12. SEKARAT SATU

966 90 29
                                    

SIAP BACA CERITA BARU BUT GENGSTER
.
.
.
.
.
.

12. SEKARAT SATU

Bagaikan sebuah Turing, Namun berbeda, ini adalah Perjalanan menuju Medan Perperangan, Mati Atau Menang, hanya itu lah yang dipertaruhkan

Meninggalkan Sekolah dan urusan lainnya, kini seluruh Penghuni Lexis Tengah menuju kota Bandung, memenuhi Undangan, bukan lebih tepatnya tantangan Gaziro si pecundang

Bukannya 3 Hari lagi? Memang benar 3 hari lagi, Namun saat ini Lexis memilih berangkat Lebih cepat agar strategi lebih mantap, Azig Ga Tuch.

Pukul 8 Malam, Mereka sudah sampai di sebuah Gedung tua, Ini lah Markas tersembunyi milik Lexis

Markas yang Tersedia di penjuru Manapun, Karna strategi yang mereka rasakan cukup Mantap, Maka mereka akan menikmati dengan bersantai

"Arrghh" Bevan Menoleh Ka arah Leon

"Kenapa Lo!?" Tanya Bevan

"Masa iya gue LDR an sama para pacar gue"

PLETAK

Putra melemparkan Stik PS yang ada di tangannya "Gausah sok kegantengan Bagong!"

"Emang gantang wlekkkk!" Ujar Leon mencibir

"idih najis, Lo kira Lo Kaya Zidny apa!" Ketus Putra

"Ngapain bawa bawa Zidny Nyed!" Ujar Bevan

"Ya kalo Zidny melet melet menggoda iman, lah kalo Lo melet melet menggoda apaan, Menjijikan yang ada"

PRANG

Sebuah Botol Coca Cola Mendarat Di kepala Putra, Putra menatap sang Empu, Beuhh tatapannya Tajam bener, kek mo mangsa siapa aja

"Bawa Bawa Zidny Lo njig" Sinis Zayn

"Iye Maap Baginda" Putra Mengatupkan Kedua tangannya di depan dada

BUAHAHAH

Tawa Leon Pecah diikuti Tawa Anggota Lexis Lainnya, Mati kan Lo nyed ngeledek gue

"Karma Untuk Lo yang durhaka Ke temen" Ejek Leon, Nabil menatap ke arah Leon

"Emang Lo temen Putra!?" Tanya Nabil sarkas

BUAHAHAHAHA

Damn it, ingatkan Leon ketika pulang nanti untuk mengasah bela dirinya, agar mampu menghabisi Nabil, tolong ingatkan

PROK

Dari iris matanya Leon dapat melihat seluruh anggota Lexis menertawainya, diikuti dengan tos antara Putra dan Nabil karna berhasil meledek Leon habis Habisan

"Emakkk! anakmuuu di bully" Adu Leon, Nasib Nasib

****

Zidny Berjalan Menuju Koridor yang sepi, tumben biasanya Jam segini Anak Lexis sudah memenuhi Koridor , Bodo lah

Kini berbagai macam Tatapan Sudah Tertuju Pada Zidny. Risih, itulah yang Zidny Rasakan. Namun Sebuah Tangan Merangkul Pundak Zidnh, ia Menoleh Fanya?

"Tumben Pagi" Sindir Zidny menyungingkan senyum miringnya

"Pagi Mbahmu! Udah Jam berapa ini sayang" Ujar Fanya meledek

Zidny melirik Jam tangan miliknya, Lalu
Ia menepuk jidatnya keras "Telat dong Gue" Gumamnya

"Telat apaan, ini belum masuk neyanjim" Koreksi Fanya

Fanya menarik Zidnh menuju Loker yang sudah seabad tidak pernah Zidny buka

'Bout GangsterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang