3. Ditaklukkan

458 54 195
                                    


"Terlalu susah ditaklukkan cewek akhirnya orang tua kita naklukin kita dengan cara ngejodohin kita sama cewek pilihan mereka," (Tio)

***

Tak biasanya Sean mengajak Tio yang super sibuk itu untuk makan malam bersama. Tio kini menjadi salah satu dosen perguruan tinggi negeri. Memiliki jam mengajar padat dan sikap baiknya membuat dia disukai mahasiswinya apalagi karena Tio adalah seorang Jomblo most wanted.

Walaupun dia dosen yang cerdas dan tampan, di depan Sean Tio adalah teman yang paling konyol. Tio masih suka bercanda kelewatan dan kalau sudah bercanda dengan Sean, Tio tidak seperti lulusan S2 tapi masih seperti saat mahasiswa dulu.

Tio dan Sean berteman sejak kuliah. Tio tahu betul siapa Sean. Pertemanan mereka tetap jalan hingga kini walau intensitas pertemuan mereka sedikit berkurang. Tio sibuk mengajar dan Sean sibuk dengan posisi barunya sebagai menejer umum di perusahaan ayahnya yang bergerak di bidang pangan. 

Tiap hari Sean disibukkan dengan pekerjaannya hingga ia tenggelam dalam kesibukan dan jarang berinteraksi dengan teman-temannya. Sean juga bukan tipe pria yang punya banyak teman hingga ia menjadikan Tio sebagai satu-satunya tempat untuk bercerita dan meminta pendapat.

"Gue nyium bau-bau darurat nih, tiba-tiba ngajakin ketemuan. Biasanya lo sok sibuk melebihi bapak lo!" sengit Tio sambil memotong Pizza large di hadapannya.

"Emang beneran darurat kali!" jawab Sean seadanya.

"Kenapa lo? Jangan bilang lo ngomongin Betty la fea lo itu? Kenapa dia bos? Lo udah nemuin dia?" kata Tio menyelidik.

"Ini lebih dari Betty! Gue dipaksa kawin!" kata Sean dengan wajah sebal sambil menatap jendela.

"Ya udah kawin! Emang lo udah bilang sama Betty? Betty pasti mau sama lo! Dia tergila-gila sama lo!" kata Tio dengan mata melotot.

"Bukan sama Betty, tapi sama anak tetangga gue!" jawab Sean masih dengan tatapan nerawang di jendela.

"Cantik gak?" tanya Tio dengan pertanyaan umum yang kerap ditanyakan para lelaki jika dihadapkan dengan wanita.

"Cantik sih, tapi gue gak cinta!" jawab Sean.

"Halah lo, lo coba aja gih!" cerca Tio.

"Coba apa? Emang makanan dicoba-coba!" gerutu Sean.

"Ya terus gimana? Lo ngajak gue ke sini minta pendapat gue kan? Ya udah lo terima dulu aja Bro!" kata Tio tajam.

"Gue gak kepikiran bakalan dijodohin gini! Bukannya Kak Soni aja yang dipilih cewek itu, kesel gue!" kata Sean.

"Lha, ha ha ha. Bisa milih gitu? Asem, enak bener jadi dia," kata Tio setelah mengunyah potongan pizza di mulutnya.

"Bukannya Kak Soni aja yang dipilihnya, musti gue pula. Mana mama maksa lagi. Nasib... Nasib..." keluh Sean.

"Itu karena lo kelamaan jomblo. Udah fix samaan kita. Gue di jodohin juga," kata Tio tiba-tiba.

"Seriusan lo? Kok gue baru tau lo dijodohin. Apa karena kejombloan lo bikin lo di jodohin?" tanya Sean sinis.

"Lo santai dong, bukan berarti kita ini gak laku bro kalau dijodohkan. Kita berdua ini terlalu selektif milih. Ya karena kita terlalu susah ditaklukkan cewek akhirnya orang tua kita naklukin kita dengan cara ngejodohin kita sama cewek pilihan mereka," debat Tio.

"Dijodohin itu karena kita kelihatan gak laku dan ke mana-mana sendiri," komentar Sean.

"Bukan gak laku Bro, kita itu susah ditaklukkan cewek! Mendingan lo terima deh perjodohan itu, lupain Betty la fea lo itu." jawab Tio santai setelahnya ia meneguk minuman sodanya. Ia seperti siap menerkam Sean dengan argumen konyolnya. Ia seperti siap menyerang Sean dengan menyarankan menerima perjodohan karena merasa Sean senasib dengan dirinya.

I Love You Dilan (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang