Selama sepekan ini Yunho dan Changmin benar-benar sibuk. Pasalnya banyak hal yang harus di selesaikan setelah mendapat pinjaman dana dari Jaejoong. Pertama-tama mereka mengurus gaji karyawan. Untuk sementara pun, ia harus merumahkan sementara sebagian karyawan. Bukan memecat hanya mengistirahatkan hingga semua urusan ini selesai. Lantas ia memutuskan memotong gaji para atasan yang tidak bekerja maksimal.Ya, sistem kerjanya sangat ketat. Sebenarnya, ia bukan orang yang begini. Tapi untuk saat ini disiplin dan ketat harus diterapkan. Paling tidak hal ini berlaku untuk beberapa bulan ke depan, hingga semua masalah bisa diatasi. Sekarang ia sedang meninjau mengenai data aset kepemilikan pribadi oleh beberapa petinggi perusahaan yang menyeludupkan dana. Beberapa dari mereka membeli apartemen mewah dan juga mencuci uangnya dengan cara yang lain.
Sepandai-pandainya mereka melakukan ini, ia tidak ingin kehilangan uang perusahaan se-sen untuk orang tak bertanggung jawab. Bahkan, karena urusan perusahaan yang benar-benar pelik, ia dan Changmin sering lembur. Sekarang beberapa pabrik milik perusahaan Tohonshinki Group mulai beroperasi kembali dan ia sudah memimpin rapat mengenai promosi dan juga target penjualan.
Beberapa bulan terakhir omzet perusahaan menurun drastis, dikarenakan data yang valid bahwa tidak adanya bahan baku utama sehingga proses produksi pun terhambat. Lantas karena modal usaha sudah banyak, ia pun menekan produksi dan meminta pihak promosi untuk semakin giat bekerja.
Sebenarnya ada satu anak perusahaan yang selalu menghasilkan untung. Tapi, para bajingan brengsek itu membuat korupsi tidak main-main dengan mengakuisisi anak perusahaan sebagai miliknya pribadi. Ia akan mengurus ini pertama-tama karena peternakan sapi perah milik perusahaan memberi untung yang banyak. Ya, tentu saja dengan penjualan untuk pemasuk ke perusahaan yang berbisnis dairy milk yang meraup banyak untung.
"Kau mengurus akuisisi kembali perusahaan ini dan juga peternakan sapi perah. Tidak ada keterangan kita menjual kepada mereka. Ini akan mudah bagimu, karena kau pandai berdebat!" Yunho menyerahkan dokumen kepada Changmin yang duduk di seberang sofa yang didudukinya. Di tengah-tengah mereka —meja untuk menjamu penuh dengan berbagai dokumen yang menumpuk.
"Panggil Yoona, dia harus mengetik ulang beberapa dokumen seperti aslinya."
"Yoona sudah ada di sini dari tadi Pak Boss!" ujar Changmin dan mengulum senyum, Yunho terlalu serius sehingga tidak fokus pada sekitarnya.
Mendongak, Yunho mendapati Yoona yang duduk di ujung sofa panjang yang sama dengan Changmin. Astaga, ia memang tidak memperhatikan karena sejak tadi memeriksa dokumen.
"Aku akan melakukan seperti permintaan Bapak," Yoona mengambil beberapa dokumen yang dipisahkan. Ini semua dokumen yang harus ia salin dengan baik. Dan lagi ia harus membereskan dokumen yang sudah diperiksa. Memang pekerjaannya cukup melelahkan. Tapi, Yoona sudah menjadi sekretaris Yunho sebelum pria itu menjadi CEO. Ya, ia dan Changmin satu tim.
Yoona melangkah keluar dan terkejut ketika membuka pintu. Sosok wanita cantik nan elegan itu ada di depannya sekarang. Spontan ia menunduk dan tersenyum ramah. "Halo Nona Kim, maaf aku tidak tahu bahwa Nona akan datang, dan tidak menyambut Nona."
Jaejoong tersenyum tipis, ia mengangguk mengerti. Nampaknya seluruh orang dalam gedung ini terlihat sangat serius. Dan memang sedikit lebih sepi dari biasanya. Hening karena mungkin mereka bekerja dengan fokus. Baguslah, itu berarti uangnya dipakai dengan benar oleh pria itu.
Yunho segera menoleh ke ambang pintu mendengar ucapan Yoona. Ia lekas meletakan dokumen dan berdiri. Sementara Changmin masih duduk di sofa dan meneruskan pekerjaannya. Mendekat ke ambang pintu, Yunho tersenyum lebar.
"Non— Jeje, ah maaf sekali aku tidak tahu kau akan mampir ke kantor!" sungguh Yunho grogi. Karena keadaan ruangannya yang berantakan.
Membalas senyum Yunho, Jaejoong menoleh kepada Irene. "Kau sangat sibuk sekali, dan ruang kantormu sangat..."
"Berantakan. Tidak apa-apa, aku tidak akan tersinggung kau mengatakan itu," benar, ia tidak akan tersinggung. Dan memang ruang kantornya berantakan. Sangat berantakan dengan tumpukan dokumen dimana-mana.
Terkekeh, Jaejoong berusaha menutupi sikapnya yang tadi dan mengangkat sedikit dagunya. "Aku kemari untuk melihat-lihat kinerjamu, sehingga aku yakin apa kah kau benar-benar menggunakan uangku dengan baik atau tidak."
Memperhatikan ruangan kantor Yunho, ia tersenyum karena sepertinya pria itu memang mendengar sarannya tentang ruangan. Beberapa letak benda-benda berbeda dan sedikit lebih sesak. Ada beberapa property baru yang dipindahkan dan untuk wallpaper belum diubah tapi ini cukup baik.
"Aku tidak suka jika menghamburkan uang tidak jelas. Aku akan berusaha membayar kembali uangmu, Je," optimis, Yunho membuka jalan untuk Jaejoong dan mempersilahkan wanita itu duduk di sofa yang tadi ia duduki.
"Aku akan meminjamkan Irene padamu, kurasa kau perlu asisten baru. Dia juga kompeten dalam hal keuangan, kau bisa memberikan dia dokumen catatan keuangan kantormu. Aku hanya ingin membantumu, jika kau tidak keberatan dan tidak ingin melukai harga dirimu sebagai pemimpin dari perusahaan ini. Aku, maksudku aku berniat baik untuk ini," Jaejoong rasa ucapannya serampangan. Ia melirik Irene dan wanita itu menahan tawa.
"Nona khawatir jika Tuan Jung, kerepotan karena menjalankan perusahaan dalam keadaan ini sangat melelahkan. Itu mengapa Nona ingin membantu sebisanya, dan bukan ingin menyinggung Tuan Jung. Sebenarnya Nona Jeje hanya tidak ingin jika Tuan Jung sakit karena kelelahan," Irene berbicara secara blak-blakan kepada Yunho. Alasan sebenarnya ia dan Nonanya kemari jelas untuk melihat Jung Yunho.
Ah, setelah melihat Jung Yunho, Jaejoong sedikit berbeda. Wanita itu jadi rajin berbicara sendiri dan berdandan kemudian mengecek ponselnya. Sebenarnya hal bisnis seperti ini sangat sering dilakukan Jaejoong, tapi Jaejoong membuat seolah-olah Yunho datang kemari untuk menyatakan cinta bukan menyatakan pinjaman. Lucu sekali bukan? Ini bukan ejekan, Irene serius berkata bahwa Jaejoong memang lucu. Bahkan, Jaejoong mulai membuat sketsa gambaran pria itu. Persis seperti orang kasmaran. Ia tidak tahu bagaimana semua ini terjadi karena awal mula Yunho tiba di mansion, Jaejoong masih bersikap sama saja.
"Irene! Aku tidak berkata begitu aku—"
"Boss belum makan, kebetulan sekali Nona Kim, bisa kau menemani Boss untuk makan, aku dan Irene asistenmu bisa menunggu di sini sembari mengecek dokumen yang ada!" Changmin menyela, ini kesempatan bagus. Nampaknya wanita kaya raya ini memang tertarik pada Yunho.
Bukan sembarangan Changmin berkata begitu. Yoochun, pria itu adalah yang pernah ditolong Jaejoong. Yoochun mengatakan sikap Jaejoong dingin dan tertutup, serta Jaejoong selalu menolak jika ada yang meminta pinjaman dalam jumlah besar. Dan pinjaman Yunho, melampaui kata besar.
Yunho menaikan sebelah alisnya. Ia menatap Changmin tidak mengerti. Tetapi benar bahwa ia belum sempat mengunyah apa-apa. "Kita—"
"Aku akan memesan makanan dengan Yoona, kau pergilah dengan Nona Kim, Boss!"
.
.
.Eyd ga beraturan, typo dimana" no edit.
Ini yang baca sedikit ya atau banyak Silentnya.
.
.
.