Semua sudah siap untuk menghadiri pertemuan dengan keluarga calon suami Aratasha. Mereka berangkat dengan dua mobil, milik Rusman dan Farhan.
Mobil milik Rusman berisi Rusman sendiri, Riani, dan Gentala. Sisanya ada di mobil Farhan.
Mengenai perasaan Gentala, Riani memilih menyembunyikannya dari semua orang daripada timbul masalah. Lagipula ia tak bisa menyalahkan Gentala karena ia tau cinta hadir tanpa diundang.
"Are you oke, Mas?," Tanya Riani pada Gentala yang duduk di jok belakang.
Gentala mengangguk pasrah. Riani memandang Gentala sambil tersenyum tipis. Ia tau pasti ini sangat berat untuk Gentala.
Sementara itu, di mobil Farhan suasana tak kalah tegang. Aratasha yang sedari tadi memegang erat samping roknya. Mukanya datar, sesekali ia menggigit bibirnya sendiri karena sangat gugup.
"Gerogi ya?," Nilam mencoba memecah suasana. Ia terkikik agar Aratasha tidak begitu terlihat tegang.
Aratasha mengangguk tanpa menoleh.
"Semuanya akan baik-baik saja, Sayang. Kamu udah cantik banget kok," lanjut Nilam
"Tacha takut, Mi,"
Nilam menghela nafas. Ia lalu mengelus kepala Aratasha untuk menenangkan putrinya.
"Nggak perlu takut. Calon suami kamu tuh orangnya santai kok. Keluarganya juga udah kenal deket dengan keluarga Kakek. Jadi kenapa harus takut? Anggep aja ini adalah pertemuan biasa,"
"Mamiiii, Tacha gugup," Aratasha merengek.
"Sssttt tenang. Sekarang tarik nafas," Aratasha mengikuti instruksi Nilam. "Buang pelan-pelan,"
Aratasha mengembuskan nafasnya pelan lagi-lagi mengikuti instruksi Nilam. Sedikit agak lega walaupun rasanya tetap gugup.
"Wajar kok kalau gugup, Mami kamu dulu juga gitu," sahut seseorang yang sedang menyetir. Farhan.
"Emang iya, Yah?," Tanya Aratasha.
Farhan mengangguk pasti. "Ayah inget waktu Mami kamu Ayah ajak ketemu sama Kakek dan Nenek. Dia pakai heels tinggi. Saking gugupnya kakinya sampe terkilir,"
"HAHAHA"
Aratasha tertawa sambil menutup mulutnya. Sedangkan Nilam mencoba menyembunyikan wajahnya yang terlibat merona.
"Ayah jahat banget," gumam Nilam.
"Ayah denger loh, Mi," sahut Farhan.
"Mami lucu juga ya? Semoga Tacha nggak gitu," Aratasha terkikik geli.
"Bagus banget ya, sekarang pada sekongkol ngerjain Mami," sindir Nilam.
"Yang ada tuh yang sekongkol kalian. Masak satu keluarga cowoknya cuma Ayah. Kan jadi nggak ada temen main catur," elak Farhan.
Kini giliran Aratasha dan Nilam yang tertawa. "Ajakin Fika sama Fiona dong, Yah," usul Aratasha.
"Ayah punya rencana yang lebih bagus dari itu, Cha," jawab Farhan sambil tersenyum miring.
"Rencana apa, Yah?," Tanya Nilam.
"Ayah mau bikin lagi aja anak cowok,"
Sontak Nilam menggeplak pundak Farhan dari belakang membuat Farhan mengaduh. Aratasha kembali tertawa.
"Ayah kira bikin anak kayak bikin kerupuk?,"
Farhan tertawa lagi. Nilam mengerucutkan bibirnya. Rupanya Aratasha dan Farhan memang sekongkol dalam mengucilkannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
ARATASHA (COMPLETED)
ChickLitBerawal saat Ndoro Nyai Riani yang tak lain adalah Mama-nya sendiri yang menitipkannya kepada orang kepercayaan selama ia menyelesaikan skripsi di ibukota. Siapa sangka sosok kepercayaan itu adalah adik sepupu perempuannya yang telah lama menghilang...