Hyunbin tersenyum dan melirik ke arah wanita yang sekarang duduk di atas sofa dengan hanya mengenakan bathrobe. Ia menuangkan segelas wine ke gelas kosong, dan memberikan kepada wanita cantik ini. Hyunbin lantas duduk di sampingnya dan langsung memeluknya tanpa canggung.
"Kau tahu dimana abdi setiamu berada, Athena?" Hyunbin bertanya dengan blak-blakan, ia tidak suka berbasa-basi. Tepat setelah Hermes kembali, Jaejoong meneleponnya untuk memberitahu bahwa Poseidon menyebar racun di mansion terutama kamar sang adik. Ia marah sekali kepada pria itu.
Tetapi, ia tidak bisa bergerak cepat. Memiliki janji dengan Athena membuatnya tak bisa langsung mencari keberadaan Poseidon.
Nana—Im JinAh, menatap kepada Hyunbin dengan tatapan skeptis. Kemudian, dewi perang yang sangat cantik ini meletakan gelas dan menjauhkan tangan Hyunbin dari tubuhnya. "Jangan katakan bahwa kau tertarik padanya, kau—"
"Kau salah paham, Nana. Astaga, percayalah aku tidak akan mencari wanita lain lagi setelah kau ada di sisiku, hmm?" mengecup pipi Nana, Hyunbin berusaha melunakan kecurigaan kekasihnya ini.
Ya benar, kekasih. Athena adalah kekasihnya sekarang. Tidak seperti dulu mereka saling bermusuhan. Mungkin saja benar apa yang dikatakan banyak orang bahwa benci dan cinta itu perbedaannya tipis. Well, sejak mengencani Nana juga, Hyunbin tahu bahwa dirinya tidak bisa macam-macam jika tidak ingin pertengkaran dan perang terjadi. Jangan lupakan, bahwa mereka sesama pemegang posisi perang.
"Lalu mengapa kau menanyakannya?" Nana menatap lekat Hyunbin dan pria itu tersenyum lebar.
"Adikku, kau kenal kan?"
Mengangguk, Nana tahu bahwa Ares memiliki adik. Entah bagaimana kejadiannya mereka menjadi kakak dan adik, tapi ia tahu bahwa Ares sangat sayang kepada adik Sirennya. "Iya aku tahu, kenapa dengannya?"
"Poseidon mengacaunya lagi, mengajaknya menikah sudah sangat sering dan tadi, dia memberitahuku Poseidon meletakan gas beracun di kediamannya. Sayang, aku tahu kau dan Poseidon adalah kawan, dan denganku adalah lawan, tapi kita sekarang berbeda. Kita bersama, kau paham maksudku kan?"
Nana mendesah pelan, ia mengangguk sangat paham maksud Hyunbin. Keberpihakannya sedang dipertanyakan pria itu. "Aku berpihak padamu, bagaimana kita bisa melawan satu sama lain, sedangkan kita sudah sejauh ini."
Tersenyum mendengar jawaban Nana, Hyunbin mengecup bibir wanita itu dengan segera. Namun kecupan tadi berubah dengan cepat menjadi ciuman penuh gairah diantara mereka.
Bagi Hyunbin tidak ada yang lebih menyenangkan dari pada mendengar kekasihnya berpihak secara resmi kepadanya. Dan yang jauh lebih menyenangkan adalah Athena memutuskan menikah setelah sekian lama berkomitmen tidak ingin berhubungan dengan pria. Ia benar-benar beruntung.
.
.
.Berdecak, Jaejoong masih kesal sekali dengan perbuatan Sihoo, pria itu definisi sejati dari kurang ajar saat ke rumah orang. Bahkan, ia meminta agar mereka berkencan setelah ia merasa lebih baik. Well, ia beralasan masih kesal dengan kehadiran pria itu dan beruntung, Yunho bisa memahami dengan baik. Jadi, ia hanya minta antarkan ke hotel. Hotel milik keluarganya yang diberi nama Ares oleh kakaknya. Ya, ia tidak ingin ikut andil dalam urusan perusahaan sejak dahulu. Hanya memberi dana dari hasil penjualan mutiaranya. Hyunbin lah yang berkontribusi besar membesarkan seluruh bisnis mereka. Ia tidak tertarik berbisnis sama sekali.
Memasuki suit room yang disediakan untuknya dalam artian kamar ini tidak disewakan kepada siapa saja, karena ia tidak suka berbagi dengan orang lain dalam urusan seperti ini. Jaejoong melepas sepatu high heelsnya dan segera duduk di dekat Yunho. Ia langsung memeluk sang kekasih dan benar-benar ingin menyantap Poseidon itu karena ingin membuat ia menghisap gas beracun itu.
