Episode 24 - Lubang Hitam

2.2K 467 95
                                    

Unggul vakum dari klub Futsal karena mau fokus pembinaan olimpiade. Perintah orang tua, katanya. Dia meminta Dayan untuk menggantikannya sementara waktu. Dayan punya kemampuan, popularitas, dan dedikasi yang dibutuhkan klub mereka. Ia juga dekat dengan adik kelas karena kerap mendampingi latihan. Unggul jadi heran, mengapa yang dipilih menjadi kapten dulu bukan Dayan saja? Apalagi setelah diserahi tanggung jawab itu, Dayan lekas bertindak. Tidak hanya memimpin latihan dan memotivasi adik-adik kelas untuk menjadi pemain futsal profesional, Dayan juga mengikuti rapat-rapat ekskul yang diadakan OSIS. Aktif berpartisipasi pula, tidak asal-asalan hadir saja.

Futsal adalah hobi yang dicintainya sejak dulu. Mana mungkin Dayan menolak permintaan Unggul. Terlebih, ia memang sedang membutuhkan banyak kesibukan.

Satu-satunya downside hanyalah anak-anak perempuan yang semakin gencar mengganggunya. Mereka pikir Dayan jadi semakin keren karena menjadi kapten. Padahal, jabatan itu hanya dipinjamkan padanya dan Dayan menerima tanggung jawab itu agar bisa mematikan hatinya sendiri.

Ah, ada lagi satu pengganggu.

Tak lain tak bukan: Robert. Orang yang sekali lagi menciptakan huru-hara karena iri Dayan lebih dipercaya di klub daripada dirinya.

Kali ini, Robert memulai gara-gara dengan frontal di kafeteria. Tahu-tahu saja menabrakkan gelas minumannya ke punggung Dayan yang sedang duduk bersama Geng F4. "Eh, sori, Kapten. Kesandung," ucap cowok itu dengan seringai culas.

Kali ini, Rendi yang berdiri.

"Sebuta apa mata lu sampe nggak ada apa-apa bisa kesandung?" seru cowok itu dengan suara lantang yang mengagetkan banyak orang. Teman-temannya sendiri terperanjat melihatnya begitu, apalagi orang lain di sekitar meja mereka.

Meski tidak menyangka akan mendapat reaksi dari orang yang tidak terduga, Robert tetap membusungkan dada. "Gue yang kesandung napa lo yang nggak percaya?" tantangnya.

"Ren, biarin aja," kata Dayan, tahu temannya akan terprovokasi.

Rendi tidak menghiraukan. Serangnya, "Eh, lu anak Futsal, kan? Lu nggak suka Dayan ditunjuk jadi kapten? Nggak suka kalah sama Dayan terus? Gosipnya cewek lu dulu juga demennya ama Dayan. Ngenes amat ya lu jadi cowok. Terinjak-injak ya harga diri lu, ha? Sampe pura-pura kesandung cuma buat numpahin—"

"Diem lo, anjing!"

Nina orang pertama yang memekik saat Robert menerjang Rendi. Keributan itu terjadi tepat di sampingnya karena ia duduk di sebelah Rendi. Astridlah yang menariknya menjauh, sementara Dayan dan Nawang langsung berdiri untuk melerai. Tirta dan Adit terlihat terganggu dan malas terlibat, jadi mereka menyingkir begitu saja, memberi ruang bagi lebih banyak anak laki-laki untuk kebagian peran memisahkan Robert dari Rendi.

Gara-gara kericuhan itu, lagi-lagi, Dayan duduk di ruang BK.

Ia duduk tertunduk di belakang Rendi dan Robert. Bicara seperlunya saja karena fokus ceramah Bu Rianti ada pada dua orang di depannya. Kemeja dan kaus dalamannya yang basah terkena cairan lemon tea sudah diganti kaus bersih pinjaman dari Dedy—yang selalu menyimpan pakaian ganti di loker ruang klub—dan dilapisi hoodie All You Need is Math milik Nawang.

Dayan menyimak persidangan di depannya dengan perasaan lelah. Peristiwa di kafeteria tadi sedikit mengoyak pertahanannya. Rasa frustrasi karena lagi-lagi masuk BK mencemari benaknya lagi, tetapi Dayan mati-matian menyingkirkannya. Ia berusaha memusatkan konsentrasi pada percakapan di ruangan ini agar tidak lagi mendengar suara-suara sumbang dalam pikirannya.

Ketika ditanya kenapa mereka berkelahi, Robert menuduh Rendi telah terpengaruh kenakalan Dayan.

"Ibu inget Dedy, kan? Semua orang yang temenan sama Dayan pasti jadi ikutan liar, Bu! Itu karena dia itu pengaruh buruk, Bu! Kenapa sampai sekarang nggak dikeluarin dari sekolah, sih? Apa karena omnya kepala sekolah di SMA sebelah? Nggak adil itu, Bu!"

Episode DayanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang