Bab 18

681 168 42
                                    

Mendengar ucapan Jaejoong, Yunho tidak bisa menahan tawanya. Ia tergelak hingga pelukan mereka terlepas. Tetapi kala melihat raut wajah sang kekasih berubah, Yunho kembali memeluk sayang Jaejoong. Ia tidak berniat menertawakan Jaejoong, tapi hal itu spontan terjadi. Ia tertawa mungkin karena merasa hal ini diluar ekspektasinya sebagai seorang pria.

Dalam hal berkencan, Yunho bukan orang baru. Dulu, ia beberapa kali berkencan tapi kandas begitu saja. Tidak ada yang seperti Jaejoong. Mendaftar kelas memasak agar menjadi wanita baik-baik. Terakhir kali ia kencan 2 tahun lalu. Dan hal itu pun tidak pernah ia dengar dari seorang wanita. Jaejoong benar-benar luar biasa membuat ia terkesima.

"Aku tidak bermaksud menyinggung, Baby. Aku senang, kau memasak menambah keahlian dan itu sesuatu hal yang bagus!" entah mengapa ia senang saja mendengar itu, ibunya seorang ibu rumah tangga tanpa bisnis apapun, kecuali menghamburkan uang ayahnya. Well, mungkin itu sudah takdir seorang istri. Tetapi ibunya juga bisa menghandle keuangan dengan baik. Sehingga ayahnya tidak pernah marah jika ibunya berkumpul dengan teman-temannya.

"Irene juga mengatakan begitu, aku hanya ingin memiliki suatu hal yang senang dilakukan, dan akan membuatkanmu sesuatu," Jaejoong membayangkan bahwa ia akan menyajikan tiap masakan untuk Yunho dan anak mereka kelak. Ya, ia sudah sejauh itu dan ia ingin menjadi istri dan ibu yang baik.

"Hmm, lalu kau ingin merambah ke bisnis kuliner setelah itu?" Yunho memindahkan tangannya yang semula di pinggang ramping Jaejoong menjadi menangkup pipi sang kekasih dengan intens.

"Aku tidak ada memiliki rencana hingga ke sana, kenapa?" Jaejoong merasa malu, Yunho menatapnya dengan lekat dan wajah pria itu semakin mendekat ke wajahnya. Apa kah Yunho akan menciumnya? Astaga, ia rasa pipinya sudah memerah drastis.

"Benarkah? Kau tidak memiliki bisnis apa-apa selain pinjaman dan juga saham? Aku yakin kau pasti bermain saham, iya kan?" Yunho tersenyum tipis melihat wajah Jaejoong memerah, ia menjilat bibirnya sedikit dan menatap intens Jaejoong.

"Aku..." Jaejoong terkejut ketika bibirnya dijilat Yunho.

Astaga, pria itu menjilat bibirnya. Seperti di film-film dan drama, apakah selanjutnya bibirnya akan dilumat oleh Yunho? Bagaimana ini, ia belum pernah mempraktekan bagaimana ciuman. Ia...

Jaejoong terbelalak ketika hal itu memang benar terjadi. Yunho memagut bibirnya dengan lembut, pria itu menyesap bibir bawahnya dan hal itu membuat ia merasakan sesuatu. Ada sensasi rasa geli dan juga ingin mendorong dada Yunho. Tapi ada juga sesuatu yang membuat ia ingin memeluk pria itu.

Ia hanya bisa merasakan dan kala Yunho melepas pagutan bibir mereka, Jaejoong terkejut. Ia menatap pria itu, ada sesuatu yang terlihat di manik mata Yunho. Apa Yunho kecewa? Karena ia tidak tahu caranya membalas ciuman Yunho? Karena ia tidak menyenangkan? Jaejoong menggigit bibirnya, bukannya merasa senang, ia malah ingin menangis.

Benar ia ingin menangis karena terlalu bodoh. Ia tidak tahu bagaimana caranya menyambut ciuman Yunho. Ia tidak tahu bagaimana caranya membuat pria itu puas, dan ia segera berbalik dari hadapan Yunho. Ia malu dan sedih. Bagaimana jika karena itu ia akan diputuskan Yunho? Ia bukan wanita yang bisa membuat Yunho merasa nyaman dan tidak bisa...

"Kau menangis? Baby? Astaga, maafkan aku!"

Menangis? Jaejoong terkejut mendengar itu. Ia menangis? Menyentuh wajahnya, ia baru menyadari bahwa ia benar-benar sudah menangis. Ia berlari dengan segera, mutiara-mutiara itu bisa berhamburan dan di lihat Yunho. Ketika ia berlari ia menyadari sebutir mutiara lepas dan entah menggelinding kemana. Ia menuju ke walk in closet dan menutup pintunya dengan segera.

Yunho melongo melihat pacarnya menangis. Ia berdecak dan mengusap wajahnya dengan kasar. Bagaimana bisa ia kehilangan kendali, hal itu terjadi begitu saja. Ia tiba-tiba ingin mencium bibir Jaejoong dan hal itu ia lakukan begitu saja. Melangkah masuk ke dalam, Yunho menoleh sekilas ketika beberapa asisten rumah tangga masuk dan membawakan nampan berisi piring. Ia tidak peduli apa yang mereka  bawa, berdiri di depan pintu walk in closet, Jaejoong lebih penting sekarang.

