Mendengar hasil dari vote para dewan direksi, jujur Yunho sedikit terkejut. Pasalnya, apa yang diprediksinya jauh berbeda. Ia menatap sang pembaca pengumuman hasil dan rasanya ingin tertawa. Ada beberapa hasil golongan putih atau bersifat tidak memilih siapa pun kandidat antara mempertahankannya atau memilih Sung-il kembali.
Sejujurnya, nilai mereka sama-sama mendapat suara yang sama. Jika dihitung dari suara. Ia tidak tahu jika di presentasi kan dengan jumlah saham. Tapi, sesuai kesepakatan tadi bahwa akan di umumkan dan suara diambil berdasarkan jumlah vote bukan jumlah saham. Ia benar-benar merasa bahwa kekuasaan kakeknya yang mutlak bisa berubah dalam dekade ini. Rasanya puas melihat wajah sang kakek yang mengeras.
"Dengan hasil vote yang sama aku tidak tahu bahwa siapa yang lebih pantas dinaikan menjadi CEO kembali, tapi aku terkesan dengan para pemilih Yunho. Nampaknya kalian sudah mulai mempercayai orang baru!" Sungwook berbicara dengan sok bijak, padahal ia geram sekali dengan hasil yang ada. Setengah dari mereka sudah berpaling dari kesetiaan padanya.
"Bukan kah memang perusahaan ini butuh pemimpin yang realistis, sebagai seorang dewan direksi aku tidak ingin begitu saja membiarkan perusahaan ini dalam masalah besar!" Woosung menjawab dengan bijak, ia tidak membela Yunho, tidak juga berpihak pada siapa pun. Dalam urusan bisnis ia hanya menggantungkan harapan kepada siapa yang akan menghasilkan lebih untuk perusahaan. Ia tahu Yunho mampu, dan ia bangga karena anaknya itu bisa sejauh ini membuat perusahaan lebih baik ketika Sung-il mengundurkan diri dalam masa perusahaan caruk maruk.
"Aku setuju dengan Woosung," salah satu dewan direksi yang cukup mengenal Woosung membelanya. Sebagai dewan direksi mereka ingin keuntungan masuk ke rekening bukan sebuah kesialan.
Aneh rasanya ketika dibela, Yunho mendapati hal itu terjadi. Mereka berusaha mempertahankannya tapi setengah dari mereka juga berusaha menjatuhkan dan melengserkannya. Toh, ia juga sudah membuat keputusan tentang semua ini. Ia sudah meminta beberapa nasihat dari temannya dan juga ia sudah mendatangi sang nenek. Ah, kakek dan neneknya berbeda. Ia lebih dekat dan sayang kepada sang nenek dibanding dengan kakeknya yang pilih kasih.
Neneknya mengatakan lebih baik dirinya menyerah karena kakeknya akan melakukan segala cara untuk Sung-il dan pamannya. Kakeknya keras kepala, dan berhadapan dengan sang kakek hanya akan membuat dirinya tampak buruk.
"Aku memiliki keputusan sendiri untuk jabatan ini, sebelumnya aku berterima kasih kepada semua jajaran dewan direksi yang sudah percaya kepadaku. Tapi, seperti yang kalian ketahui perusahaan ini memiliki Presiden Direktur bernama Jung Sungwook, artinya dia adalah pengendali dari semua yang ada. Aku memang cucunya, tapi bukan cucu emas seperti Sung-il. Aku tidak ingin menjadi penghalang bagi Kakekku untuk mencapai yang diinginkannya. Baginya perusahaan ini adalah miliknya dan juga siapa saja yang mengelolanya adalah kehendaknya, aku dan Ayahku tidak dikehendaki mengelola, itu mengapa sepanjang Jung Woosung ada di perusahaan ini tidak bekerja seperti kakaknya atau pamanku yang sebelumnya juga adalah CEO, Jung Woonam. Ayahku mendirikan perusahaan sendiri, dan aku memilih untuk membantunya membesarkan perusahaan itu, dengan kata lain aku lah yang mengundurkan diri dan tidak akan bertanggung jawab lagi sejak pengunduran diriku ini atas perusahaan ini. Terima kasih!"
Keterkejutan terjadi di ruangan rapat ini apa lagi Yunho dengan berani menyebut perusahaan lain di sini. Perusahaan Woosung yang akan dibesarkannya, itu cukup membuat semua orang terkejut sekali. Yunho sudah memiliki langkah-langkah besar untuk membesarkan perusahaan ayahnya yang sudah lebih 20 tahun bertahan dipasaran. Ayahnya memang hanya beroperasi pada penjualan susu segar, UHT, dan susu bubuk, serta ice cream. Tapi, ia ingin merambah ke berbagai dairy product lainnya seperti yogurt dan keju.
