Awal Cerita

19K 1.3K 111
                                    

"Turun lagi?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Turun lagi?"

Nana mengangguk lemah. Nyaris dua minggu tidak ada perubahan di butiknya, berbagai cara sudah mereka lakukan termasuk soal marketing.

"Padahal diskon yang kita kasih nggak sedikit. Kasihan Mbak Yesi kalau kondisi butik begini." Dira menutup laptop. Semakin lama melihat layar laptop membuatnya semakin sedih.

"Sore guys..."

Keduanya menoleh. Ternyata Mbak Yesi datang menemui mereka, biasanya perempuan itu akan datang seminggu sekali.

"Sore Mbak..." Jawab keduanya serempak.

"Aku sengaja datang ke sini, melihat beberapa hari ini bahkan sejak sebulan yang lalu butik kita mengalami penurunan akhirnya aku memutuskan untuk menutupnya."

Keduanya terkejut. Berita yang mengejutkan padahal mereka bisa memperbaiki.

"Tapi Mbak, bukankah kita bisa memperbaiki lagi?"

"Saya menyerah." Yesi menunduk, "Saya tahu ini berat buat kalian tapi kalian tahu sejak dibukanya butik ini karena tantangan dari adik, keluarga saya. Ternyata ucapan mereka benar fashion bukanlah dunia saya." Jelas Yesi

"Menurutku semua orang berhak mencari kelebihan dari dirinya, tapi butik ini mulai dikenal orang banyak kalau tutup perjuangan Mbak selama ini akan sia-sia." Ucap Dira

"Saya tahu. Kalian tenang saja, ada dua lowongan pekerjaan untuk kalian. Kalian bisa mencobanya. Hari ini adalah terakhir kalian di sini. Terima kasih untuk perjuangan kalian." Ucap Yesi. Ia ingin mempertahankan tapi ia harus kembali mengurus perusahaan papanya. 

Dira tidak bisa mencegah karena ini bukan miliknya. Ada perasaan sedih karena di butik semua inspirasi untuk membuat gaun mulai terbentuk.

"Kantor mereka sedang mencari seorang desainer, kamu bisa mencobanya Ra." Yesi memberikan kartu nama.

"Terima kasih Mbak..." Dira menerimanya. Dira dan Nana sudah bersahabat sejak lama tapi kali  ini perempuan itu memutuskan kembali ke dunia model.

"Gaji kalian tetap utuh. Jangan khawatir..."

Keduanya mengangguk serempak. Perasaan sedih tapi sayang ini bukan kekuasaannya, menerima dan mulai membuka lembaran hidup baru.

"Na, kamu yakin mau fokus model lagi?"

Nana mengangguk. "Ya, meskipun harus mulai awal lagi tapi aku rasa di sana peluang lebih banyak."

Dira menghormati keputusan sahabatnya. Namanya Nana Radina— sahabat Dira sejak ia masih kuliah.

"Diralova Mahera ini adalah kesempatan kamu. Kamu harus bekerja di kantor ini sebagai desainer, kamu semakin paham dunia fashion, mengumpulkan uang lalu membuka butik sendiri. Ini mimpi kamu kan?"

Finally, We Meet Again (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang