Perhatian Dira

2.9K 465 82
                                    

"Nggak enak badan doang kok Mbak, tenang aja..."

"Kebetulan sekali kalian berdua, Pak bos juga nggak masuk hari ini. Mau dibawain apa Ra?"

"Nggak usah Mbak. Sudah mendingan, kurang istirahat aja. Kemarin tenaga dihabiskan buat desain untuk Darko." Jelas Dira pada teman satu kantornya- Della.

"Sudah minum obat kan?" Della kembali memastikan.

"Sudah Mbak, gimana kantor?"

"Lumayan sibuk, tapi tenang aja masih bisa kita tangani. Kamu istirahat yang cukup." Ucap Della

"Iya, Mbak..."

Sambungan telepon mereka berakhir. Dira cukup terkejut karena Della tiba-tiba menghubungi, ia tidak sempat berpikir soal alasan selain sakit. Kalau ia berkata jujur takut mereka berpikir yang tidak-tidak tentang dirinya. Dira menyimpan kembali ponselnya di atas meja, ia kembali menyelesaikan pekerjaannya sementara Ryco sudah tertidur pulas setelah minum obat siang hari ini. Wajahnya begitu tenang, tak ada lagi rasa sakit yang terlihat.

Beratnya menjadi seorang pemimpin karena merelakan kesehatannya di tambah beban lain yang ia sendiri tak tahu, satu minggu pria itu berjuang sendirian tanpa sepengetahuan Dira. Dira bangkit dari tempatnya hendak mengambil minuman di kulkas.

"Mau ke mana?"

Dira menoleh. "Mau ambil minum, sudah bangun?"

"Mau ambil doang kan?"

Dira mengangguk karena memang itu tujuannya. "Iya Pak, kenapa sih?"

"Jangan ke mana-mana. Temani saya." Ucapnya lagi.

"Iya, lagi sakit masih aja bawel." Sahut Dira. Meski ia sempat bosan, tapi ia mencoba memposisikan dirinya lebih nyaman di sini karena kondisi Ryco masih butuh seseorang yang membantunya sementara Juna sibuk di kantor.

"Saya potong gajimu kalau berani meninggalkan saya."

Dira menghentikan langkahnya. "Jangan jadi menyebalkan deh, saya mau ambil minuman. Orang sakit satu ini bawel sekali..." Dira menggeleng-gelengkan kepalanya.

Dira menutup kembali kamar Ryco namun ia dikejutkan dengan kehadiran Juna. "Lho, Mas Jun?"

"Dir... Kamu sudah makan?"

"Baru ngemil, niatnya sekalian makan malam aja."

Juna mendekati Dira sembari membawa dua kantong plastik isinya makanan. "Saya belum makan, mau makan bersama?"

"Sudah jam tiga sore Mas, kok baru makan?"

"Di kantor baru beres, hari ini meeting sama tim keuangan. Ubah jadwal Pak Ryco makanya baru sempet makan." Jelas Juna. Ia duduk di kursi makan milik Ryco taku lupa ia membawa dua piring, dan peralatan lainnya, "Saya beli nasi padang lho, Dir. Makan bareng yuk,"

Dira menutup kulkas lalu menoleh ke arah Juna. "Nasi padang?!"

Juna mengangguk. "Iya, wangi banget lho, Dir..." Juna mencium aroma nasi padang yang begitu menggugah selera.

"Mau..." Dira mendekati Juna. Matanya berbinar saat melihat isi nasi padang yang nyaris membuat meneguk slivanya, "Mas Jun, mau ya?"

"Iya, makan Dir..." Juna sengaja membeli dua bungkus. Juna sesekali mencuri pandangan ke arah Dira yang sibuk menikmati nasi Padang, bahkan sesekali perempuan itu menutupi matanya hanya karena rasa nasi padang yang enak.

"Ini enak banget Mas, sudah lama nggak makan nasi Padang." Dira menikmatin suapan ketiganya.

"Program diet?"

Finally, We Meet Again (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang