Hai readers apa kabar? Aku cuma mau ngasih tau kalau ini my first story jadi wajarin ya kalau masih amatiran hehe. Semoga betah dan langgeng ampe akhir cerita ya? Love you all😚
Happy reading🍻
---------------
Seorang wanita paru baya memasuki kamar dengan pintu berwarna kelabu itu, seolah tak mempunyai warna, semua nya terlihat begitu flet dan membosankan. Semua nya hanya berwarna hitam, putih dan abu. Ya hanya ada warna itu di sana.
Wanita itu terlihat sedang berusaha membangunkan seorang gadis yang tertidur begitu pulas di kasur empuk bersprai putih itu.
"Neng geura hudang (cepet bangun) atuh" tak biasa nya wanita ini membangunkan nya, biasanya gadis itu akan terbangun sendiri di saat mata nya sudah lelah untuk terpejam.
"Ada apa Bi?" Tanya nya dengan mata yang masih tertutup rapat.
"Eta Neng Tuan nyalukan (itu neng tuan manggil), ceunah E'neng di titah peking"
"Buat apa?"
"Bibi ge teu terang (Bibi juga gatau)"
"Yaudah makasih ya bi"
"E'nya neng sami sami"
Ara terheran, untuk apa Papahnya itu repot repot menitah ART nya untuk membangunkan Ara sepagi ini. Karna rasa penasaran yang tinggi, Ara pun turut mengikuti permainan yang Papah nya buat.
Ara terbangun dari tempat tidurnya dan segera beranjak menuju kamar mandi, memulai ritual mandi nya yang terbilang singkat. Ara hanya mandi selama 10 menit, namun harum nya saat keluar dari kamar mandi akan menyeruak ke seluruh kamar.
Dengan pakaian santai nya ia berjalan menuruni tangga menuju ruang makan, ia tau bahwa Papah nya itu sedang sarapan dengan hikmat di bawah sana.
"Ada apa?" Tanya Ara tanpa basa basi.
Seolah mengerti apa yang di maksud oleh putri nya, Rino pun menjawab pertanyaan Ara. "Kita pindah ke jakarta" putusnya mutlaq. Seolah tak terima Ara hanya mengangkat satu alisnya penuh dengan tanda tanya dan dengan senang hati Rino jelaskan.
"Bisnis Papah yang di ibu kota sedang berkembang pesat jadi Papah akan sibuk di sana, Papah ga bisa pulang setiap hari, seminggu sekali atau bahkan sebulan sekali ke sini dan sebagai jalan terbaik Papah ingin kamu ikut Papah pindah ke sana"
"Ara gamau"
"Papah ga mungkin ninggalin kamu sendirian di sini Ara"
"Loh bukan nya Papah memang selalu ninggalin Ara sendiri? Dan lebih milih untuk nyelesaiin semua kerjaan Papah" pernyataan yang begitu menusuk untuk Rino. Ara memang benar, selama ini ada atau tidak ada nya Rino di rumah Ara akan selalu merasa sendiri karna biar bagaimana pun pekerjaan nya akan di anggap lebih penting di banding menghabiskan waktu bersama Ara.
"Tapi Ara kali ini beda"
"Beda apa nya Pah? Papah di rumah atau pun engga Ara akan tetap sendirian. Papah cuma sayang dan cinta sama kerjaan Papah bukan sama Ara"
"Ara ga boleh ngomong gitu, Papah ga bermaksud buat-"
"Buat apa? Ga bermaksud buat ngabaiin Ara maksud nya? Dah lah Pah Ara udah muak. Ara udah cape ngikutin semua yang Papah mau"
"Tapi Ra kali ini Papah bener bener maksa kamu buat ikut pindah ke jakarta"
"Kenapa Papah selalu maksain kehendak Ara? Kenapa Papah selalu aja egois? Come Dad I can't fulfill all your wishes anymore"
"I'm really sorry baby but, kalau kamu ga ikut Papah kamu di sini sama siapa?"
"Ada Bibi"
"Papah tidak percaya bahwa Bibi bisa mengawasi mu 24 jam di sini"
"Terus Papah kira Papah bisa?" Bibir Rino seakan kelu, tak bisa menjawab pertanyaan Ara. Seolah tak mempunyai jawaban yang pasti, Rino hanya terdiam dan malah melamun dengan pandangan lurus ke depan.
"Jagain ka Rara sama Mamah aja ga bisa gimana lagi jagain Ara" lagi lagi Rino di buat tertusuk puluhan duri tajam oleh perkataan Ara.
"Papah memang bukan suami dan Ayah yang baik buat semua nya-"
"Yah Papah ga berguna and i hate you more!" Ara melangkah pergi memasuki kamar tak berwarna nya, menenggelam kan seluruh wajah cantik nya di tumpukan bantal di atas kasur nya.
"Papah ga peduli Ara, mau kamu ngebenci Papah sebesar apa pun itu. Papah akan tetep sayang dan bawa kamu kemana pun Papah pergi" teriak Rino dari bawah sana hingga Ara pun bisa mendengarnya dari lantai 2.
Ternyata omongan Rino bukan lah ocehan semata, ada beberapa orang masuk ke kamar Ara tanpa seizin sang pemilik. Terkesan tidak sopan keempatnya membawa seisi lemari dan bingkai bingkai foto serta beberapa barang ringan lain nya keluar kamar. Hingga tersisa beberapa barang berat di sana.
Tak lama ART yang tadi membangunkan nya masuk kembali ke kamar Ara seraya mengusap lembut surai hitam Ara ia berbicara menasehati gadis ini agar ikut bersama Papah nya.
Dengan segenap kesabaran Ara berhasil di bujuk dan ikut pindah walau hati nya sangat berat meninggal kan kota bandung tercinta nya ini.
-------------------
Selamat pagi, siang, sore dan malam para readers ku yang ada di belahan bumi mana pun. Makasih buat yang udah vote and coment nya, part ini baru aku revisi karna aku akhir akhir ini sibuk nonton anime sama buat cerita di akun sebelah. Baru mampir lagi di akun ini dan dapet 77 notip dari update an terbaru cerita lain sama readers baru di cerita ini.
Seneng sih tapi juga kecewa karna lumayan banyak pembaca gaib yang ga ngasih vote nya sama sekali. Padahal apa rugi nya sih ngevote? Ngabisin berapa banyak kuota? Dan ngabisin berapa banyak tenaga? Ga sebanyak yang di kira kan?
Jadi ayo lah royal dalam memberikan vote biar yang punya cerita juga semangat buat nulis cerita lain dan ngelanjutin cerita yang lagi mereka tulis.
Selesai di Revisi pada tanggal 20 Mei 2021
Oleh DeaFebriana734 di wattpad
KAMU SEDANG MEMBACA
Tentang Ara✧ ཻུ۪۪ [Dalam Tahap Revisi]
Подростковая литератураCerita ini tentang seorang adik yang menghidupkan kembali sosok kakak kembar kesayangan nya, yang menjadi idola sejak kecil. Umur kedua nya hanya berjarak 10 menit, namun terlihat seperti 10 tahun. Bukan rupa yang membuat sang kakak terlihat tua, me...