Seperti perkataan nya kemarin, Ara mulai memasuki sekolah nya lagi. Meski mata nya masih tak terima jika melihat bajingan sialan itu tapi ia tetap membulatkan tekat nya.
Kringgg kringgg kringgg
Jam istirahat pun berbunyi, kini Ara dkk, Rendi dkk, dan Devan dkk. sudah berada di kantin dan duduk di meja yang sama.
"Siapa yang pesenin nih" ucap Samuel.
"Zidan" ucap Rendi dan Samudra.
"Rifa" ucap Fiqa
"Cio" ucap Devan.
"Jadi mau nya siapa?" Tanya Fiqa.
"Yaudah gini aja mending yang mesen Rifa, Cio, dan Zidan" usul Rendi.
"Setuju" ucap semua nya berbarengan.
"Kompak bener ye lu semua" ucap Cio.
"Udah lah bacot bener lu mending pesenin pesenan gue" ucap Ara dengan mood yang sudah kembali normal.
Setelah menanyakan pesanan mereka Cio, Zidan,dan Rifa pun pergi memesan kan makanan.
"Gimana keadaan kamu sayang" ucap Rendi pada Ara dan membuat Fiqa merasa cemburu.
"Ara udah baikan" ucap Ara.
"Ara yakin gamau cerita semua nya?" Tanya Samudra yang mencoba menggali informasi lebih dalam dari gadis yang ia sukai.
"Ara mau ke bandung nanti sabtu" ucap Ara mengalihkan pembicaraan.
"Buat?" Tanya Rendi setengah terkejut.
"Aku kangen Mamah dan Kak Rara, kak" jawab Ara tak sepenuh nya bohong.
"Mau kakak temenin?" Tanya Samudra.
"Ara pergi sama Kak Devan, iya kan Kak Devan" ucap Ara pada Devan.
"Iya" ucap Devan walaupun ia belum mengetahui sebelum nya.
"Ra abis ini mapel fisika" ucap Samuel mengingatkan.
"Tenang aja Sam mental gue udah sekuat baja kok" ucap Ara yang sedikit berbohong, karna nyata nya mental nya belum sekuat itu.
"Tenang aja kita ada di samping lo Ra" ucap Samudra.
"Iya jadi lo gausah takut lagi sama bajingan itu" ucap Zidan yang melanjutkan ucapan Samudra.
"Takut? Apa kalian udah tau tentang masalah Ara? Apa yang kalian tau? Dari mana? Bahkan Papah dan Abang Ara pun gatau apa apa. Kalian gali masa lalu Ara? Tanpa sepengetahuan Ara?"
"Hehe" kekehan mengambang dari Samudra, Rendi, dan Samuel sambil menggaruk kepala nya yang tak gatal.
"Siapa yang izinin?" Tanya Ara sambil menjewer kuping Rendi dan Samudra.
Memang sekarang posisi Ara itu di samping ada Samudra dan Rendi, di depan nya Devan, di samping Devan ada tempat duduk Cio yang kosong dan Vino, di depan Samudra ada tempat duduk Rifa yang kosong dan di samping nya ada Rifa serta Zidan dan Samuel yang di samping Rendi.
"Ampun Ra ampun sakit banget nih kuping kakak kalo copot gimana Ra" ucap Rendi memohon.
"Ampun Ra ka Sam cuma di suru kakak laknat mu itu" ucap Samudra sambil menunjuk ke arah Rendi.
"Apaan sih lo bawa bawa gue dia boong Ra kakak ga nyuruh kok" ucap Rendi bohong.
"Bagus malah main salah salahan" ucap Ara dan mengencangkan jeweran nya.
Namun tiba tiba Rana dateng dan menempati tempat duduk Zidan. "Hai semua Rana back" ucap Rana.
"Loh loh kenapa kakak jewer ka Rendi?" Tanya Rana.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tentang Ara✧ ཻུ۪۪ [Dalam Tahap Revisi]
Fiksi RemajaCerita ini tentang seorang adik yang menghidupkan kembali sosok kakak kembar kesayangan nya, yang menjadi idola sejak kecil. Umur kedua nya hanya berjarak 10 menit, namun terlihat seperti 10 tahun. Bukan rupa yang membuat sang kakak terlihat tua, me...