejoong membungkuk, dan Yunho terkekeh seraya mendahului wanita cantik yang sangat ia cintai ini. Yunho melepas high heels Jaejoong dan memijat perlahan kaki sang kekasih.
"Hon, aku bisa sendiri," ujar Jaejoong, cukup memalukan jika orang melihat Yunho sedang seperti ini, tapi ia juga merasa bahwa ini sangat manis. Bukankah Yunho sangat perhatian padanya?
"Kakimu sedikit memerah, lain kali jangan memakai high heels setinggi ini, kau bukan model, hmm?" Yunho mendongak, tatapannya terlihat tajam dan juga khawatir.
Jaejoong mengangguk pelan, "Iya, cepat berdiri, beberapa orang melihat kepada kita, ini membuatku malu."
"Kenapa harus malu?" Yunho meletakan kaki Jaejoong ke lantai dan mendongak menatap wanita itu. Apa alasan yang membuat Jaejoong merasa malu.
Menggigit bibirnya, Jaejoong lantas menjawab, "Karena kau berlutut, kau tidak boleh begini karena kau—"
"Kenapa tidak boleh?"
Astaga, Jaejoong hanya tidak enak jika orang membicarakannya. Ia menatap Yunho lekat dan menundukan wajahnya, "Hon, aku—"
"Kau ingat tidak aku pernah bilang akan memberimu hadiah sebagai balasan suit yang kupakai sekarang?" Yunho tersenyum, ia sangat mengingat ini dengan baik.
Ah, Jaejoong ingin menanyakan ini tadinya, tapi tidak ia sangka bahwa Yunho mengingatnya. "Uumh, kukira kau lupa."
"Tidak lupa!" Yunho tersenyum dan meraba saku dalam jasnya.