SIAP BACA CERITA BARU BUT GENGSTER
.
.
.
.
.35. MIE INSTAN
"UMMM ZIDNY..."
Zidny menoleh kebelakang, disana ada Zayn yang baru saja memarkirkan motornya. Zidny menghela nafas
"Apalagi?" Tanya Zidny, Zayn tersenyum "Mau ga nemenin gue beli kado?"
Zidny terdiam sejenak "Aca kan ada" Lantas Zidny kembali melanjutkan Jalannya, Zayn segera mencekal pergelangan tangan Zidny
"Masa ngajak cewe orang"
"Gue sibuk"
Zayn terdiam. "Kalo sibuk ngapain dari tadi muter muter kompleks?"
"Kok tau?"
Zayn tersenyum bangga "Gue gitu loh"
"Alay" Lantas Zidny menepis kasar tangannya dari cekalan Zayn itu
"Please Ney, Kalo ga ada kadonya tar gue di sidang sama Leon"
Zidny menoleh "Terus gue peduli?"
Zayn mendengus kesal "IKUT GUE VALID NO DEBAT" Dengan segera Zayn menarik tangan Zidny menaiki motornya
"Nih pake" Zayn menyodorkan Helm kearah Zidny lantas dibalas tatapan datar oleh Zidny. Udah tau Zidny gak mau masih aja diPaksa
"Yauda gue pakein" Lantas Zayn segera mengarahkan Helm itu ke kepala Zidny
Zidny menepis tangan Zayn "Gue bisa sendiri." Zayn mengangguk angguk paham sesekali menarik ujung bibirnya. Gemes
***
Zayn memberhentikan Motornya tepat didepan sebuah Mall. Zidny yang hanya memakai Hoodie over size serta legging hitam pun menatap Zayn sinis "Kenapa gabilang kesini?"
Zayn menatap ke arah Zidny bingung "Yalagian ga nanya"
"Baju gue kaya gembel Raja!"
Zayn menatap Zidny dari atas sampai bawah "Cakep"
"Cakep" ejek Zidny dengan nada menye menye miliknya
"Inituh penindasan" Tegas Zidny
Zayn yang dasar nya memang gapunya hati pun hanya melenggang pergi "Bodo amat"
Zidny melongo "B bukannya yang marah gue?" Monolog Zidny untuk dirinya sendiri tapi kenapa kesannya malah Zayn yang seenak pantat nyuruh nyuruh Zidny
"Yaudah cari sendiri"
Zayn menepuk Jidatnya kenapa bisa ia lupa kalau konsepnya kan Zayn mau merjuangin Zidny. Tapi ini kenapa malah Zayn yang seenak jidat nyuruh nyuruh Zidny. Zayn berbalik menampilkan cengiran khas miliknya "Lupa hehe..."
KAMU SEDANG MEMBACA
'Bout Gangster
Novela Juvenil"katanya kalo jodoh ketemu lagi" kisah kita memang tidak direstui semesta, semestinya tidak dimulai sejak awal.