Cinta itu bukan perihal fisik. Belajar mencintai juga tak semudah apa yang dibayangkan, karena belajar mencintai butuh keiklasan hati. (Nicholas Sean)
***
Sean langsung masuk kamarnya dan merasa syok. Ia terheran-heran entah angin apa yang membuatnya refleks memberikan anak gadis tetangga itu finger heart. Ia refleks memberikan finger heart mungkin karena gadis itu memang terlihat good looking. Sebagai lelaki normal tangan"rese-nya" seolah memberikan penilaian berarti pada gadis itu.
Sean harus mengakui kalau gadis itu memang good looking. Secara visual dia memang cantik tapi dalam hati Sean belum tahu sama sekali. Ia jarang berinteraksi dengan gadis itu dan Sean hanya sekali mencintai wanita, hingga kini nama itu masih terukir di hatinya.
Setelah ia berpikir sejenak tentang gadis itu ia duduk di kursi santai kamarnya. Ia mencoba menghibur dirinya dengan ponselnya sekedar streaming musik. Ia merasa apa yang ia lakukan benar-benar di luar kendali.
Setelah bosan memainkan ponselnya ia lantas menyimpan ponselnya dan menghembuskan nafasnya. Ia merasa sesak akibat kata-kata papa dan mama yang mengatakan kalau mereka dan orangtua gadis itu (yang ia beri finger heart tadi) akan menjodohkan ia dan gadis itu.
"Hidup macam apa ini? Semua serba diatur. Semua yang aku ingin seolah tak akan pernah terjadi," desisnya pelan.
Sejak kecil ia selalu dipaksa seolah tak diberi ruangan untuk mengapresiasikan dirinya. Belum sampai di situ, sejak kecil ia seperti merasa tak pernah memiliki kakak. Kakaknya hanya tau bagaimana memberikan kata-kata dan sikap sinis pada dirinya.
Pria tampan itu mengusap wajahnya. Ia tak ingin mengecewakan orangtuanya, tapi perihal perjodohan ini membuatnya terlihat lemah. Setelah bertahun-tahun ia lemah karena tak bisa berbuat apapun selain menuruti kata-kata orang tuanya dan kakak yang sangat menyebalkan.
Sean mengusap wajahnya dan sadar kalau dirinya memanglah lemah. Kali ini ia tak bisa menentang kemauan orangtuanya. Ia sudah berkali-kali mencoba untuk berkilah dalam perjodohan ini tapi tetap saja seperti tak ada jalan keluar. Lagi-lagi ia harus mengalah.
Berkilah belum ingin menikah tentu saja tak akan bisa sebab usianya sudah cukup untuk menikah. Berkilah karena segi fisik jelas tidak mungkin, Naima adalah gadis yang sangat cantik. Berkilah karena segi attitude sangat tidak masuk akal, sebab Naima adalah gadis yang baik dan sopan, dia sendiri juga tahu. Berkilah karena memiliki wanita lain di hatinya masih tidak bisa ditolerir, wanita mana yang akan ia bawa jika wanita itu sampai sekarang tidak ia ketahui keberadaanya.
Ia bingung sendiri, ia seperti tak bisa berkilah lagi. Semakin hari pertemuan antara kedua keluarga semakin dekat. Itu tandanya ia akan memiliki calon tunangan yang sebenarnya tidak ia cintai.
Setelah ia mengusap wajahnya ia sadar mama sudah ada dihadapannya sambil bersedekap. Mama sepertinya sudah cukup lelah mengurusnya. Tapi ini demi kelancaran urusan pemilu yang diikuti oleh papa, mama sepertinya memang sedikit memaksa Sean. Dan Sean sepertinya kali ini tak bisa lari dari kenyataan. Andai saja ia punya kekuatan untu memberontak.
KAMU SEDANG MEMBACA
I Love You Dilan (End)
General Fictionwarning : 18 + Dijodohin sama cowok ganteng! Pasti enggak ada yang nolak, malah bersyukur. Naima dijodohkan dengan Sean, cowok ganteng yang tinggal di depan rumahnya. Sean terlihat perfect, ganteng, kaya, senyumnya manis dan punya karir yang baik...