Sebenarnya, itu tidak berefek dengan cepat padanya dan ia bisa menyingkirkan dengan mudah, namun ada Yunho di sana. Ia bersyukur segera cepat menjauhkan Yunho sebelum menyebar dengan cepat.
"Sayangku," gumam Jaejoong manja.
"Hmm?"
"Aku tidak mau kau pergi, aku sendirian jika kau pergi dari sini, Irene pasti sibuk sekali sekarang, bisa kau tinggal bersamaku, uumh?" ia berucap dengan sangat manja dan wajah menggemaskan yang memelas.
Mengerang, Yunho tidak tahan dengan wajah dan nada bicara Jaejoong. Ia menyentuh dagu Jaejoong dan tanpa tedeng aling-aling langsung mencium bibirnya. Astaga, hal ini begitu saja terjadi. Jika biasanya ia bisa mengontrol perasaan demikian, tapi sekarang rasanya susah. Jaejoong adalah cobaan telak yang tidak bisa dilaluinya.
Setelah melepas ciuman, wajah Jaejoong memerah. Malu tentu saja, tapi ia malah memeluk pria itu dengan erat. "Kau yakin akan menunggu karirmu stabil baru menikahiku? Atau haruskah kita melakukan itu lebih dulu, uumh?"
Terkejut, Yunho lantas tertawa dan menyentil kening Jaejoong hingga wanita itu sedikit mengaduh. Siapa yang mengajari wanita polos ini untuk mengungkit hal itu. "Melakukan apa memangnya?" ini pancingan, ia ingin menggoda Jaejoong. Sejauh apa wanita ini mengerti.
Menatap polos Yunho, Jaejoong tersenyum malu, "Melakukan hal itu, pasangan biasa melakukan, bahkan aku yakin di film-film mereka melakukannya secara nyata!"
Nah, jadi Jaejoong paham? Ia mengernyit dan mendekatkan wajah kepada Jaejoong. Pipi merah kekasihnya ini menggoda. "Di film? Film seperti apa hmm?"
Mencibir, Jaejoong yakin bahwa Yunho paham. "Kau pasti mengerti, aku yakin sekali!"
Tergelak, Yunho tidak bisa menahannya. Jadi, Jaejoong memang mengerti dengan baik hal seperti itu tapi tidak pernah mempraktekannya. Ia menarik tangan Jaejoong yang memeluknya, kemudian menggenggam dengan erat. "Dengar baik-baik Baby," ucap Yunho dan ia menatap lekat wajah cantik Jaejoong. "Aku memiliki komitmen tidak akan melakukan hal itu sebelum menikah, memang banyak pasangan melakukan secara bebas, dan itu bukan ranahku berkomentar, tapi dalam hubunganku aku tidak akan melakukannya, saat ini aku hanya bisa menciummu dan memelukmu."
Menggigit bibir bawahnya, Jaejoong lantas mengangguk. Ia paham maksud Yunho. Tetapi, ia sedikit kecewa. "Baiklah kalau begitu, aku mengerti. Kau akan menikahiku hingga karirmu stabil."
Kekecewaan itu bisa ditangkap oleh Yunho. Sebenarnya, jika ia membiarkan sisi liarnya mengontrol maka ia mungkin akan benar-benar hilang kendali dan sudah menyerang Jaejoong. Tapi berusaha menahan itu lah yang sedang ia lakukan. Siapa yang tidak tergoda dengan wanita cantik, seksi dan super duper cute seperti Jaejoong?
"Kuharap kau sabar menunggu hmm?" mengecup tangan Jaejoong, Yunho tidak mau kekecewaan Jaejoong semakin bertambah.
"Kau tahu kan, aku tidak mudah jatuh cinta? Kau tidak perlu meragukan itu!"
"Aku tahu, hanya saja aku tidak ingin kau berpaling dariku, Baby Je," ujar Yunho dan sebelah tangannya dengan berani mengelus pipi Jaejoong dan tersenyum lembut.
"Aku tidak akan begitu, aku mencintaimu!"
Meski ketika memutuskan berkencan tidak ada kata cinta, dan sejauh ini pun tak ada yang mengungkit kalimat itu, tapi Jaejoong hendak meyakinkan Yunho bahwa ia benar-benar mencintai pria itu.
Yunho mengusap perlahan pipi Jaejoong, ia mendekatkan kembali wajahnya dan berucap dengan suara pelannya yang seksi. "Aku juga mencintaimu, Baby," setelah itu ia langsung mencium bibir Jaejoong. Saat ini hasrat untuk mencium wanita itu tidak bisa ia kendalikan.
.
.
.Rules 30 komentar.
.
.
.