Cemburu Buta

319 24 0
                                    

Sebuah pesawat meninggalkan landasannya menembus awan membawa orang-orang yang ada didalamnya terbang dari Jogjakarta ke Jakarta. Gentala, Aratasha, dan ketiga temannya adalah beberapa orang dari banyak orang yang ada di dalam pesawat itu.

Mereka akan kembali ke Jakarta sore ini. Sebenarnya berat meninggalkan kota indah itu, namun banyak urusan yang mereka tinggalkan di Jakarta. Mau tak mau mereka harus pulang.

"Aaaa Tacha masih mau sama Mami," rengek Aratasha sambil melihat ke bawah walaupun Maminya dan yang lain sudah tak nampak dari atas.

"Yaudah gih turun, susulin Mami kamu," jawab Gentala.

"Ihhh Genta jahat banget, Tacha mati dong kalo turun dari pesawat terbang yang lagi terbang ini," Aratasha memanyunkan bibirnya.

"Katanya masih mau sama Mami,"

"Aaaa Tacha dosa banget sama Mami. Masak Tacha pulang ke Jogja tapi nggak mampir ke rumah Mami," rengek Tacha lagi.

"Salah siapa?," Jawab Gentala tanpa melirik Aratasha.

"Ihhh Genta masih marah ya sama Tacha gara-gara kemarin Tacha kerjain?,"

"Nggak," jawab Gentala singkat.

Tapi bohong. Memang ia sedang marah tapi bukan karena Aratasha mengerjainya ketika di rumah sakit. Melainkan karena lelaki itu. Lelaki yang bersama Aratasha ketika di pantai.

Ya, Gentala melihat Aratasha bersama lelaki yang entah siapa Gentala tidak tau ketika di pantai. Niatnya ia ingin menjemput Aratasha dan mengajak gadis itu ke rumah Nilam. Namun ia malah melihat Aratasha sedang bercengkerama dengan laki-laki itu. Ia membatalkan niatnya dan langsung pulang tanpa menemui Aratasha.

Tidak ada percakapan setelahnya. Aratasha selalu mencari topik tapi selalu berakhir tragis karena hanya dibalas Gentala dengan cuek. Sedangkan ketiga teman Aratasha berpisah bangku dengan Aratasha dan Gentala. Jadilah Aratasha hanya cemberut sepanjang perjalanan.

Hingga akhirnya pesawat yang mereka tumpangi mendarat di Bandara Soekarno-Hatta. Aratasha mengerjapkan matanya ketika merasakan seseorang menyentuh lengannya dengan kasar. Mengganggu tidurnya yang tidak nyenyak.

"Apaan sih, Tacha baru merem sebentar nih," gerutu Aratasha.

"Lo mau di sini aja? Ya terserah, gue tinggal. Selamat jalan ke Jogja lagi, Cha!," Sentak Nugi.

Aratasha melotot seketika . Ia memerhatikan sekitarnya. Orang-orang yang ada di sekitarnya sudah berbaris untuk turun dari pesawat.

"Genta mana?," Pekik Aratasha.

"Tau. Makanya, tidur jangan kayak kebo," sindir Nugi.

Aratasha gelagapan. Ia segera berlari menerobos antrian membuat orang-orang kesal. Tapi ia tak peduli karena ia hanya ingin mengejar Gentala.

Setelah turun dari pesawat, Aratasha celingukan ke kanan dan ke kiri mencari keberadaan Gentala. Dan matanya tertuju pada satu taksi yang ditumpangi laki-laki yang sedari tadi ia cari.

Aratasha berlari dan menghadang taksi itu agar tidak pergi.

"Stop!!!!," Pekik Aratasha sambil merentangkan tangannya di depan taksi Gentala yang sedang melaju.

Sang sopir menyalakan klakson beberapa kali tapi Aratasha tak ada niatan untuk berpindah. Sang sopir pun keluar dari mobilnya dengan wajah garang. Membuat Aratasha merinding.

"Minggir, Neng. Taksi saya mau lewat!," Teriak si sopir.

Tapi Aratasha tak menggagasnya. Ia malah menggelengkan kepalanya dan memasang wajah tak kalah sengit dengan sang sopir.

ARATASHA (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang