(1) Rashy Asabilla Altair

39.3K 1.1K 35
                                    

"Hidup akan terus berjalan. mau tidak mau, suka tidak suka akan tetap berlanjut. sampai pencipta sendiri yang bertindak untuk menghentikan"__ Anthaki Sradeka

01. RASHY ASABILA ALTAIR
**

Angin pagi berhembus dengan sangat pelan, langit gelap penuh bintang dan bulan kini sudah kembali berganti dengan sepercak sinar matahari pagi yang seperti biasa akan menerangi tata surya beserta dengan seisinya. Kicauan burung burung kecil pun kini sudah mulai memasuki indra pendengaran orang orang.

Namun sepertinya semua itu tetap tidak mempengaruhi bagi seorang gadis yang masih bergelud dengan dunia mimpinya. Tengkuran halus serta teratur masih bisa terdengar dari setiap helaan nafasnya, menandakan bahwa gadis itu masih ternyenyak dalam tidurnya.

Seseorang yag tak jauh darinya tepatnya didekat pintu tengah berdiri dengan berkacak pinggang sambil mengelengkan kepala. Dengan segera ia berjalan mendekat agar dapat membangunkan si gadis.

"Asa bangun woi, udah siang anjir!" Cowok yang sudah memakai seragam putih abunya dengan name tag disebelah kiri Rangga Dafhair Altair itu yang tak lain adalah kakak dari cewek yang masih tertidur menyibakkan paksa selimut sang adik.

Sedang gadis yang dipanggil dengan nama asa itu menggeliat pelan, lalu tangannya bergerak meraba raba ke samping nakas tempat benda pipihnya semalam disimpan.

Seketika matanya membola saat melihat jam yang tertera dilayar ponselnya. "Abang kenapa gak bangunin dari tadi sih?" Asa berdecak kesal. Langsung saja melompat dari atas kasur agar segera membersihkan diri ke kamar mandi.

"Lah lo aja yang kebo kali sa!" Teriak rangga. Namun entah masih bisa didengar asa atau tidak. Tak mau ambil pusing rangga segera melangkahkan kakinya agar keluar dari sana.

Setelah selesai dengan rutinitasnya, asa segera turun menuju lantai bawah karna kamarnya memang terletak dilantai atas. Dari atas sini ia bisa melihat tiga orang yang sangat ia sayangi sedang serapan bersama dengan tampak bahagia. Membuat gadis itu tersenyum kencut.

Saat ia melewati ruang makan langkahnya terhenti saat mendengar ucapan sang kakak, rangga.

"Asa sini sarapan dulu sama sama!"

"Cih ngapain kamu aja pembunuh makan sama kita rangga!" Salah satu dari 2 orang yang duduk bersama rangga berdecih sinis. Menunjukkan ketidak sukaan atas ucapan yang baru keluar dari mulut rangga. Ia ialah Seorang yang biasanya disebut superhiro, atau ada juga yang menyubut cinta pertama. Dia___ Heruandika altair. Ayah dari asabila.

Asa, gadis itu hanya bisa bungkam saat cacian serta hinaan itu kembali terucap dari bibir sang ayahnya. Lelaki yang asa amat sayangi.

"Ayah!" Tegur rangga melirik ayahnya dengan tatapan memohon.

"Yang ayah bilang bener kok, jadi lo jangan negur ayah kayak gitu cuman karna seorang pembunuh!" Lelaki yang duduk disamping heru serta dihadapan rangga angkat bicara. Cowok dengan nama Ranggi Dafhair Altair itu adalah saudara kembar rangga namun sama sekali tidak seperti orang kembar. Karna wajah mereka memang sangat berbeda dan jauh dari kata mirip.

Rangga menatap sendu kearah gadis yang masih berdiri kaku yang tak jauh disana namun hanya dibalas dengan senyuman manis dari adiknya, asabilla. Seolah mengatakan 'tidak apa apa.

Asa menarik nafas nya dalam "asa sarapan disekolah aja bang. Makasih tawaran nya. Asa permisi dulu bang rangga, bang ragi dan ayah!" Ujarnya sambil tersenyum simpul dan melenggang pergi dari sana.

"Hati hati sa!" Hanya itu yang mampu keluar dari mulut rangga.

Sedang ranggi dan juga heru memilih acuh tanpa menghiraukan asabilla dan kembali memakan sarapan mereka.

ASABILATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang