Aku mencintaimu adalah sebuah penegasan yang menyatakan bahwa aku akan selalu berada di sampingmu. Camkan, aku tak akan getir sedikitpun walau aral melintang diantara kita. (Naima)
***
Mama, Papa dan Soni meninggalkan Ima dan Sean yang masih terbaring. Mama dan Papa pergi sebentar menyelesaikan urusannya dan kembali sore nanti. Sementara Soni izin makan siang di restoran dekat rumah sakit. Semua keluarga Sean meninggalkan Sean sejenak demi kesibukannya. Sementara Ima, sedikitpun tidak ingin meninggalkan pujaannya sendirian. Ia merasa Sean masih membutuhkannya.
Mata gadis itu tak melepas pandangannya dari Sean yang masih tertidur pulas. Wajah tampan Sean seolah magnet bagi wanita manapun termasuk Ima. Ia sangat mencintai Sean, ia mendekati Sean dan mengusap rambut hitam Sean. Setelahnya tangan halus gadis itu menyentuh lembut pipi lebam Sean.
Tak kuasa menahan gejolak hati, Ima mendekatkan tubuhnya dan mengecup pelan pipi dan kening Sean bergantian. Mendadak ia menjadi gadis agresif, namun ia tak peduli. Sepertinya cinta yang ia rasa membuatnya ingin menikmati hal romantis yang lebih dalam. Perlahan gadis itu mengarahkan bibirnya ke telinga Sean dan berbisik, "aku sayang kamu."
Belum puas membisikkan kata sayang Ima mengarahkan bibirnya pada bibir ranum Sean. Pertama kalinya gadis itu mencium seorang lelaki, dan lelaki itu adalah Sean yang ia cintai. Ia mulai menghisap bibir Sean dengan lembut. Nalurinya telah mempermaikan gerakan bibirnya, ia jelas bahagia karena ciuman pertamanya adalah Sean walau Sean sedang tidak sadarkan diri."Mmmm....mmm...," kata Sean tiba-tiba. Ia terbangun dari tidurnya.
Ima terkejut dan cepat-cepat menjauhkan tubuhnya dari Sean. Ia merasa sangat lancang telah agresif mencium pria yang tadi pagi membatalkan pertunangannya.
"Lo nyium gue!?" tiba-tiba Sean kaget dan langsung terduduk.
"Enggak, enggak kok Sean!" jawab Ima gelagapan.
"Bohong lo! Tadi gue lihat lo menjauh dari gue! Tadi gue juga ngrasa ada yang ngisep bibir gue. Lo pelakunya kan!" tuduh Sean dengan suara dan logat bicara yang sangat berbeda.
"Enggak Sean," jawab Ima gemetaran. Ia sangat takut sekali.
"Lo nyium-nyium gue gratisan, lo kira gue anak kecil!" umpat Sean.
Ima langsung tercengang melihat perubahan drastis sikap Sean. Pria itu gaya bicaranya berbeda, memakai lo dan gue. Sean biasanya tidak seperti itu, ia sangat santun dan berkelas.
Mereka masih pandang-pandangan dengan tatapan heran. Ima heran melihat perubahan Sean, kalau tadi pagi Ima tidak terlalu menyadarinya dan mengira Sean sedang tertekan. Kini sangat jelas ia rasakan kalau Sean benar-benar berubah 180 derajat. Mulai dari sorot mata yang terkesan jahat, suara yang lebih keras dan logat bicara yang tidak seperti biasanya.
Jika biasanya kaum adam memuji kecantikan Naima, tetapi tidak bagi pria yang ada di hadapannya kini . Sorot mata pria itu justru seperti meremehkan kecantikan Naima. Lantas definisi cantik baginya seperti apa?
KAMU SEDANG MEMBACA
I Love You Dilan (End)
General Fictionwarning : 18 + Dijodohin sama cowok ganteng! Pasti enggak ada yang nolak, malah bersyukur. Naima dijodohkan dengan Sean, cowok ganteng yang tinggal di depan rumahnya. Sean terlihat perfect, ganteng, kaya, senyumnya manis dan punya karir yang baik...