"Je, Jeje. Aku minta maaf, kumohon maafkan aku, aku tidak bermaksud begitu, ciuman itu, maksudku aku menciummu terjadi begitu saja, aku minta maaf!" Yunho berucap di depan walk in closet. Ia tidak mau hubungannya hancur karena perihal ciuman. Perasaan untuk wanita itu benar ada.

Mendengar itu Jaejoong menyapu sisa air matanya. Ia tidak boleh menangis saat ini. Yunho salah paham, iya pria itu salah paham. Jelas ia mendengar bahwa pria itu mengira ia marah karena dicium. Sebaliknya, ia sedih karena tidak bisa membalas ciuman pria itu. Jaejoong harus menghentikan tangisan. Ia menyapu semua cairan di wajahnya dan perlahan membuka pintu walk in closet. Ada beberapa mutiara yang berjatuhan di lantai, dan ia membiarkan itu.

"Aku tidak marah padamu, sungguh," ucap Jaejoong dan mengintip Yunho dari balik pintu yang terbuka sedikit.

"Jika tidak marah lalu apa hmm? Aku berjanji tidak akan men—"

"Bukan begitu, aku hanya kesal pada diriku sendiri, aku pasti pacar yang payah, aku tidak tahu bagaimana harus membalas ciumanmu, kau pasti kecewa!" menyela Jaejoong mencebilkan bibirnya, ia harus menahan tangisan. Apa pria itu tidak mau menciumnya lagi?

Yunho lagi-lagi sempat terdiam mendengar alasan Jaejoong menangis. Ia menahan tawanya dan tidak ingin menyinggung. Bukan, ia tidak meremehkan Jaejoong. Hanya saja ini terdengar lucu. Mereka salah paham hanya karena ciuman. Ia mengira Jaejoong tidak mau ia cium dan Jaejoong mengira ia kecewa dengan ciuman mereka tadi. Dan satu hal yang dapat ia ketahui lagi, tadi itu adalah ciuman pertama Jaejoong. Ah, bagaimana bisa wanita itu semanis ini.

"Keluar lah, cepat keluar, aku sangat kecewa jika kau lari dariku seperti ini!" sengaja Yunho berkata demikian, ia hanya ingin tahu semenurut apa Jaejoong, dan well wanita itu langsung keluar dengan wajah memerah dan air mata yang masih ada di sudut. Yunho segera mengusap air mata yang ada dan tersenyum. "Itu ciuman pertamamu? Maka dari itu kau menganggap dirimu payah hmm?"

Mengerucutkan bibir, Jaejoong mengangguk pelan. "Maaf, kau memiliki pacar yang payah!"

Menjilat bibir, Yunho kemudian menyentil hidung Jaejoong dengan pelan. "Aku tidak beranggapan demikian, kau polos sekali Sayangku. Kau baru pernah berkencan dan berciuman denganku, aku benar-benar pria pertama untukmu?"

Mengangguk, itu benar adanya pria ini adalah pria pertama yang membuat ia jatuh cinta. Memang banyak yang menyukainya tapi dari semua itu ia tidak ada menyukai dari mereka satu pun.

Ekspresi Jaejoong imut sekali, Yunho tidak tahan untuk tidak mencubit pipinya dengan pelan dan sayang. Ia menarik tangan Jaejoong. Ia kemudian melepas ketika berada di dekat sofa dan menangkup pipi Jaejoong kembali.

"Jadi kau marah atau tidak karena aku menciummu?"

Segera menggeleng, Jaejoong menjawab dengan cepat. "Tidak! Aku hanya tidak tahu caranya bagaimana."

"Kau hanya mengikuti alurnya saja, kau pasti akan bisa dengan sendiri."

"Benarkah?" sebelah alis Jaejoong terangkat, ia seolah memiliki harapan dalam menyenangkan Yunho.

"Hmm, sekarang biar kucoba!" Yunho memiringkan kepalanya, ia dengan cepat kembali mencium bibir Jaejoong. Bibir wanita perawan yang tak terjamah sama sekali.

Awal-awal Jaejoong memang pasif tetapi Yunho terus mencecap bibir yang rasanya manis itu bak permen karet nan kenyal. Lalu, beberapa saat kemudian Jaejoong mulai bergerak perlahan. Pergerakan bibirnya dibalas Jaejoong dengan pelan-pelan. Ia tersenyum dalam pagutan mesra mereka dan tangan Jaejoong sekarang mulai berani untuk memegang kedua bahunya.

Yunho melepas ciuman mereka dan menjilat bibirnya. Ini ciuman pertama Jaejoong, ia harus memberi jeda yang baik pada kekasihnya ini. Setelah itu ia kembali menyerang bibir Jaejoong dan wanita itu sama sekali terlihat tak keberatan.

.
.
.

Eyd ga beraturan, typo dimana" no edit.

Cuma mau bilang abis nonton scarlet innocence, Ahnjae Daddy Woosung Pro 😂😂😂 . Kalau Yunho ga Pro, kalah bener sama bapaknya 😂😂😂 .

.
.
.

SirenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang