"Mana Betty Njing!" umpat Dilan kasar.
"Pelacur itu udah gue amanin, dia pengen ngelawan gue, ya gue kasih obat penenang," jawab Martin remeh.
"Lo anjing manusia hina! Mana Betty? Lo mau gue kan? Sekarang lepaskan Betty!" geram Dilan.
"Nggak segampang itu Ferguso," jawab Martin.
"Terus mau lo apa?" pekik Dilan.
"Gue mau lo mati!" jawab Martin.
"Manusia hina!" geram Dilan.
"Boy, bawa pelacur itu kemari. Supaya bajiangan ini bisa lihat pacarnya untuk terakhir kalinya sebelum dia mati," kata Martin pada anak buahnya.
Boy dan temannya menggotong tubuh Betty yang menegang dan gelisah. Boy meletakkan Betty di lantai yang kotor dan bersebu.
"Aartgghhh!!" pekik Betty.
Tubuh Betty menegang. Tangannya menarik-narik dan menjambaki rambutnya sendiri. Setelahnya Betty berguling-guling. Ia menahan kesakitan karena over dosis. Ya sebelumnya Martin menyuntikkan bubuk putih heroin ke tubuh Betty karena Betty berulang kali lepas dari ikatan dan mencoba kabur.
"Betty!! Betty!!" pekik Dilan setelah melihat Betty.
Napas Betty tersenggal-senggal. Ia tampak pucat, ia bahkan tak sadar ada Dilan. Bibirnya kering matanya memerah dan tidak fokus. Ia kembali berguling-guling dan menggeser-geser tubuhnya. Betty juga sesekali membentur-benturkan kepalanya ke lantai. Kondisi Betty memprihatinkan.
"Sakit... Sakit..., tolong aku," rintihnya.
"Betty!!" panggil Dilan dengan air mata yang menetes. Dilan mencoba mengejar Betty tapi dengan sigap Boy dan temannya menggotong tubuh Betty lagi.
"Amankan pelacur itu cepat!" perintah Martin pada anak buahnya.
Dilan kalah cepat, sementara dari belakang Martin menghantam kepala Dilan dengan tongkat bisball. Dilan kesakitan dan menoleh pada Martin.
"Kurang ajar!!" geram Dilan.
Dilan dan Martin berlaga. Tendangan dibalas tendangan, pukulan dibalas pukulan. Sepertinya Martin makin kuat saja, mungkin selama di penjara ia mempersiapkan dirinya untuk bertempur mati-matian menghadapi Dilan.
Tendangan pertama Martin mengenai perut Dilan. Dilan memegangi perutnya. Dilan makin geram ia bangkit dan memberikan pukulan pada Martin. Pukulan Dilan mengenai pelipis Martin. Martin menunduk dan mengambil golok yang tergeletak di lantai.
Dilan bergegas berdiri dan mundur lalu mengambil besi yang tersandar di dinding. Martin mendekati Dilan dan melayangkan goloknya tapi di tahan oleh besi yang dipegang Dilan.
"Tranggg!!!" suara tangkisan besi yang menahan golok Martin.
Mereka saling menahan. Tak berapa lama menahan Martin sedikit mundur karena desakan besi Dilan. Kemunduran Martin membuat Dilan leluasa menendang perut Martin. Tendangan Dilan membuat Martin terlempar dan jatuh terduduk.
"Hiyaaaa!!!" Dilan hendak menyerang Martin dengan Besi tapi Martin menghindar ke samping. Serangan Dilan tidak mengenai Martin.
Martin sepertinya beruntung karena berkali-kali menghindari serangan besi yang di pukulkan Dilan. Martin menghindari serangan dan bangkit berlari untk bersembunyi dari Dilan.
Dilan berusaha mengikuti Martin dalam keadaan gelap dengan sedikit penerangan. Dilan menoleh kiri dan kanan namun Martin masih dalam persembunyiaannya. Adegan kejar-kejaran itu membuat mereka sampai di atap bangunan tepatnyan
di lantai 3. Bangunan tua itu adalah bangunan yang belum selesai pengerjaanya hingga di atap tidak ada pagar pembatas. Siapa saja yang lengah bisa terjatuh.
KAMU SEDANG MEMBACA
I Love You Dilan (End)
Ficção Geralwarning : 18 + Dijodohin sama cowok ganteng! Pasti enggak ada yang nolak, malah bersyukur. Naima dijodohkan dengan Sean, cowok ganteng yang tinggal di depan rumahnya. Sean terlihat perfect, ganteng, kaya, senyumnya manis dan punya karir yang baik...