Lantas, ia ingin membangun usaha lainnya secara kecil-kecilan, entah apa ayahnya memiliki modal atau tidak. Tapi, jika tidak pun Changmin menyarankan untuk meminjam modal kepada kekasihnya. Well, ini memalukan tapi untuk sebuah terobosan, ia harus membuang rasa malu dan menggadaikan harga diri. Untuk bisnis lainnya yang ingin ia geluti. Ia ingin membuka sebuah coffee shop and bakery secara alami ia hanya membutuhkan pemasok bahan lainnya selain dairy product yang bisa ia pasok dari perusahaan miliknya. Lalu ada beberapa usaha lainnya yang juga ingin ia dirikan, salah satunya bisnis yang sama dibawah perusahaan Tohoshinki. Well, ini bisnis toh kakeknya pun tidak pandang keluarga dalam bisnisnya, ia pun harus begitu.
.
.
.Changmin dan Yoona sudah selesai mengepack barang-barang mereka. Barangkali, boss mereka akan membeli gedung perkantoran ini jika Tohoshinki Group bakrut. Changmin tertawa, tapi itu tidak mustahil, lebih lagi Yunho sekarang sangat ambisius. Sepertinya Jung Sungwook membangunkan macan yang ada di dalam diri Yunho. Sebelumnya, Yunho tidak seambisius ini, pria itu tenang dan on point, ya Yunho hanya mengurusi urusan pekerjaannya saja tanpa menginginkan lebih.
Tapi, menjabat sebagai CEO yang dihina dan dipermalukan membuat pria itu sangat berbeda. Ini masih dalam hal positif, Changmin akan membiarkan sifat ambisius Yunho. Toh, pria itu sudah mengatur rencana yang matang untuk pengembangan perusahaan milik Woosung.
"Aku sudah menyerahkan surat pengunduran diriku, dan sudah selesai mengepack barang-barang milik Pak Jung!" Yoona masuk ke dalam ruangan CEO, beberapa kardus sudah tertata dengan rapi dan siap diangkat.
"Barang apa?" Changmin terkejut, ia tidak tahu Yunho memiliki barang diluar ruangan CEO.
"Ada, di dapur umum. Semua yang dibelikan Nona Jeje, aku mengemasnya. Itu adalah properti milik perusahaan baru nanti. Lagi pula aku yakin Nona Jeje tidak akan rela meninggal itu di sini!"
Tertawa, Changmin suka ketelitian Yoona. Sampai hal kecil pun wanita itu ingat. Mau bagaimana lagi, mereka tidak ingin rugi dan tertinggal sedikitpun barang di sini. Menggelikan jika terlalu baik pada perusahaan yang menikam diri sendiri.
"Baiklah, aku akan meminta jasa pengangkutan segera kemari dan memindahkan semua ke kantor baru kita. Yoona, siap untuk lembur selanjutnya? Karena kau tahu kan Boss kita sedang di puncak rasa ambisiusnya!"
"Aku siap!" sahut Yoona, "Aku lebih bersemangat karena ini adalah perusahaan milik Pak Jung Senior! Aah maksudku Pak Jung Woosung, bukan Jung senior yang tua itu!"
.
.
.Rapat melelahkan sudah selesai, urusan pindah kantor pun sudah selesai. Yunho rasanya lelah sekali. Ia bahkan hendak tertawa karena Sungwook memberikan uang pesangon kepadanya. Dengan kata lain, pria itu tidak ingin dirinya masuk kembali ke perusahaan itu. Ya, siapa yang ingin kembali. Ia bahkan sudah sangat muak berada di sana.
Mengemudikan mobilnya, Yunho melirik ke ponselnya yang berdering notifikasi. Ia memelankan laju mobilnya dan berniat untuk kembali ke rumah. Ah, ia masih tinggal dengan orang tuanya. Bukan karena tidak mampu menyewa apartemen, tapi ibunya mengatakan bahwa hal ini akan lebih baik untuknya. Ya, ia selalu diperhatikan ibunya dan wanita tersayangnya itu selalu rewel jika Yunho tidak kembali ke rumah. Ia harus membuat alasan jika tidak kembali. Seperti pertama dirinya bersama Jaejoong di mansion wanita itu.
Ia tersenyum melihat isi pesan chat, itu dari kekasihnya. Kali ini ia harus beralasan apa pada ibunya. Ketika di hotel ia mengatakan tidak kembali karena bersama Changmin dan menginap di rumahnya. Ia sebelumnya harus mengatakan hal itu pada Changmin juga dan seperti biasa pria itu akan menggodanya. Demi Jaejoong, ia rela digoda Changmin dan menganggap ocehan Changmin angin lalu.
Tapi sepertinya sekarang ia tidak bisa beralasan begitu dengan ibunya. Ia akan menelepon nanti, jika Jaejoong mulai manja dan dirinya tidak bisa menolak keinginan kekasihnya itu. Ia tersenyum seraya memutar balik mobilnya. Ia akan menemui Jaejoong di mansion wanita itu.
.
.
.Rules 40 komentar.
Nana Im — Athena.
.
.
.