Seorang wanita sedang berjalan cepat sambil merapikan dress-nya yang agak kusut.
'padahal udah seterika, huh,' batinnya.
"Lo sekarang presiden negara mana sih, Cha. Pak Jokowi aja nggak sesibuk lo tau gak sih," seloroh Ayana, satu teman Aratasha saat Aratasha tiba dengan grusah grusuh.
Mereka sedang ada di Cafe' Delima. Tempat mereka biasanya berkumpul.
"Tau deh, Cha. Make up gue ampe luntur nungguin lo dateng," timpal Winda si tukang dandan sambil memegang kaca, membenahi make upnya.
"Ya maap, khilap gue" jawab Aratasha.
"Udah udah, yang penting sekarang Tacha udah sampe, kita mau pesen apa nih?" Nugi yang paling dewasa diantara mereka melerai.
"Makanlah gue, nungguin Aratasha bikin laper," Ayana menjawab dengan wajah sinisnya
"Gue ngikut," Winda menimpali.
"Lo apa, Cha?"
"Spaghetti carbonara," Aratasha menimpali dengan semangat.
"Huu makan aja semangat lo, Cha," Winda melempar Aratasha dengan tisu bekas lipstiknya.
"Ihh jijik ya, Win,"
"Bodo amat,"
"Ssttt diem," Nugi kembali melerai. "Samain ya Sphagetti Carbonara," semuanya mengangguk kompak.
Nugi melambaikan tangannya pada pelayan untuk memesan makanan. "Sphagetti Carbonara empat, sama french fries,"
"Mbak aku tambah lemon squash ya," Aratasha menambahkan pesanannya.
Pelayan pergi dan mereka diminta menunggu makanan datang sama seperti di tempat-tempat makan lain.
Winda masih sibuk merapikan make up nya. Ayana sibuk dengan video call kekasihnya. Nugi diam sementara Aratasha bersenandung kecil sambil mengamati lalu lalang jalanan.
"Eh eh by the way, Guys," Winda tiba-tiba saja menggebrak meja membuat semuanya kaget. Nugi sampai terlonjak kaget.
"Santuy dong, Win. Kayak yang penting banget aja lo," sentak Ayana.
"Ini emang penting, Ayana sayang!" Teriak Winda.
"Iya gue tau ini penting tapi jangan teriak juga, Win. Lo nggak liat lo jadi perhatian orang-orang?"
Lantas Winda mengedarkan pandangannya ke seluruh penjuru cafe'. Ia meringis saat menemukan dirinya jadi pusat perhatian.
"Dasar toa," Aratasha ikut mencibir Winda.
"Tapi ini beneran penting tau," Winda kembali bicara dengan volume lebih rendah.
"Apaan?" Tanya Nugi.
"Kalian inget nggak mantannya Nugi waktu SMA?" Winda memulai ceritanya.
"Mantan yang mana? Mantan Nugi banyak kali," Ayana menimpali.
"Enak aja, emang Lo," Nugi yang disinggung tak terima begitu saja.
"Sssttt penting ini," kali ini Winda yang melerai hingga semuanya kembali fokus. "Sena Wijaya,"
"Cowok mesum itu? Ngapain lo bahas dia? Nggak penting tau," Nugi langsung menarik badannya. Seperti enggan mendengar nama tersebut.
"Gue kemaren ketemu dia di toko bangunan," Winda masih melanjutkan ceritanya.
"Ngapain ke toko bangunan?" Timpal Aratasha.
"Jadi kuli kali sekarang dia," Nugi terbahak di antara keheningan yang tercipta di antara mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
ARATASHA (COMPLETED)
ChickLitBerawal saat Ndoro Nyai Riani yang tak lain adalah Mama-nya sendiri yang menitipkannya kepada orang kepercayaan selama ia menyelesaikan skripsi di ibukota. Siapa sangka sosok kepercayaan itu adalah adik sepupu perempuannya yang telah lama menghilang...