Tidak seperti yang Dayan khawatirkan, hari-hari rehatnya yang dihabiskan bersama keluarga ternyata menyenangkan.
Selain berbelanja, foto keluarga, dan membeli perlengkapan Natal sesuai rencana Liliana, mereka juga mengunjungi tempat-tempat yang menyimpan kenangan indah masa muda Liliana dan Darius selama tinggal di Jakarta, juga memperkenalkan Carissa pada destinasi-destinasi iconic Jakarta mulai dari Pasar Tanah Abang, Monumen Nasional, sampai Kota Tua. Dayan menjadi turis di kota kelahirannya sendiri. Ia berusaha menjadi pemandu wisata Carissa meski wawasannya pas-pasan, sambil membantu gadis itu merasa familier berbicara dengan bahasa Indonesia.
Untuk pertama kalinya, meski masih diselimuti perasaan kikuk dan canggung, Dayan tahu seperti apa rasanya mengukir kenangan bersama keluarga. Setelah sekian lama, ia akhirnya menjadi seorang anak dengan kehidupan normal yang selama ini ia damba-dambakan. Apalagi, seluruh anggota keluarganya membanjirinya dengan perhatian dan kasih sayang. Mereka tak sungkan menunjukkan bahwa selama bertahun-tahun ini mereka juga merindukan dan mendambakan kehadiran Dayan. Meyakinkan Dayan sekali lagi bahwa ia tak pernah benar-benar dibuang apalagi dicampakkan, dan sekarang perasaan-perasaan negatif itu sudah tidak relevan lagi.
Walau begitu, ada satu pertanyaan membingungkan yang membuat Dayan berpikir, mungkin kebersamaan ini tidak akan bertahan lama.
"Kak Dayan ikut pulang ke Lyon, kan?"
Perjalanan pulang di mobil siang itu tiba-tiba terasa kaku setelah pertanyaan itu diucapkan. Carissa mengutarakannya dengan polos sekaligus cemas, seakan-akan dia takut mendapatkan jawaban "tidak".
Di situ Dayan baru sadar, ia dan adiknya punya definisi "pulang" yang berbeda.
Minggu depan, ayah-ibu dan adiknya harus kembali ke Prancis. Ada banyak pekerjaan yang menunggu Darius, dan Carissa tidak bisa absen dari sekolah terlalu lama.
"Pokoknya harus ikut," kata Carissa cepat sebelum ada yang berbicara. "Kamar Kak Dayan kan udah aku hias. Kak Dayan juga bisa pindah ke sekolahku."
Liliana dan Darius sama-sama terdiam, memberi Dayan petunjuk bahwa pembicaraan ini belum pernah didiskusikan sampai selesai sebelumnya. Dayan juga ikut tercenung, sebab punya kamar baru dan sekolah baru di Prancis sana? Ia tidak pernah berpikir sampai sejauh itu sebelumnya. Selama ini, "pulang" baginya adalah Jakarta dan segala isinya, karena di situlah ia tinggal dan bertumbuh.
"Rissa ...," Liliana mulai membujuk, tetapi dipotong dengan keras oleh Carissa.
"Mama bilang Kak Dayan mau jaga aku!" Gadis itu merajuk dan mulai menangis. "Siapa yang jaga aku kalau Kak Dayan nggak ikut pulang!"
Dayan tidak tahu harus berkata apa. Liliana masih berusaha membujuk Carissa, kali ini menggunakan bahasa Prancis yang sampai sekarang masih terdengar seperti gumaman-gumaman sengau di telinga Dayan. Mendengar itu, Dayan menyugar poni rambutnya dengan frustrasi. Haruskah ia pindah ke Prancis?
Sesampainya di rumah, Dayan menghampiri Daniel yang sedang mengelapi motor besar kesayangan mereka berdua di garasi, 1199 Panigale yang selamat dari musibah berdarah yang menimpa Dayan minggu lalu. Baru saja Dayan duduk terbalik di kursi kayu tak jauh dari motor itu, Daniel sudah bertanya, "Gimana tadi jalan-jalannya?"
Dayan melipat kedua tangannya di atas punggung kursi dan menyandarkan dagunya di sana. "Carissa ngambek," jawabnya. "Dia ngotot mau aku ikut pulang ke Lyon."
"Kamu nggak mau?"
"Belum tahu. Yang jelas rasanya aneh denger 'pulang ke Lyon'. Rumahku kan di sini."
"Iya juga, sih. Udah ngobrol sama papa-mamamu?"
Dayan menggeleng.
Meski ayah dan ibunya tidak berkata apa-apa kepadanya, Dayan tahu keinginan Carissa itu tidak bisa dikabulkan dengan mudah. Daniel sudah menjelaskan semuanya di rumah sakit tempo hari. Dayan tidak akan diakui dan diterima kehadirannya di Lyon selama ia belum menjadi warga negara Prancis. Meski keluarga kecilnya sangat menghargainya, ia masih belum punya tempat di mata keluarga Bataille.
KAMU SEDANG MEMBACA
Episode Dayan
Teen FictionAndreas Dayan diterima menjadi salah satu siswa baru di SMP Bomantara. Segera ia memutuskan akan menjaga jarak dari semua orang. Anak-anak di sekolahnya begitu sama dengannya, tetapi ia begitu berbeda dari mereka. Ia tidak mau dirinya dikenal dan me...