Kamu muncul lagi di saat aku mulai melupakanmu. Cobaan berat bagiku ketika rasa yang aku miliki kembali lagi. Setelah keluar dari kandang singa aku masuk ke mulut buaya, perumpamaan antara singa dan buaya adalah orang yang sama. (Betty)
***
Dilan mengantar Betty ke rumahnya. Betty turun dari motor Dilan dan mengucapkan terima kasih. Ia tak ingin berlama-lama di dekat Dilan. Di mata wanita itu terpampang nyata kalau Dilan atau Sean sudah memiliki tunangan, walau acaranya diundur.
"Betty, tunggu!" kata Dilan sembari turun dari motornya. Pria itu berjalan mendekati Betty yang memunggunginya. Tangan pria itu meraih tangan Betty. Betty menoleh dan menghentikan langkahnya.
Dilan berpindah ke hadapan Betty, pria itu masih ingin bercengkrama dengan Betty yang ia rindukan. Semakin dekat jarak mereka. Tak ada sekat pembatas tubuh Dilan menempel pada tubuh Betty. Mata indah pria itu menatap lembut mata Betty walau samar-samar karena gelapnya malam.
Betty tak bisa lari dari Dilan yang kini ada di hadapannya. Sebenarnya Ia juga rindu pada Dilan. Cukup ia tak boleh rindu dengan tunangan wanita lain.
Tangan Dilan mulai menyibak rambut Betty. Jemari Dilan juga meraba kening hingga pipi Betty. "Gue sayang sama lo Betty!"
Napas Dilan mengalir lebih cepat pria. Kedua tangan itu memegang lembut kedua pipi Betty kini mereka saling bertatapan. "Gue kangen sama lo Betty," bisik Dilan.
"Gue juga Dilan," jawab Betty tanpa melepas pandangannya pada Dilan. Ingin menghindar tapi tak bisa, Dilan adalah magnet yang tarikannya sangat kuat.
"Gue pengen menghabiskan waktu gue bareng lo, boleh kan?" kata Dilan.
"Ta..tapi," kata Betty.
"Ssshh...," Dilan memotong kata-kata Betty.
Pria itu memejamkan matanya dan mendaratkan bibirnya diatas bibir Betty. Ia mencium bibir Betty dengan penuh nafsu dan rasa rindu. Belum puas, ia juga menarik tengkuk Betty agar lebih dekat. Ia juga menggebu-gebu menggerakan bibirnya dan menguasai bibir Betty. Betty tak bisa berkutik gadis itu kini dikuasai Dilan mau tak mau ia mengikuti irama ciuman yang diciptakan Dilan.
Beberapa detik setelah puas mencium bibir Betty Dilan melepas bibirnya dengan lembut dan penuh perasaan. Tangannya masih belum ia lepaskan dari pipi Betty. Kini ia mencium lembut kening Betty lalu berpindah ke pipi dan berlanjut di leher.
"Ahh... Mmm... Dilan udah," desah Betty.
Mendengar perintah Betty ia langsung menjauhkan kepalanya dari leher Betty. Tangannya kini merengkuh kepala Betty di dadanya. Mereka berpelukan.
"Betty gue pengen selalu ada di dekat lo seperti dulu, boleh ya?" bisik Dilan.
"Tap...tapi Dilan," kata Betty.
"Betty, gue pengen menghabiskan hari-hari gue, sebelum Sean datang dan menghabiskan harinya bareng lo!" kata Dilan masih memeluk Betty.
"Hmm, baik lah," jawab Betty.
"Makasih Betty, besok gue minta izin sama Emak supaya ngizinin lo tinggal di rumah kami," kata Dilan serius.
"Apa!!!? Enggak Dilan. Gue enggak bisa tinggal di rumah lo, gue... gue bisa nemuin lo tiap hari, tanpa harus nginep dinrumah lo," tolak Betty.
"Ssshh..., jangan nolak gue! seperti biasanya kehadiran gue mungkin gak lama," bisiknya.
"Tapi... Gi... Gimana dengan Kak Ima? Gue nggak ingin menyakiti kak Ima," kata Betty.
"Pertunangan Sean dan Ima udah gue batalin, sama kayak Sean mutusin gue sama lo!" kata Dilan.
"Apa! Lo nggak boleh gitu Dilan! Gue sama Kak Ima sama-sama cewek lo nggak boleh gitu," protes Betty.
KAMU SEDANG MEMBACA
I Love You Dilan (End)
General Fictionwarning : 18 + Dijodohin sama cowok ganteng! Pasti enggak ada yang nolak, malah bersyukur. Naima dijodohkan dengan Sean, cowok ganteng yang tinggal di depan rumahnya. Sean terlihat perfect, ganteng, kaya, senyumnya manis dan punya karir yang baik...