_Di jodohin?!! ❥.ᨘ۫.ꪶ [🍻]

197 33 5
                                    

1 bulan sudah Ara bersekolah di sini, beruntung sekali kedua manusia abstrak itu bisa mengubah sedikit prilaku bejat Ara.

Dan selama 1 bulan itu pula ia tak bertemu dengan teman teman nya yang berada di bandung. Tersimpan rasa rindu yang begitu mendalam, hingga terkadang ia sangat ingin menghubungi mereka tapi sayang seluruh kontak nya ter'riset saat hp nya terjatuh ke dalam WC tempo hari.

Sial, Ara sangat merutuki nasib sial nya hari itu. Ara hanya menunggu ada orang orang sana yang menghubunginya dalam waktu dekat ini, namun nihil sampai saat ini pun mereka tidak mencoba untuk menghubungi Ara.

Hari ini ia bersikap seperti biasa yaitu datar dan dingin. Melahap sepasang roti dengan selai coklat kesukaan nya, hanya ada keheningan di antara Ayah dan anak ini namun seolah tak ingin terus terdiam akhirnya sang Ayah pun mengalah dan memberitahu rencana nya hari ini.

"Tunggu Papah sehabis pulang sekolah"

"Ara bisa pulang sendiri"

Kedua nya seperti orang asing yang saling berbicara namun tak saling menatap.

"Ada acara penting sehabis pulang sekolah hari ini"

"Ara ga peduli"

"Tapi Papah peduli"

Brak

Ara menggebrak meja makan, lalu menggigit sisa rotinya "Yaudah Papah urus sendiri, gausah bawa bawa Ara!"

--------

"Nape lu?" Tanya Fiqa saat melihat wajah masam Ara.

"I have a problem with Dad this morning"

"What is your problem?" tanya Rifa penasaran.

"Yah seperti biasa dia maksa gue buat nurutin semua perintah nya"

"Kenapa ga lu ikutin aje dulu?" Ucap Fiqa menyarankan.

"I'm not the doll, gue bukan boneka yang selalu mengikuti perintahnya"

"Tapi lu anak nya bodoh" cerca Fiqa

"Yap lo lahir dari sperma yang dia tanem di rahim Mamah lo" penambahan penjelasan vulgar dari Rifa.

"Gue kan ga pernah minta di lahirin ke dunia ini dari sperma nya" savage sudah perkataan Ara hingga membuat kedua teman nya ini bungkam.

Keterdiaman mereka terus berlanjut hingga bel masuk pun berbunyi. Seolah tak ingin lagi ada yang membuka pembicaraan ketiga nya pun terdiam hingga pelajaran selesai.

Kring kring kring

"Kalian mau pesen apa? Biar gue yang pesenin" tawar Rifa. Ya memang sudah menjadi kebiasaan Rifa untuk selalu memesankan makanan untuk kedua nya.

"Nasi goreng pedes 1 sama ice tea nya satu" pesan Ara.

"Mie ayam ga pake seledri sama ga pedes, minum nya samain aja sama lu" pesan Fiqa.

Rifa melenggang pergi menyimpil di antara banyak nya orang yang sedang mengantri di sana. Badan mungil nya memudahkan Rifa untuk melakukan itu.

Sesudah makan Ara tak langsung ke kelasnya melainkan pergi ke toilet, Ara merasa sangat ingin pipis.

Saat sampai di depan pintu ia terdiam sejenak kala laki laki itu keluar dari toilet perempuan, ini kali kedua laki laki itu berpapasan dengan Ara di depan pintu kamar mandi wanita. Tanpa mau menegor atau hal semacam nya Ara pun masuk dan segera melakukan ritual nya.

Ara tak mau peduli dengan urusan laki laki itu, tapi akan ia tandai wajah mesum nya.

--------

Bel sudah berbunyi sekitar 30 menit yang lalu, semua murid sudah pulang ke rumah nya masing masing tapi tidak dengan Ara. Perempuan itu masih sibuk menghisap tembakau kelima yang ia nyalakan dengan korek. Begini lah prilaku seorang Ara saat merasa frustasi.

Dia tak ingin pulang, dia tak mau mengikuti permainan baru Papah nya. Terlalu menyebalkan.

Namun rencana nya seketika hancur saat Papah nya menelusuri setiap inci sekolah hingga menemukan sosok Ara di sana. Ia tak terkejut mengetahui Ara merokok karna ini bukan kali pertama nya melihat putri bungsu nya menghisap tembakau tembakau itu.

Tanpa ingin berlama lama Rino mengajak Ara pulang, tentu tidak semudah yang di kira namun dengan 1001 cara nya, Rino berhasil membawa Ara pulang.

Ara memasuki rumah yang baru ia tinggali selama 1 bulan, di sana terlihat seperti ada sepasang suami istri dan anak nya yang sedang terduduk menunggu kehadiran sang pemilik rumah. Ara tak ingin ada diantara mereka namun ingin pergi pun susah karna tangan nya sudah di gengam lekat oleh sang Papah.

Dalam hati ia menyumpah serapahi Papah nya ini, dengan sangat terpaksa ia harus mengikuti permainan Papah nya lagi.

Arghhh i hate a situation! -batinnya menggebu gebu.

Kata yang terulang kembali dan mungkin akan terulang terus menerus.

"Anak lu?"

Memang mereka tidak pernah berbicara dengan bahasa formal jika sedang santai.

"Jangan pura pura tidak mengenalnya kawan"

"Oke oke"

"Sangat cantik dan lucu" puji seorang wanita paru baya yang sepertinya hanya beda beberapa tahun dengan Papah.

Ara tak menunjukan sedikit pun senyuman manis nya, ia tak berminat mengeluarkan kebaby pacean di hadapan orang lain. Wajahnya datar, ia sama sekali tak berminat dalam pembicaraan ini.

"Dia anak gue Devan"

"Salam kenal ya Dev"

"Iya om"

"Panggil Papah aja kan sebentar lagi mau jadi menantu Papah masa manggil nya om"

Ara mengerti semua nya saat ini, merepotkan. Banyak beban yang harus Ara tanggung saat ini dan Papah nya malah ingin menambah beban itu? Sungguh bukan orang tua yang baik.

"Iya Pah"

"Kapan kita akan melangsungkan pernikahan?" Tanya ayah dari laki bernama Devan itu.

"Ngebet banget pengen punya mantu kaya anak gue"

"Siapa sih yang gamau punya menantu kaya gini? Imut dan cantik"

"Gue sih terserah kalian aja"

"Bagaimana jika 1 minggu lagi pertunangan nya dan satu bulan lagi pernikahan?" Usul Deno yang tak lain adalah ayah dari Devan.

Usulan nya di terima sangat baik oleh ketiga nya, namun tidak untuk untuk Ara. Jauh di lubuh hati nya, ia sedang menahan beribu ribu kekesalan dan ingin sekali ia lampiaskan. Namun sepertinya tidak baik jika sifat ketidaksopanan nya muncul di situasi ini. Ara memilih bungkam hingga perbincangan hangat mereka selesai.

Setelah mereka memutuskan untuk segera pulang, Ara langsung ke kamarnya dan segera melakukan ritual mandi nya. Ia butuh kesejukan untuk hati nya yang sedang panas!


Semua tak harus selalu baik baik saja-!

-Ara

Selesai di Revisi pada tanggal 22 Mei 2021
Oleh DeaFebriana734 di wattpad

Tentang Ara✧ ཻུ۪۪ [Dalam Tahap Revisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang