Semua turun untuk memakan sarapan yang telah di sediakan Ara
"Masak apa hari ini?" Tanya Bunda. Yaps mereka semua menginap kemarin
"Cuma nasi goreng, sama ya yang gitu gitu aja" jawab Ara seadanya
"Ra yakin nih segini muat?" Tanya Vino
"Kalau kalian ga serakah sih pasti muat" jawab Ayah
"Yeuh bukan serakah Yah tapi takut keabisan" serkah Rendi
"Sama aje bambang" ucap Zidan
"Berani lo lawan ketua? Mau gue tendang dari KK?" Ancam Rendi
"Wes wes santai bro" ucap Zidan
"Rumah kita rame ya kalau temen Rendi, Devan, dan Ara kumpul" ucap Papah
"Beuh bukan lagi om" ucap Samuel
"Hooh toh gudangnya orang orang bacot" ucap Cio
"Sampah masyarakat ye?" Ucap Rifa
"Hooh kaye lu" ucap Fiqa
"Coba dong lo semua ngomongnya kaga toxic ada anak gue nih denger" ucap Devan yang secara tidak langsung menengahi
"Iye dah maap" ucap Cio
"Ini masih mau debat apa mau mulai sarapan?" Tanya Samudra
"Talapan dong tia udah lapel ni" jawab Chia
"Oks lah" jawab semua nya kompak
Mereka memulai sarapan nya dengan hikmat dan tanpa obrolan. Sebenarnya Ayah yang melarang untuk berbicara saat makan karna tidak baik katanya
Selesai makan Ara, Bunda, Rifa, dan Fiqa membereskan meja makan serta dapur sedangkan yang lain nya sedang berkumpul di ruang keluarga
"Cha" panggil Rifa
"Apa?" Tanya Ara
"Gue mau lanjut kuliah di Florida setelah lulus"
"Kenapa ga lanjut di sini?"
"Bokap sama nyokap akan stay di sana dan gue di suruh ikut sama mereka"
"Yakin gamau stay di sini?"
"Sebenernya gue pengen tapi mungkin gue akan di sana sampe gue selesai kuliah"
"Yakin lo bisa masuk universitas di sana? Lo kan lemot di tambah nilai lo jelek"
"Yeuh ya lo ajarin lah biar nilai gue naik dan bisa masuk universitas yang ada di sana"
"Iya iya gue bantu lo"
"Thanks banget Cha"
"Santuy ae kali, tapi lo akan sering sering main kan?"
"Pasti!"
Setelah beres mereka pun langsung bergabung dengan yang lain nya
Ara memperhatikan anak sulungnya yang terus saja terdiam sejak bangun tidur tadi. Bahkan hingga saat ini ia sama sekali tak berminat untuk mengeluarkan suara nya, berbanding terbalik dengan Chia yang sedari tadi terus saja mengoceh tanpa henti
"Chio kenapa diem aja?" Tanya Ara
"Chio kenapa sayang? Kok gamau ngomong?" Tanya Rifa
"Anak lo mendadak bisu kali Ra" ucap Zidan
"Lo mau gue mutilasi detik ini juga?" Ancam Ara
"Gila kejam banget, kaga kakak kaga adiknya sama sama kejam" ucap Zidan
"Ya biar" ucap Ara dan Rendi kompak
"Chio" panggil Ara
Chio beralih dari pangkuan Devan ke pangkuan Ara lalu berbisik pada Ara
KAMU SEDANG MEMBACA
Tentang Ara✧ ཻུ۪۪ [Dalam Tahap Revisi]
Fiksi RemajaCerita ini tentang seorang adik yang menghidupkan kembali sosok kakak kembar kesayangan nya, yang menjadi idola sejak kecil. Umur kedua nya hanya berjarak 10 menit, namun terlihat seperti 10 tahun. Bukan rupa yang membuat sang kakak terlihat tua, me...