Pertemuan atau rapat para calon investor sedang terjadi, Jaejoong benar-benar tidak mengerti apa-apa yang di jelaskan Changmin di depan, tetapi Irene menyimak dengan wajah serius. Satu-satunya yang dipandang Jaejoong adalah Yunho, wajah kekasihnya itu sangat serius sekali dan benar-benar tidak ada senyum menggoda yang tergantung saat ini. Meski ekspresi Yunho begitu sangat serius dan tegas, tetapi Jaejoong tetap masih terpesona. Bahkan, ia ingin menjerit karena kekasihnya itu semakin tampan saja.
Jaejoong sedikit tersentak ketika ponselnya berbunyi, ia segera mengambil ponsel dari dalam tas dan tersenyum kepada semua orang yang ada di dalam sini. Keningnya mengernyit ketika melihat pada layar ponsel jenis flip yang digunakannya, Jaejoong memandang kepada Yunho, entah kapan pria itu mengetik pesan kepadanya, sejak tadi ia pandangi, Yunho hanya terlihat sibuk dengan berbagai macam kertas dan menunduk ke bawah. Ah, apa ketika sedang menunduk dan menatap ke bawah?
Tersenyum, Jaejoong membalas pesan Yunho. Bunyi pesan pria itu membuatnya malu.
Yunho ・㉨・
Kenapa menatapku terus hmm?
Aku tampan sekali atau bagaimana?
Fokuslah menatap ke arah depan jangan kepadaku.
Mengerti?Jeje ฅ^•ﻌ•^ฅ
Uungh, pacarku sangat tampan!
Tidak bisa, aku lebih senang menatap kepadamu Honey.
Jaejoong tersenyum karena melihat Yunho menunduk, pria itu pasti sedang membaca pesan darinya. Tetapi, ia tidak mendapat balasan dari Yunho. Dan Yunho sekarang sedang melihat kepada Changmin yang sedang berbincang. Apakah Yunho tidak akan membalas pesannya? Mungkin saja begitu, dan ia tidak boleh marah. Ini saatnya bisnis bukan cinta..
.
.Selesai rapat para investor, Jaejoong dan Irene melangkah keluar dari ruangan yang cukup luas ini. Ia akan segera menemui Yunho untuk menginvestasikan peternakan yang dimilikinya serta sejumlah uang untuk caffe yang akan dirintis Yunho. Ya, bisnis caffe cukup menjanjikan karena banyaknya para anak muda yang sering ke caffe. Ia pun sering untuk bertemu teman-temannya. Ah, jangan dikira ia tidak memiliki teman. Ia memiliki teman sejak ratusan tahun lalu. Dan beberapa juga baru ditemuinya.
Sebenarnya untuk bisnis Irene mengurus semuanya. Ia hanya duduk manis dan menandatangi semua itu dengan baik. Jadi, konsepnya sekarang pun masih sama. Ia akan menandatangani beberapa dokumen kesepakatan bisnis mereka. Yunho benar-benar menunjukan sikap profesionalisme, bahkan ia tetap fokus ketika pandangan mereka bersirobok. Pria itu keren sekali, menurut Jaejoong.
"Apakah Miss Kim akan segera kembali setelah ini atau ada agenda lainnya?" Yunho bertanya setelah semua urusan bisnis selesai.
"Tidak ada agenda, Nona mungkin akan berjalan-jalan sebentar karena cuaca cerah dan tidak terlalu panas, perlu Tuan ketahui bahwa Nona Jeje tidak tahan dengan panas, dia memiliki alergi jika merasa kepanasan, kulitnya akan memerah dan terasa gatal," Irene tahu mungkin Jaejoong tidak akan mempedulikan cuaca jika menyangkut tentang Yunho, tapi ia berbeda. Yunho harus tahu lebih banyak mengenai Jaejoong.
"Ah, jadi dia alergi panas? Baiklah, aku akan mengingat dengan baik," ujar Yunho, lantas menatap kepada Changmin, "Min tolong kau naikan suhu AC agar lebih dingin."
"Ini sudah cukup!" Jaejoong menatap Yunho, ia menggeleng dan berucap, "Sebenarnya saat udara panas dan gerah maka hal itu sering terjadi."
Yunho terkekeh, ia memang harus lebih banyak bertanya pada Irene agar memahami lebih kekasihnya ini. "Miss Kim, mau berjalan-jalan denganku sebentar?"
Jaejoong mengangguk dengan segera, ia tersenyum dan pipinya memerah dengan lucu. "Aku mau."
"Min, aku keluar sebentar. Beberapa investor mungkin akan mengontak lewat surel, kau perhatikan dengan baik tiap surel masuk ke alamatku," Yunho berdiri, ia tersenyum tipis menatap kepada Changmin yang mengangguk.
"Baiklah, Boss. Aku akan memperhatikan dengan baik!" sahut Changmin dan duduk di sofa.
"Aku akan mengantarnya nanti, Irene. Kau bisa kembali lebih dahulu dan—"
"Tidak bisa Tuan, Nona adalah tanggung jawabku, aku akan mengikuti Nona dari sekarang, ini perintah."
Menaikan sebelah alisnya, Yunho tidak mengerti. Irene begitu tegas dan tidak seperti biasanya. Bukankah ia dan Jaejoong biasa berkencan hanya berduaan saja. Ia mendesah dan menatap Irene dengan lekat. "Perintah? Maksudmu Jeje memerintahkan agar kau mengikutinya?"
"Bukan. Ini perintah dari Tuan Kim. Apa kau tidak tahu bahwa Nona memiliki keluarga? Tuan memintaku untuk mengawasi Nona mulai dari sekarang, maaf," Irene pun tidak enak dengan keadaan ini, tapi siapa yang bisa menjaga Jaejoong selain dirinya dari penghuni olympus yang jahat?
"Oppa menyuruhmu begitu?" Jaejoong cukup terkejut, selama ini Hyunbin tidak seketat ini padanya. Sekarang tiba-tiba seperti ini, sungguh mengejutkannya.
"Benar Nona, itu mungkin saja karena sebagian orang sudah tahu bahwa Nona berkencan dengan Tuan Jung. Nona tahu kan, perusahaan J-One bukan perusahaan biasa. Dalam dunia bisnis, hal ini cukup mengejutkan, apa lagi berita tentang Tuan Jung hengkang dari Tohoshinki masih lah sangat hangat!"
Itu alasan saja, Irene harus bisa mengatur alasan sebaik mungkin. Dan menurutnya, ini alasan tepat sekali.
Yunho sedikit mengangakan bibirnya mendengar nama J-One group disebut. Ia menatap ke arah Jaejoong dengan segera, dan selangkah lebih maju. Jujur, ia tidak tahu bahwa Jaejoong memiliki hubungan keluarga dengan petinggi J-One group. Ia menelengkan kepala dan bertanya dengan ragu, "Sebentar. Ada hubungan apa antara Jeje dan J-One group?"
Jaejoong menatap Yunho dan tersenyum, "Keluarga, aku memang tidak pernah bilang bahwa Oppaku adalah Presiden Direktur, J-One."
Yunho terkejut mendengar itu, ia menutup mulutnya dan menatap Changmin yang sama terkejutnya. Astaga, jadi selama ini ia berkencan dengan diamond dari J-One group? Sungguh, ia tidak tahu sama sekali bahwa Jaejoong adalah yang dikatakan oleh orang-orang tuan putri dari group perusahaan besar itu. Ia rasa Changmin pun tidak tahu, mereka hanya tahu bahwa Jaejoong adalah wanita muda nan kaya dan salah satu kreditor yang baik. Jika begini, ia semakin harus berusaha keras agar wanita itu tidak kecewa padanya. Ah, dalam kata lain Yunho mulai inscure lagi.
"Je-Jeje adik dari Kim Hyunbin?" Yunho bertanya agar lebih jelas.
"Benar, Nona adalah adik satu-satunya Tuan Kim. Dan anak perempuan satu-satunya di keluarga Kim," Irene menyahut dan tersenyum tipis.
Yunho tidak bisa berkata-kata. Ia masih syok. Latar belakang kekasihnya ini terlalu luar biasa. Ia harus bagaimana?
Jaejoong berdiri dan mendekat pada Yunho, ia tahu Hyunbin khawatir, tapi ia bisa menjaga diri dengan baik. Lagi pula bagaimana bisa kencan diikuti? Ia tidak akan leluasa menggandeng tangan Yunho, atau mereka tidak akan bisa bersikap mesra karena rasa canggung dan malu.
"Aku akan pergi dengan Yunho Oppa berdua saja, Irene. Aku tahu kau diberi tugas, tapi percayalah aku akan baik-baik saja!" Jaejoong menarik tangan Yunho, pria itu terkejut tapi ia tidak mau Irene protes lagi. Dengan cepat keluar ruangan Yunho, Jaejoong tersenyum melihat kekasihnya. Wajah Yunho masih terlihat bingung.
"Je, kau—"
"Hon, aku ingin berjalan-jalan denganmu, kau tidak mau? Kau kan yang mengajakku tadi?"
Yunho menggeleng pelan, bukan tidak mau. Tapi terlalu terkejut, ia menatap lekat Jaejoong dan mengangguk pelan. Bersikap seperti biasa, ia akan membicarakan hal ini dengan Jaejoong sembari berjalan-jalan.
.
.
.Rules.
.
.
.