Kualanamu Internasional Airport
Sejak pesawatnya mendarat di tanah kelahiran Papanya itu perasaan Erina langsung tidak enak. Asli. Setiap rute penerbangannya menuju Medan pasti ada saja hal yang terjadi seolah pertanda jika keluarga Nasution cabang Medan sedang menunggu kedatangannya.
Pertanda pertama? Geo menjadi Co-pilot di penerbangan kali ini, walaupun kini pria itu hanya menebar senyum pada Erina yang dibalas Erina dengan anggukan pelan.
Pertanda kedua, entah kesialan macam apa yang dihadapi Erina, Purser nya adalah Mbak Widy yang sangat membenci Erina dan selalu mencari kesalahan kecil yang diperbuat Erina.
Pertanda ketiga, saat Erina baru saja menginjakkan kakinya di pintu kedatangan, arak-arakan geng Nasution terlihat paling mencolok menyambutnya. Sudah jelas, Yang Dipertuan Agung Opung Hadi sudah mengurus segala hal untuk menahan Erina untuk menetap di Medan selama beberapa hari.
"Yaampun mbak Er, pake make up apa? Wajahnya glowing banget," tanya Savanya yang sedang memegang kamera untuk vlog.
"Kemarin kamu ke Amsterdam ya Er? Aku lihat postingan kamu di instagram, kece ya tempatnya," ucap Iren si hobi traveling.
"Gengs, please diem, Erina baru aja tiba." Dara menyela, satu-satunya orang yang waras diantara Savanya dan Iren.
"Mbak Dara gak mau wawancara bareng Mbak Erin buat bahan riset cerita Mbak?" tanya Savanya, kini kameranya sudah dimatikan.
"Kalian parkir mobil di mana?" Erina membuka suara, dia bisa merasakan pandangan orang-orang tertuju pada empat gadis yang sedang berdiri di dekat pintu kedatangan seperti kumpulan bidadari. Apalagi Iren merupakan seorang aktris. Untunglah Erina sempat mengganti seragam hijau tosca nya, jadi dia tidak terlalu mencolok.
"Kita masih tunggu Mbak Safira, kok lama ya? Mbak Erin tadi ndak ketemu mbak Safira di pesawat?" tanya Savanya. Erina menggeleng. Jelas, Erina mengurus kelas ekonomi dan Safira yang merupakan seorang terkenal pasti berada di kelas bisnis.
"Aduh harusnya Fira udah daritadi sampe nya," dumel Iren.
"Erin, kamu punya sandal jepit?" tanya Iren. Erina menggeleng.
"Tapi aku punya flat shoes, kamu mau pakai?" tawar Erina.
"Iya mau banget," jawab Iren dengan semangat. Erina mengeluarkan flat shoes nya dan menyerahkannya pada Iren.
"Pas gak?" tanya Erina.
"Agak longgar tapi gak apa-apa," ucap Iren lalu dia mengambil high heels Saint Laurent berwarna putih yang tadi dia pakai dan meletakkannya di dekat tempat sampah.
"Kok high heels nya di buang mbak?" tanya Savanya kebingungan.
"Gak usah kayak orang susah gitu Van, masih bisa beli lagi kok," jawab Iren dengan santai.
Wong edan! Gumam Erina dalam hati.
"Guys!" keempat gadis itu menoleh dan mendapati seorang gadis dengan penampilan santai tersenyum lebar. Safira. Beberapa orang bahkan menjerit tertahan. Keluarga Nasution memang bibit unggul.
"Lama banget, kena macet?" Tanya Dara menyindir Safira. Safira tersenyum.
"Maaf mbak, tadi banyak yang ngajakin foto," jawab Safira.
"Yaudah yuk, Opung sama Bunda udah nunggu," ajak Dara kemudian kelima gadis itu beranjak menuju parkiran.
"Erin, kok aku gak lihat kamu di pesawat?" tanya Safira sambil meletakkan kopernya ke dalam bagasi mobil.
"Kan aku di kelas ekonomi Fir, kamu di bisnis kan?" jawab Erina.
"Iya sih, aku juga gak tahu kita di pesawat yang sama, pas udah touchdown baru dapat kabar dari Opung kalau kamu juga ke Medan," ucap Safira. Erina mengangguk singkat lalu mereka masuk ke dalam mobil.

KAMU SEDANG MEMBACA
PERTIWI
Storie d'amore#Sequel moveon "Kamu itu, pacaran udah kayak baju, Gonta-ganti terus. Kalau gitu terus nikahnya kapan?" -Raina Azalea Lubis, Ibunda Ratu "Beli sayuran aja dipilih-pilih dulu, kalau bagus baru diambil." -Erina Kartika Pertiwi Nasution, Pramugari Garu...